PENGAJU PENGAJU PENGAJU PENGAJU PENGAJUAN NAMA PER AN NAMA PERUSD AN NAMA PER AN NAMA PER AN NAMA PER USD USD USD USDA A A A A
2. PENGAJU 2. PENGAJU 2. PENGAJU 2. PENGAJU 2. PENGAJUAN NAMA PER AN NAMA PERUSD AN NAMA PER AN NAMA PER AN NAMA PER USD USD USD USDA A A A A
Nama perusahaan daerah yang dibentuk oleh pemda secara spesifik harus menampilkan asal daerah tersebut tetapi dikombinasikan dengan jiwa bisnis. Misalkan: Perusda Bone yang merupakan perusahaan daerah milik Pemda Kabupaten Bone.
Perusda Bone kemudian membuat anak perusahaan yang salah satu diantaranya adalah PT. Bone Agro yang bergerak pada semua komoditi pertanian yang diusahakan di Kabupaten Bone, provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan daerah juga berpotensi untuk mengembangkan diri sebagai holding atau perusahaan induk dengan sejumlah anak perusahaan yang sesuai dengan perkembangan dan potensi bisnis yang dapat digarap di wilayahnya.
3. P 3. P 3. P 3. P 3. Penetapan enetapan enetapan enetapan enetapan V V V Visi dan Misi, ser V isi dan Misi, ser ta Pr isi dan Misi, ser isi dan Misi, ser isi dan Misi, ser ta Pr ta Pr ta Pr ta Prog og og og og ram K ram K ram K ram K ram Ker er er ja P er er ja P ja P ja P ja Per er er er er usda usda usda usda usda Perusda yang terbentuk harus memiliki Visi dan Misi yang jelas sehingga dapat mencerminkan
keinginan atau harapan masyarakat dan pemda. Upaya untuk mencapai visi dan misi tersebut dapat dilakukan melalui perancangan dan pelaksanaan prioitas program kerja yang sistematis dan terarah serta prioritas dibuat dalam bentuk program kerja yang jelas dan sistematis serta realistis untuk dilaksanakan oleh perusda dan mitra kerjanya.
58 PERUSAHAAN DAERAH DAN AGROINDUSTRI KEMITRAAN <
4. P 4. P 4. P 4. P 4. Penentuan Bidang dan Skala Usaha enentuan Bidang dan Skala Usaha enentuan Bidang dan Skala Usaha enentuan Bidang dan Skala Usaha enentuan Bidang dan Skala Usaha Penentuan bidang usaha disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing yang dapat dijadikan
peluang bisnis. Potensi daerah tidak hanya terbatas pada penentuan komoditas tetapi dalam bentuk jasa apa yang bernilai ekonomi dan dapat dijual ke konsumen. Berdasarkan potensi daerah yang mengandalkan diri pada pertanian maka tersedia empat subsektor yang dapat diusahakan yaitu:
1. Tanaman Pangan yang mencakup komoditi beras, jagung, dan ketela pohon.
2. Tanaman Tahunan yang mencakup komoditi jambu mete, dan hutan tanaman industri.
3. Peternakan yang mencakup komoditi ayam, bebek, dan telur, serta penyediaan pakan ternak.
4. Industri Rumah Tangga yang mencakup segala bentuk produk bernilai ekonomis yang dapat dihasilkan oleh rumah tangga.
Skala usaha yang dilakukan harus bernilai ekonomis dan bukan skala usaha industri rumah tangga. Karakteristiknya dapat diidentifikasi berdasarkan kemampuan usaha tersebut menampung seluruh produk pertanian di daerahnya, kemudian diolah dengan sistem pabrikasi yang lebih banyak menggunakan mesin-mesin daripada tenaga manusia, memiliki kepastian harga, kontinuiti produk, kepastian kuantits produk, serta nilai investasi dan modal kerja yang besar.
5. P 5. P 5. Penentuan Str 5. P 5. P enentuan Str enentuan Str enentuan Struktur Or enentuan Str uktur Or uktur Or uktur Or uktur Orggggganisasi anisasi anisasi anisasi anisasi Perusda harus menentukan struktur organisasinya mulai pada tingkat dewan komisaris, dewan
direksi, dan kepala-kepala departemen. Untuk susunan dewan komisaris dan dewan direksi merupakan kriteria baku bagi suatu perusahaan, namun keterlibatan mitra bisnis merupakan suatu pengecualian. Alasannya adalah untuk memberikan jiwa bisnis bagi perusda.
Dewan Komisaris Komisaris Utama
: Bupati
Komisaris : Asisten II Bidang Ekonomi Komisaris
: Mitra Bisnis Dewan Direksi
Direktur Utama
Direktur Produksi
Direktur Pemasaran
Direktur Keuangan dan Admin
> PERUSAHAAN DAERAH DAN AGROINDUSTRI KEMITRAAN 59
Salah satu alternatif yang dapat kami ajukan untuk pembentukan departemen di suatu perusda dengan cakupan bisnis yang berorientasi pada pertanian adalah:
1. Departemen Agroindustri Tanaman Pangan
2. Departemen Agroindustri Tanaman Perkebunan
3. Departemen Agroindustri Peternakan
4. Departemen Usaha Industri Rumah Tangga
5. Departemen Pemasaran dan Kerjasama Bisnis
6. Departemen SDM, Hukum, dan Administrasi
7. Departemen Analisa Usaha Agroindustri, LITBANG dan IT
6. P 6. Penentuan Kriteria SDM P 6. P 6. P 6. P enentuan Kriteria SDM P enentuan Kriteria SDM P enentuan Kriteria SDM P enentuan Kriteria SDM Pelaksana y elaksana y elaksana y elaksana y elaksana yang Pr ang Pr ang Prof ang Pr ang Pr of of of ofesional esional esional esional esional Prinsip dasar untuk menentukan apakah sumberdaya manusia itu memang profesional adalah
kejujuran dan kemauan untuk bekerja. Kemampuan bekerja dan bidang keahlian masing- masing karyawan atau direksi ditentukan dengan perkembangan bisnis perusda.
7. P 7. P 7. P 7. P 7. Penetapan Sistem K enetapan Sistem K enetapan Sistem K enetapan Sistem K enetapan Sistem Ker er er er ja Inter er ja Inter nal dan Ekster ja Inter ja Inter ja Inter nal dan Ekster nal dan Ekster nal dan Ekster nal dan Ekster nal P nal P nal P nal P nal Per er er usda er er usda usda usda usda Bagian ini merupakan kriteria lanjutan adalah kemampuan bekerja di lapangan sesuai dengan
prosedur operasional standar ( standart operational procedures) yang dibuat oleh Perusda. Sistem kerja internal menyangkut proses produksi, proses pembiayaan, proses pemasaran,
komunikasi di antara sesama karyawan atau dengan direksi. Sistem kerja eksternal perusda terkait dengan model kerjasama dengan pihak luar perusda.Baik dengan lembaga keuangan, pemda, maupun dengan mitra bisnisnya.
8. P 8. Penentuan Modal In 8. P 8. P 8. P enentuan Modal In enentuan Modal In enentuan Modal In enentuan Modal Invvvvvestasi dan Modal K estasi dan Modal K estasi dan Modal K estasi dan Modal K estasi dan Modal Ker er er ja er er ja ja ja ja Penentuan modal investasi dan modal kerja harus ditetapkan diawal pendirian Perusda. Langkah
ini merupakan wewenang Pemda dan DPR karena dialokasikan melalui APBD. Namun demikian, sebaiknya penyertaan modal investasi dan modal kerja yang berasal dari uang rakyat tersebut harus memperhatikan program kerja Perusda baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang
60 PERUSAHAAN DAERAH DAN AGROINDUSTRI KEMITRAAN <
9. PENENTU 9. PENENTU 9. PENENTU 9. PENENTU 9. PENENTUAN SUMBER-SUMBER PERMOD AN SUMBER-SUMBER PERMOD AN SUMBER-SUMBER PERMOD AN SUMBER-SUMBER PERMOD AN SUMBER-SUMBER PERMODALAN ALAN ALAN ALAN ALAN
1. 1.APBD 1. 1. 1. APBD APBD APBD APBD Sumber pertama permodalan berasal dari kesediaan pemerintah daerah mengalokasikan dana yang berasal dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah) sebagai penyertaan modal di perusahaan. Penyertaan modal Pemda ini dapat dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu yang sesuai dengan kebijakan pemda dan DPRD.
2. 2. 2. 2. 2 . Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Tiga sumber permodalan yang dapat digali oleh Perusda yaitu perbankan, asuransi, dan reksadana (sekuritas). Namun sumber dana permodalan ini harus dikelola dengan baik dan bijaksana, serta ekstra hati-hati dengan mempertimbangkan kelayakan ekonomis suatu usulan bisnis.
3. 3. 3.K 3. 3. K K K Ker er jasama deng er er er jasama deng jasama dengan In jasama deng jasama deng an In an Invvvvv estor an In an In estor estor estor estor Permodalan juga dapat dilakukan dengan mengundang investor yang memiliki sumber dana langsung namun Perusda harus terlibat dalam sistem produksi, disamping dukungan logistik bahan baku produksi dan pemasaran.
4. 4. 4. 4. 4 . Kerjasama dengan Mitra Kerja Kerjasama dengan Mitra Kerja Kerjasama dengan Mitra Kerja Kerjasama dengan Mitra Kerja Kerjasama dengan Mitra Kerja Sumber modal baik dalam bentuk finansial maupun manajemen, teknologi maupun alih pangsa pasar juga dapat dilakukan dengan investor.
5. 5. 5. 5. 5 . Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Penyertaan modal masyarakat dalam bentuk obligasi maupun penyertaan modal juga dapat dilakukan oleh PERUSDA. Pelaksanaan alternatif ini dapat dilakukan baik untuk masyarakat maupun secara nasional dengan mempertimbangkan kinerja dan bonafiditas perusahaan dengan tolok ukur bisnis dan pertimbangan aturan hukum yang barlaku.