Transforming Our World : The 2030 Agenda For Sustainable Development
Transforming Our World : The 2030 Agenda For Sustainable Development
melalui agenda Sustainable Delevopment Goals. Dorongan gelombang SDGs juga menguatkan Pemerintah Indonesia untuk
melaksanakan UUD 1945, tepatnya pada pembukaan alenia keempat : “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi,dan k eadilan sosial, maka disusunlah UUD 1945 berdasarkan Pancasila.”
Dibuktikan oleh pemerintah pusat dan daerah yang berupaya meregulasi kebijakan, agar berpihak pada kepentingan masyarakat umum (perbaikan sistem), memperbaiki infrastuktur, melakukan pemberdayaan, mendukung Dibuktikan oleh pemerintah pusat dan daerah yang berupaya meregulasi kebijakan, agar berpihak pada kepentingan masyarakat umum (perbaikan sistem), memperbaiki infrastuktur, melakukan pemberdayaan, mendukung
Sebagai bukti, pada dua tahun masa kepemimpinan Presiden Jokowi, kesejahteraan masyarakat diciptakan melalui pembangunan yang tidak Jawa sentris. Perbaikan infrastruktur dilakukan di luar daerah Jawa. Kemudian upaya perbaikan sistem BPJS, Tax Amnesti, KPBU, Kartu Indonesia Sehat, Manajemen konfik bidang ekonomi-politik, dan Kartu Indonesia Pintar. Gebrakan juga dilakukan kementrian Kabinet Kerja, misalnya kebijakan kementrian keuangan yang memangkas anggaran APBN 2016 sebesar Rp 65 trilliun di tiap kementrian dan kementrian sosial yang mengembangkan basis data terpadu (BDT) serta sistem informasi kesejahteraan sosial (SIKS) yang membantu menginventaris data kesejahteraan sosial. Kemudian eksistensi daerah dibuktikan dengan saling berlomba – lomba mewujudkan smart city with technology.
Apresiasi memang layak diberikan pada pemerintah yang sedang berupaya melakukan reformasi dengan mengoptimalkan segala sumber daya alam, menjalin kerja sama dengan stakeholder terkait, dan berupaya meningkatkan kualitas SDM berdaya saing melalui pendidikan. Namun hal tersebut perlu dibarengi dengan penguatan modal sosial yang dimulai oleh pemerintah, agar pembangunan dapat berkelanjutan.
Pembangunan negara dapat berkelanjutan, apabila ada partisipasi masyarakat. Adanya penguatan modal sosial adalah upaya mewadahi masyarakat untuk membuat kesepakatan bersama sehingga konsesus norma dan nilai terjadi di tengah masyarakat, menciptakan kesadaran memiliki untuk turun andil secara aktif; senantiasa bersikap kritis, solutif, dan toleransi; kemudian terjalin rasa percaya dan kekeluargaan antar masyarakat. Dari hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa penguatan modal sosial adalah ajang pendidikan politik sehat, serta upaya perwujudan demokrasi yang sesungguhnya, dari rakyat-oleh rakyat-untuk rakyat , karena apabila modal sosial di masyarakat kuat, maka akan tercipta pemerintahan yang bottom-up. Sehingga akan muncul masyarakat yang sadar untuk terus meningkatkan kualitas diri (tebentuk etos kerja yang baik), berinovasi melakukan upaya kemandirian (misalnya menciptakan program Pembangunan negara dapat berkelanjutan, apabila ada partisipasi masyarakat. Adanya penguatan modal sosial adalah upaya mewadahi masyarakat untuk membuat kesepakatan bersama sehingga konsesus norma dan nilai terjadi di tengah masyarakat, menciptakan kesadaran memiliki untuk turun andil secara aktif; senantiasa bersikap kritis, solutif, dan toleransi; kemudian terjalin rasa percaya dan kekeluargaan antar masyarakat. Dari hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa penguatan modal sosial adalah ajang pendidikan politik sehat, serta upaya perwujudan demokrasi yang sesungguhnya, dari rakyat-oleh rakyat-untuk rakyat , karena apabila modal sosial di masyarakat kuat, maka akan tercipta pemerintahan yang bottom-up. Sehingga akan muncul masyarakat yang sadar untuk terus meningkatkan kualitas diri (tebentuk etos kerja yang baik), berinovasi melakukan upaya kemandirian (misalnya menciptakan program
Lalu bagaimana cara agar penguatan modal dapat dijalankan secara kondusif dan kooperatif oleh pemerintah dan masyarakat. Pertama, perlu penguatan komitmen dari internal seluruh jajaran pemerintah mewujudkan misi penguatan modal sosial, sehingga akan tercipta konsistensi. Kedua, secara intensif, persuasif, dan progresif yang dimulai dari pemerintah untuk mempropagandakan melalui berbagai media secara menarik untuk menguatkan isu penguatan modal sosial untuk mengimbangi pembangunan, sehingga tertanam nilai baru di masyarakat yakni percipatory society. Hal tersebut juga diupayakan oleh Pemerintahan Singapura, setiap hari, di seluruh media negara mereka. Bahkan, In Britain, the Blair goverment has re-invigorated civic education in schools in order to promote social capital and to stregthen a civic culture that is believed to be endangered by the rising distrust in goverment institutions (Stolle and Honghe,2003:1). Ditekankan harapan adanya sosialisasi melalui media, dapat memunculkan local hero. Ketiga, melakukan program pemberdayaan berkelanjutan sesuai kearifan lokal yang difasilitasi pemerintah bergandengan dengan swasta untuk menciptakan inisiasi masyarakat.
Referensi:
Detik News.2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Wakil Ketua DPR : Pembangunan Tak
Jawa Sentris.m.detik.com/news/berita/d-3323930/2-tahun- pemerintahan-jokowi-jk-wakil-ketua-dpr-pembangunan-tak-jawa-sentris diakses 19 Oktober 2016
Tribun Manado.Bikin Gebrakan Mentri Sri Mulyani Pangkas Rp 65 Trilliun di Tiap Kementrian. manado.tribunnews.com/2016 diakses 4 Agustus 2016
Tempo.Apa Resolusi Mentri Sosial Khofifah pada 2016?. M.tempo.co/read/news diakses 28 Desember 2015
Hooghe,M and Stolle,D. (2003). Generating Social Capital. New York : Palgrave Macmillan.
Mimpi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia Hingga Daerah Pelosok dalam Wadah Mega Proyek Pasokan