LANGKAH PENERTIBAN

LANGKAH PENERTIBAN

Strategi dasar untuk menjalankan organisasi ekonomi rakyat ini adalah melakukan penertiban pada sisi logika dan niat; organisasi dan Anggota; rencana dan usaha; administrasi dan keuangan; serta melakukan evaluasi dan pengawasan.

Istilah tertib digunakan dalam wacana ini karena kelima komponen tersebut adalah dasar- dasar manajemen di bangku kuliah. Bahkan di strata rakyat, pengusaha, dan pejabat, istilah tersebut telah dikenal dengan baik. Namun faktanya, sebagian masih belum tertib. Akibat yang muncul adalah kesemrawutan di segala lini. Ruginya adalah rakyat dan bangsa sendiri karena telah membuang waktu, tenaga, dan dana besar tanpa hasil yang memadai apalagi berkelanjutan. Tinggallah generasi muda -yang juga dikatagorikan sebagai rakyat- melongo karena tak lagi memiliki modal usaha (modal investasi dan kerja yang bersumber dari alam dan dana pembangunan).

T T T T Ter er er tib Niat dan Logika er er tib Niat dan Logika tib Niat dan Logika tib Niat dan Logika tib Niat dan Logika Langkah ini terasa berat baik karena tak tersedia instrumen untuk mendeteksinya. Namun akan terasa pada proses dan hasil usaha koperasi. Indikasinya sederhana, apakah asset atau modal semakin bertambah? Jika asset dan modal koperasi terus bertambah atas dasar kerja keras maka indikasinya pengurus dan anggotanya memiliki niat baik.

> REVITALISASI KOPERASI UNTUK MEMBANGUN AGROINDUSTRI KEMITRAAN DAERAH 67

Niat baik dan logika ini ibarat dua sisi dari tombak. Jika salah menggunakannya maka si pengguna akan terluka. Oleh karena itu, niat baik juga harus diimbangi dengan logika yang sistematis, runut dan masuk akal terhadap semua upaya koperasi menjalankan roda usahanya.

Logika dan niat baik ini juga harus diterjemahkan dalam wacana formal berbentuk tulisan seperti rencana kerja, proposal, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja koperasi, laporan kemajuan kegiatan, pelaksanaan administrasi yang baik, serta laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi.

Boleh jadi koperasi bankrut namun bukan karena salah niat dan logika tetapi mungkin karena ketidakmampuan mengatasi kendala bisnis yang memang cukup kompleks. Namun, paling tidak jika niat dan logika yang benar sudah dilaksanakan baik dengan segala upayanya maka disinilah faktor takdir Ilahi yang menentukan.

Penuntun Logika dan Niat P PP P enuntun Logika dan Niat enuntun Logika dan Niat enuntun Logika dan Niat enuntun Logika dan Niat Logika dan Niat seorang CEO Koperasi juga tidaklah sukar jika menggunakan petunjuk teknis yang diberikan oleh Departemen Koperasi dan UKM melalui Keputusan Menterinya No: 43/Kep/KUKM/VII2004. Pada pasal 3 dan 4 dijelaskan mengenai petunjuk teknis pelaksanaan penerapan dan indikator akuntabilitas koperasi.

P PP P Pasal 3, a asal 3, ayyyyyat 1 asal 3, a asal 3, a asal 3, a at 1 at 1 at 1 at 1 Pelaksanaan penerapan akuntabilitas oleh koperasi dilakukan dengan cara:

a. menyusun dan menetapkan visi, misi, tujuan dan saran secara tertulis;

b. menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Koperasi (RAPBK) dengan melibatkan anggota;

c. menyelenggarakan pencatatatn dalam buku administrasi organisasi koperasi antara lain Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengurus, Buku Pengawas, Buku Manager dan Karyawan serta pembukuan keuangan secara tertib;

d. menyelenggarakan akuntasi dengan menerapkan standar akuntansi koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

e. melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

P PP P Pasal 4 asal 4 asal 4 asal 4 asal 4 Akuntabilitas Koperasi meliputi pengukuran terhadap empat hal yaitu:

a. Akuntabilitas Penyelenggaraan Organisasi dan Manajemen;

b. Akuntabilitas Manajemen Pelayanan Koperasi;

c. Akuntabilitas Keuangan;

d. Akuntabilitas Manfaat dan Dampak Koperasi.

68 REVITALISASI KOPERASI UNTUK MEMBANGUN AGROINDUSTRI KEMITRAAN DAERAH <

T T T T Ter er er er er tib Or tib Or tib Or tib Orggggganisasi dan Ang tib Or anisasi dan Ang anisasi dan Ang anisasi dan Ang anisasi dan Ang gggggota ota ota ota ota Fakta membuktikan bahwa pembentukan koperasi memang semudah membalik telapak tangan. Ditambah dengan gampangnya menyusun struktur organisasi dan Anggota. Tapi di balik itu,

apakah organisasi ini sudah dijalankan dengan baik oleh pengurus dan bagaimana ketaatan anggota sehingga koperasi dapat mencapai akuntabilitasnya?

Tertib organisasi dan Anggota ditempatkan sebagai langkah penting kedua setelah tertib niat dan logika karena disinilah letak penilaian keunggulan semua lini, termasuk kemampuan pelaksanaan koperasi. Koperasi adalah organisasi yang berorientasi bisnis plus sosial karena harus memberikan manfaat bukan hanya keuntungan dalam bentuk sisa hasil usaha tetapi juga manfaat sosial.

Untuk mencapai target tersebut anggota pemilik dan pengguna jasa koperasi harus berpartsipasi dalam:

1. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan segala hal yang harus dikerjakan oleh koperasi;

2. Memodali/membiayai koperasi agar keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan;

3. Mengawasi dan mengendalikan koperasi agar tetap berada pada jalur kepentingan ekonomi anggota dan atau keputusan-keputusan rapat anggota;

4. Mendapatkan manfaat finansial dan sosial dari penyelenggaran kegiatan koperasi.

5. Ikut serta menanggung resiko kerugian. Tertib organisasi dan anggota koperasi ini akan tercapai jika Badan Pengurus, Badan Pengawas,

Manajer, Koordinator Bidang atau ketua divisi mampu saling sinergis dan berusaha keras melalui penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja yang baik.

T Ter T T T er er er er tib R tib R tib Rencana dan Usaha tib R tib R encana dan Usaha encana dan Usaha encana dan Usaha encana dan Usaha Dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu program kerja baik itu untuk kegiatan rutin seperti rapat anggota, rapat pengurus, maupun rapat luar biasa, perlu ditekankan pada pelaksanaan tertib rencana dan usaha.

Kondisi tertib rencana dapat dilakukan dengan membuat rancangan rencana usaha yang harus sesuai dengan kebutuhan anggota, misi dan visi koperasi serta daya dukung lingkungannya. Ilustrasi sederhananya, koperasi yang bergerak di sektor perikanan dengan anggota nelayan seharusnya bergerak pada penyediaan sarana produksi seperti jala, alat-alat mesin pertanian, kapal penangkap ikan, dan penyediaan fasilitas ruang pendingin (cold storage). Bukan bergerak pada penyediaan kulkas, tv, dan motor kreditan karena lebih bersifat konsumtif.

> REVITALISASI KOPERASI UNTUK MEMBANGUN AGROINDUSTRI KEMITRAAN DAERAH 69

Penertiban rencana dan usaha ini dilakukan dimulai dengan menyusun program kerja dan usaha-usaha yang produktif dan dapat dilakukan oleh seluruh anggota. Bagi koperasi yang harus mendukung agroindustri, rencana koperasi haruslah menyusun kemampuannya untuk penyediaan sarana produksi, upaya peningkatan produksi, upaya pengolahan hasil pertanian, kemudian upaya menembus pasar dengan membuat jaringan pasar dan kerjasama dengan perorangan, perusahaan, maupun lembaga lain.

Semua langkah tersebut harus dihitung dari segi waktu, jumlah tenaga kerja dan lembaga yang terlibat, sarana yang dibutuhkan, dan biaya yang diperlukan sehingga dapat dihitung biaya operasional koperasi dalam periode tertentu dan jika dirinci lagi menjadi biaya produksi per satuan produk (Rp/kg atau Rp/unit). Implikasi langkah ini akan memberikan informasi bahwa suatu rencana dan usaha haruslah layak ekonomis, layak produksi, layak organisasi, dan layak pemasaran.

T Ter T T T er er er er tib Administrasi dan K tib Administrasi dan K tib Administrasi dan K tib Administrasi dan K tib Administrasi dan Keuang euang euanga n euang euang an an an an Langkah tertib administrasi dan keuangan merupakan upaya pencatatan dan dokumentasi semua kegiatan yang telah dilakukan oleh pengurus koperasi yang kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan rapat anggota di setiap akhir tahun kerja.

Tertib administrasi harus diawali dengan penerbitan dan pendokumentasian yang baik dari enam komponen berikut ini:

1. Surat Keputusan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

2. Surat Izin Tempat Usaha/UU Gangguan

3. Surat Izin Usaha Perdagangan Kecil

4. Surat Tanda Daftar Perusahaan Koperasi

5. Nomor Pokok Wajib Pajak

6. Bank Relasi Keenam hal tersebut merupakan dasar legal yang menyatakan sebuah koperasi merupakan uni

usaha, sedangkan bank relasi merupakan identitas yang diperlukan bahwa koperasi kredibel di mata anggota dan rekanan bisnisnya.

Tertib keuangan adalah kondisi super penting yang harus dilakukan untuk menghindari kecurigaan anggota dan tercapainya target keuntungan setiap usaha yang dilakukan oleh koperasi. Namun demikian, telah tersedia beberapa indikator keuangan yang perlu dipahami dengan baik oleh pengurus terutama bendahara koperasi. Indikator-indikator tersebut adalah Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Receive Turn Over, Perputaran

70 REVITALISASI KOPERASI UNTUK MEMBANGUN AGROINDUSTRI KEMITRAAN DAERAH <

Persediaan, Rasio Perputaran Modal, Rasio Perputaran Modal Kerja, Rasio Modal Kerja Terhadap Aktiva, Leverage. Oleh karena itu, penempatan posisi bendahara sebaiknya dari anggota yang berlatar belakang sarjana ekonomi bidang keahlian keuangan untuk memudahkan menerjemahkan dan melaksanakan kesembilan indikator tersebut.

T T T T Ter er tib Ev er er er tib Ev tib Ev tib Ev tib Evaluasi dan P aluasi dan P aluasi dan P aluasi dan P aluasi dan Peng eng eng eng aaaaaw eng w w w wasan asan asan asan asan Peranan Pengawas diperlukan dilangkah terakhir ini yang berfungsi sebagai evaluator dan pengontrol terhadap upaya-upaya yang telah dijalankan. Perbandingan upaya tersebut adalah perencanaan sehingga diperoleh tingkat keberhasilan pelaksanaan program kerja.

Peranan pengawas tidak boleh menyalahartikan azas kekeluargaan yang digunakan oleh koperasi jika menemukan kejanggalan apalagi penyalahgunaan wewenang yang harus dijalankan oleh pengurus maupun anggota. Penyalahgunaan merupakan pelanggaran dan harus segera ditindak melalui penegakan disiplin yang ditetapkan oleh rapat anggota. Bahkan jika pelanggaran tersebut menyangkut kriminal maka harus ditindaklanjuti ke saluran hukum yang berlaku.

Tanpa penegakan disiplin dan hukum yang baik oleh pengawas ini maka koperasi tidak dapat diharapkan mampu mengemban amanat sebagai pembangun tatatnan perekonomian nasional.

Untuk mencapai tertib evaluasi dan pengawasan ini maka anggota yang ditempat pada posisi tersebut juga sebaiknya memiliki kemampuan teknis dan merupakan panutan dari semua anggota koperasi. Boleh jadi panutan tersebut karena kemampuan akademisnya, bukti pekerjaan, dan loyalitas yang telah diberikan semasa menjabat sebagai pengurus koperasi pada periode sebelumnya.

Sebagai bahan evaluasi, penulis meringkas pedoman yang diberikan Kementerian Koperasi dan UKM RI dalam bentuk Tabel 6.1. Keempat jenis akuntabilitas tersebut harus dinilai pelaksanaannya oleh badan pengawas untuk mencapai tujuan koperasi:

1. memajukan keseahteraan anggota;

2. memajukan kesejahteraan masyarakat;

3. membangun tatanan perekonomian nasional dan

4. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur.

> REVITALISASI KOPERASI UNTUK MEMBANGUN AGROINDUSTRI KEMITRAAN DAERAH 71

T T T T Tabel 6.1 Rincian jenis akuntabilitas untuk menilai peranan abel 6.1 Rincian jenis akuntabilitas untuk menilai peranan abel 6.1 Rincian jenis akuntabilitas untuk menilai peranan abel 6.1 Rincian jenis akuntabilitas untuk menilai peranan abel 6.1 Rincian jenis akuntabilitas untuk menilai peranan koperasi di masyarakat. koperasi di masyarakat. koperasi di masyarakat. koperasi di masyarakat. koperasi di masyarakat.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147