KRITERIA PENILAIAN
KRITERIA PENILAIAN
Sederetan pertanyaan seringkali muncul dalam diskusi yang mempertanyakan konsep kemitraan ini. Baik yang muncul dari petani, jajaran birokrat di daerah, pengusaha yang telah berinvestasi maupun dari kalangan anggota DPRD. Sepuluh pertanyaan yang kerapkali muncul adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme kerja yang dilaksanakan?
2. Bagaimana kuantitas produk ?
3. Bagaimana kualitas produk ?
4. Bagaimana penggunaan teknologi ?
5. Bagaimana waktu produksi?
6. Bagaimana mengatasi modal usaha?
7. Bagaimana penghasilan petani/peternak?
8. Bagaimana penghasilan Pemda (PAD) ?
9. Bagaimana penghasilan mitra usaha?
10. Bagaimana dampak sosial ekonomi? Kesepuluh pertanyaan tersebut dapat dijawab secara ringkas dengan memperhatikan Tabel 1.
Tabel tersebut membandingkan hasil kualitatif pelaksanaan agroindustri dengan kondisi sekarang ini yang dilaksanakan oleh masyarakat pada umumnya dan jika menggunakan sistem bagi hasil dalam pola kemitraan di PT. Patungan. Makalah inipun akan menjawab sepuluh pertanyaan tersebut dalam kerangka penulisan makalah ini dalam bentuk tanya-jawab.
48 MENGUKUR KINERJA AGROINDUSTRI SISTEM KEMITRAAN DI DAERAH <
T T T Tabel 1. P T abel 1. P abel 1. P abel 1. P abel 1. Perbanding erbanding erbanding erbanding erbandingan hasil pelaksanaan ag an hasil pelaksanaan ag rrrrroindustri di suatu daerah antara an hasil pelaksanaan ag an hasil pelaksanaan ag an hasil pelaksanaan ag oindustri di suatu daerah antara oindustri di suatu daerah antara oindustri di suatu daerah antara oindustri di suatu daerah antara kondisi sekarang dengan sistem bagi hasil. kondisi sekarang dengan sistem bagi hasil. kondisi sekarang dengan sistem bagi hasil. kondisi sekarang dengan sistem bagi hasil. kondisi sekarang dengan sistem bagi hasil.
No. No. No. N o . Indikator Industri No. Indikator Industri Indikator Industri Indikator Industri Indikator Industri
Sistem Bagi Hasil Sistem Bagi Hasil Sistem Bagi Hasil Sistem Bagi Hasil Sistem Bagi Hasil 1. Mekanisme Kerja
Kondisi Sekarang Kondisi Sekarang Kondisi Sekarang Kondisi Sekarang Kondisi Sekarang
Bersama-sama 2. Kuantitas Produk
Perseorangan
Meningkat 3. Kualitas Produk
Te r b a t a s
Meningkat dan seragam 4. Penggunaan Teknologi
Rendah
Meningkat 5. Waktu Pr oduksi
Rendah
Te rencana 6. Modal Usaha
Tidak Menentu
Meningkat dan Bersama 7. Penghasilan Petani
Terbatas dan Sendiri
Rendah 8. Penghasilan Pemda
Rendah
Meningkat dan Pasti 9. Penghasilan Mitra Usaha Tinggi
Rendah
Te r u k u r
10. Dampak Sosial Ekonomi Tak ada dan Tak Terencana Ada dan Ter encana
1. Bagaimana mekanisme kerja yang dilaksanakan? 1. Bagaimana mekanisme kerja yang dilaksanakan? 1. Bagaimana mekanisme kerja yang dilaksanakan? 1. Bagaimana mekanisme kerja yang dilaksanakan? 1. Bagaimana mekanisme kerja yang dilaksanakan? Mekanisme kerja yang dilaksanakan dalam sistem kemitraan agroindustri ini adalah bagi hasil
karena dikerjakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi PT. Patungan. Pembentuknya adalah petani yang tergabung dalam organisasi koperasi, pemda yang diwakili oleh perusahaan daerah (perusda), dan pengusaha yang disebut mitra usaha. Penjelasan rinci telah disampaikan di bagian agroindustri dalam kemitraan.
Usaha agroindustri sekarang ini dilaksanakan secara sendiri ataupun perseorangan. Akibatnya adalah selalu terjadi posisi tawar sesama pelaku mulai dari persiapan sarana produksi (saprodi) seperti bibit dan pupuk, tahap produksi, pengolahan sampai pada tahap pemasaran produk pertanian. Umumnya posisi tawar yang terendah dari empat subsistem agribisnis/agroindustri tersebut adalah petani.
2. Bagaimana kuantitas produk? 2. Bagaimana kuantitas produk? 2. Bagaimana kuantitas produk? 2. Bagaimana kuantitas produk? 2. Bagaimana kuantitas produk? Kuantitas Produk yang dihasilkan dalam sistem agroindustri sekarang ini terbatas jumlahnya
karena tidak tersedia pabrikasi yang menjadi inti kekuatan industri pertanian. Berbeda jika dilaksanakan dalam sistem kemitraan ini karena produk dapat diatur jumlahnya supaya sesuai dengan kapasitas terpasang pabrik dan dapat ditingkatkan berdasarkan daya serap pasar dan perkembangan kemampuan PT. Patungan.
> MENGUKUR KINERJA AGROINDUSTRI SISTEM KEMITRAAN DI DAERAH 49
3. Bagaimana kualitas produk? 3. Bagaimana kualitas produk? 3. Bagaimana kualitas produk? 3. Bagaimana kualitas produk? 3. Bagaimana kualitas produk? Ketidakseragaman kualitas produk menjadi ciri khas suatu kegiatan agroindustri yang dikelola
secara perorangan karena tidak pengendalian kualitas dan kendala pengelolaan atau menejemen untuk mencapai hal tersebut. Namun dalam sistem kemitraan ini, kualitas dapat dijaga dan seragam sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini dapat dilaksanakan karena dengan mengandalkan kemampuan dan pengalaman mitra usaha.
4. Bagaimana penggunaan teknologi? 4. Bagaimana penggunaan teknologi? 4. Bagaimana penggunaan teknologi? 4. Bagaimana penggunaan teknologi? 4. Bagaimana penggunaan teknologi? Minimnya penguasaan dan penggunaan teknologi merupakan fakta yang seringkali dijumpai
dalam pelaksanaan agroindustri sekarang ini. Hal ini perlu disadari karena beberapa faktor seperti keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi yang tersedia dan cara memperoleh serta menggunakannya.
Penguasaan teknologi menjadi keunggulan dari sistem kemitraan dengan mengandalkan alih teknologi dari sesama stakeholder. Penggunaan teknologi juga mempertimbangkan tingkat kemampuan perusahaan dalam penggunaan, pembiayaan dan waktu, serta kondisi sosial ekonomi dan ekologi suatu daerah. Teknologi yang digunakan akan memudahkan pencapaian target kuantitas, kualitas dan waktu produksi yang dibutuhkan sesuai dengan sasaran pasar produk dalam agroindustri.
5. Bagaimana waktu produksi? 5. Bagaimana waktu produksi? 5. Bagaimana waktu produksi? 5. Bagaimana waktu produksi? 5. Bagaimana waktu produksi? Aspek waktu ini menjadi salah satu kunci keberhasilan agroindustri yang terkadang belum
diperhatikan dengan baik oleh pelaku agribisnis sekarang ini. Kontinuitas produksi merupakan contoh kasus dimana jumlah produksi tidak terjamin ketersediaannya pada waktu dibutuhkan sehingga berdampak pada harga yang berfluktuasi tajam.
Sistem kemitraan memberikan suatu perencanaan yang sistematis dan terencana dengan baik karena dikelola melalui manajemen organisasi perusahaan. Hal ini berdampak pada penggunaan waktu dan sumberdaya secara efisien dan efektif dalam menghasilkan produk agroindustri yang berkualitas.
6. Bagaimana mengatasi modal usaha? 6. Bagaimana mengatasi modal usaha? 6. Bagaimana mengatasi modal usaha? 6. Bagaimana mengatasi modal usaha? 6. Bagaimana mengatasi modal usaha? Modal terbatas karena hanya disediakan sendiri merupakan ciri dari suatu unit usaha yang
dibangun sendiri. Akibatnya adalah keterbatasan kemampuan dalam mengembangkan unit usahanya. Kondisi ini berbeda dengan sistem kemitraan dimana permodalan dibangun bersama sehingga terjadi peningkatan. Baik untuk modal kerja maupun modal investasi.
50 MENGUKUR KINERJA AGROINDUSTRI SISTEM KEMITRAAN DI DAERAH <
Penambahan modal dalam jumlah besar juga relatif mudah karena sudah tersedia prespektif usaha yang dikelola secara profesional disamping perlunya jaminan/agunan yang diperlukan oleh perbankan.
7. Bagaimana penghasilan petani/peternak? 7. Bagaimana penghasilan petani/peternak? 7. Bagaimana penghasilan petani/peternak? 7. Bagaimana penghasilan petani/peternak? 7. Bagaimana penghasilan petani/peternak? Fakta dengan kondisi sekarang ini hanya memberikan keuntungan satu kali pada saat terjadi transaksi
jual setelah petani/peternak menghasilkan produk pertaniannya. Hal itupun terjadi dengan posisi tawar yang rendah karena ketidakmampuannya mengolah dan memberikan nilai tambah terhadap produknya. Belum lagi jika mempertimbangkan posisi petani/peternak dalam mengatasi tingginya biaya penyediaan sarana produksi sehingga margin keuntungan akan semakin sempit.
Agroindustri dengan sistem kemitraan memberikan kesempatan pada petani/peternak untuk mendapatkan keuntungan ganda. Pertama pada saat memberikan bahan bakunya untuk pabrikasi. Kedua pada saat terjadi keuntungan dari penjualan produk. Kondisi ini dimungkinkan karena keterbukaan sistem kemitraan pada semua stakeholder untuk mengetahui selisih antara biaya produksi dengan harga pasar.
8. Bag 8. Bag 8. Bag 8. Bag 8. Bagaimana penghasilan P aimana penghasilan P aimana penghasilan P aimana penghasilan P aimana penghasilan Pemda (P emda (PAD)? emda (P emda (P emda (P AD)? AD)? AD)? AD)? Pelaksanaan agroindustri kondisi saat ini belum memberikan jaminan kepastian penghasilan
atau penambahan pendapatan asli daerah (PAD). Pemda lebih mengandalkan pemasukan dana melalui retribusi dari komoditi pertanian ataupun melalui pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB). Hasil akhirnya, PAD tetap rendah.
Sistem kemitraan memberikan kepastian kontribusi pada upaya peningkatan penghasilan asli daerah melalui mesin keuntungan dari PT Patungan.
9. Bagaimana penghasilan mitra usaha? 9. Bagaimana penghasilan mitra usaha? 9. Bagaimana penghasilan mitra usaha? 9. Bagaimana penghasilan mitra usaha? 9. Bagaimana penghasilan mitra usaha? Mitra usaha juga mendapatkan penghasilan kendati tidak sebesar jika dibandingkan dengan suatu
unit usaha yang dibangun sendiri. Namun dibalik keuntungan tersebut, mitra usaha juga telah memiliki sentra-sentra produksi yang menjadi basis kekuatan bisnisnya di masa-masa mendatang.
10. Bagaimana dampak sosial ekonomi? 10. Bagaimana dampak sosial ekonomi? 10. Bagaimana dampak sosial ekonomi? 10. Bagaimana dampak sosial ekonomi? 10. Bagaimana dampak sosial ekonomi? Dampak sosial ekonomi terpenting yang dapat dirasakan dalam sistem kemitraan adalah
tersedianya dana yang pasti untuk dialokasikan pada jaminan sosial seperti pendidikan dan kesehatan. Baik untuk petani maupun masyarakat setempat.
> MENGUKUR KINERJA AGROINDUSTRI SISTEM KEMITRAAN DI DAERAH 51
52 MENGUKUR KINERJA AGROINDUSTRI SISTEM KEMITRAAN DI DAERAH <
BBBBBAB 5 AB 5 AB 5 AB 5 AB 5