PRINSIP DASAR KEMITRAAN

PRINSIP DASAR KEMITRAAN

P PP Peranan Masing-Masing Mitra P eranan Masing-Masing Mitra eranan Masing-Masing Mitra eranan Masing-Masing Mitra eranan Masing-Masing Mitra Bermitra disini bukan berarti ada jarak yang memisahkan tiga stakeholder (petani, pemerintah

daerah, dan pengusaha) yang hanya terlahir dalam bentuk perjanjian kerjasama di atas akte Notaris. Tetapi lebih dari itu, ketiga komponen tersebut harus meleburkan diri dalam satu institusi berbadan hukum dengan nama perusahaan terbatas (PT) yang selanjutnya disebut PT Patungan seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Contoh kasus pendirian perusahaan patungan agroindustri jagung terpadu oleh petani, pemda/perusda, dan mitra usaha nasional.

> KEMITRAAN UNTUK AGROINDUSTRI 27

Peranan P P P PP eranan P eranan P eranan P eranan Petani etani etani etani etani Peranan utama Petani adalah menyediakan bahan baku untuk industri sesuai dengan jadwal

dan jenis komoditas serta target pasar yang dibutuhkan serta ditentukan secara bersama. Konsekuensinya adalah petani harus menyediakan lahan dan tenaganya untuk mencapai tar- get bahan baku produksi. Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya yang lahan usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca-panen untuk mencapai mutu hasil yang diharapkan. Namun demikian, modal dasar yang dibutuhkan untuk penyediaan sarana produksi usaha tani pada tingkat ini disepakati bersama dalam rapat direksi PT Patungan.

Pihak P Pihak P Pihak P Pihak P Pihak Pemda emda emda emda emda Pemerintah daerah membangun prasarana dan sarana untuk pengolahan pasca panen seperti

bangunan dan mesin-mesin pengolahan. Hal ini dimungkinkan sebagai bentuk pengganti subsidi kepada petani. Jika persyaratan ini belum dapat dipenuhi pada suatu tahun anggaran maka diubah menjadi penjamin terhadap kredit suatu bank yang dimintakan oleh perusahaan patungan. Jaminan tersebut dapat dialokasikan pada setiap tahun di APBD selama masa perhitungan pinjaman di studi kelayakan yang dibuat. Pemerintah daerah juga memberikan bantuan dalam pengurusan perizinan seperti SIUP, TUDP, MD, dan lain-lain dalam kaitannya dengan aspek legal yang berlaku di suatu daerah.

Pihak P Pihak P Pihak P Pihak P Pihak Pengusaha engusaha engusaha engusaha engusaha Pengusaha yang terlibat harus memiliki komitmen dan bukti kuat mengenai kemampuan dan

penguasaan teknologi pengolahan pasca panen dan agroindustri, sumberdaya manusia yang terlatih dan terdidik, dukungan sistem teknologi untuk mendukung perusahaan patungan, sistem teknologi informasi jaringan pemasaran produk baik nasional, maupun internasional. Pengusaha juga harus menyiapkan SDMnya sebagai inti manajemen pengelola usaha tersebut serta harus melakukan alih teknologi dengan memberikan kesempatan kerja dan berkarya kepada masyarakat setempat. Perusahaan yang terlibat dalam PT Patungan ini juga sebaiknya memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan untuk menjamin lahirnya inovasi dan penemuan demi mencapai keunggulan bisnis.

28 KEMITRAAN UNTUK AGROINDUSTRI <

PP P Peranan Lembag P eranan Lembag eranan Lembag eranan Lembag eranan Lembaga K aK aK aK a Keuang euang euang euang euanga n an an an an Peranan lembaga keuangan seperti perbankan, asuransi, dan reksadana ditekankan pada tahap

awal untuk memberikan modal investasi dan modal kerja terutama kepada petani dan pemerintah daerah. Sedangkan pengusaha diasumsikan telah memiliki modal sendiri namun terbatas pada investasi sistem kerja, SDM untuk manajemen PT. Patungan. Persyaratan umum yang diperlukan untuk pengurusan kredit harus lebih disederhanakan karena telah menerima jaminan pembayaran setiap tahun melalui APBD dari Pemerintah Daerah.

Mekanisme Kerjasama Mekanisme Kerjasama Mekanisme Kerjasama Mekanisme Kerjasama Mekanisme Kerjasama Kemitraan antara Petani, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha dibangun berdasarkan potensi

bisnis yang dimiliki masing-masing oleh stakeholder tersebut. Terutama potensi pasar dan daya dukung alam, serta kemampuan teknologi pengolahan pasca panen. Disamping itu, ada “ political will and action plan” dari pemerintah dan DPRD setempat untuk mendukung

terlaksanya agroindustri di daerah. Jika prasyarat ini terpenuhi maka kerjasama dapat terjalin lebih cepat. Lima tahap yang akan dikerjakan dalam kegiatan ini dapat digambarkan pada Gambar 9.

> KEMITRAAN UNTUK AGROINDUSTRI 29

Gambar 9. Tahapan kerja di mekanisme kerja agroindustri.

30 KEMITRAAN UNTUK AGROINDUSTRI <

T T Tahap P T T ahap P ahap P ahap P ahap Per er er er er tama tama tama tama tama: Identifikasi Potensi Bisnis Daerah dan Mitra Kerja Berdasarkan intuisi bisnis yang terlahir dari pengusaha, petani dan pemerintah daerah (pemda) dengan melihat potensi sumberdaya alam suatu daerah maka ide pengembangan agroindustri akan cepat terlahir. Lima indikator yang umumnya digunakan pengusaha (enterpreuneur) untuk kelayakan suatu usaha yaitu kelayakan teknis dan produksi; keuangan; manajemen; pasar; dan memberikan dampak sosial dan ekonomi kepada masyarakat.

T Tahap K T T T ahap K ahap K ahap Kedua ahap K edua edua edua edua: Pembentukan Kelembagaan Jika pada tahap pertama telah tuntas dengan baik maka akan terlibat langsung tiga pihak (pemda, petani, pengusaha) dengan fasilitator pemerintah provinsi atau pusat untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, sosialisasi program, serta pembentukan perusahaan patungan sebagai langkah awal dan “kendaraan bisnis” pada kegiatan ini. Pada tahap ini, pemerintah daerah selanjutnya sudah diwakili oleh perusahaan daerah untuk mempermudah kegiatan bisnis.

T T T T Tahap K ahap K ahap K ahap Ketig ahap K etig etig etig etigaaaaa: Perencanaan Bisnis Lima subkegiatan pada tahap ini perencanaan bisnis yang akan dijalani oleh PT Patungan yaitu: penentuan kapasitas bahan baku, penentuan teknologi dan sistem kerja yang akan dikerjakan; penyiapan SDM sebagai perencana, pelaksana, dan evaluator dengan stratifikasi pendidikan, kemampuan, dan keuletan serta kewirausahaannya; serta pemantapan sarana dan prasarana yang harus dikembangkan oleh PT. Patungan.

T T Tahap K T T ahap K ahap K ahap K ahap Keempat eempat eempat eempat eempat: Pelaksanaan Bisnis Pada tahap pelaksanaan bisnis, PT Patungan sudah harus menekankan kegiatannya pada efisiensi bisnis, kuantitas dan kualitas produk, manajemen SDM, pelayanan, pendayagunaan hasil-hasil penelitian dan pengembangan (Litbang), serta jaringan pemasaran produk baik di dalam maupun luar negeri.

T T T T Tahap K ahap K ahap K ahap K ahap Kelima elima: Evaluasi dan Pengembangan Bisnis elima elima elima Penekanan evaluasi dari empat tahap terdahulu harus dilakukan pada tahap kelima ini, disamping harus memperkuat aspek litbang untuk tetap menjadi “ leader” dalam agroindustri yang sedang dijalankan. Dua hal lain lain adalah kerjasama internal dan eksternal baik dengan sesama mitra di dalam PT Patungan maupun mitra kerja di luar institusi ini.

Jika kelima tahapan di atas dapat dilaksanakan dengan baik maka akan berdampak pada pengembangan kawasan agroindustri terpadu. Tabel 1 merupakan contoh pembuatan rencana kegiatan, target hasil, sasaran kegiatan serta estimasi jenis pengeluaran di tahun-tahun pertama pengembangan kawasan terpadu.

> KEMITRAAN UNTUK AGROINDUSTRI 31

Tabel 1. R T T T T abel 1. Rencana k abel 1. R abel 1. R abel 1. R encana keeeeegiatan tahap per encana k encana k encana k giatan tahap per giatan tahap per giatan tahap per tama giatan tahap per tama tama tama tama dalam pengembangan kawasan agribisnis terpadu dalam pengembangan kawasan agribisnis terpadu dalam pengembangan kawasan agribisnis terpadu dalam pengembangan kawasan agribisnis terpadu dalam pengembangan kawasan agribisnis terpadu

No. No. No. No. No. Tahap K T T T T ahap Keeeeegiatan ahap K ahap K ahap K giatan giatan giatan giatan

T Tar T T T ar arggggget Hasil ar ar et Hasil et Hasil et Hasil et Hasil

Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan

biaya biaya biaya biaya biaya

Tahap P T T T T ahap Per ahap P ahap P ahap P er er er er tama - K tama - K tama - K tama - K tama - K eempat: eempat: eempat: eempat: eempat: T T T T Tahun 1, 2 dan 3 ahun 1, 2 dan 3 ahun 1, 2 dan 3 ahun 1, 2 dan 3 ahun 1, 2 dan 3

1. Pembentukan organisasi usaha

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147