Jawaban terhadap Permasalahan Penelitian

C. Jawaban terhadap Permasalahan Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data, reduksi data, dan katagorisasi data yang berkenaan dengan permasalahan penelitian diperoleh suatu gambaran secara umum bahwa kebijakan Link and Match melalui pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK Negeri 2 Surakarta ) serta institusi pasangan berjalan dengan baik, artinya memenuhi kriteria yang dikembangkan dari program itu sendiri. Kriteria yang dikembangkan dalam penelitian ini mengikuti kriteria Fidelity, yaitu kriteria yang dikembangkan dari program itu sendiri (Said Hamid Hasan, 1989 : 64 – 69).

Secara umum, jawaban permasalahan penelitian baik yang menyangkut institusi sekolah dan dunia kerja dapat dipaparkan sebagai berikut :

a. Persiapan Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Konsep Pendidikan Sistem Ganda merupakan salah satu wujud implementasi kebijakan Link and Match dimana dalam sistem itu diupayakan perpaduan antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha industri sehingga diharapkan adanya keterkaitan, kesepadanan dan saling mengisi kekurangan masing-masing. Pendidikan Sistem Ganda merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja industri secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.

Dalam persiapan ini telah ditempuh berbagai upaya untuk mendukung persiapan penerjunan siswa ke dunia industri dengan tujuan agar siswa betul- betul memiliki jiwa dan keterampilan kerja industri sehingga diharapkan betul- betul siap secara mental dan fisik. Langkah konkrit yang dilakukan dalam fase persiapan ini meliputi : Dalam persiapan ini telah ditempuh berbagai upaya untuk mendukung persiapan penerjunan siswa ke dunia industri dengan tujuan agar siswa betul- betul memiliki jiwa dan keterampilan kerja industri sehingga diharapkan betul- betul siap secara mental dan fisik. Langkah konkrit yang dilakukan dalam fase persiapan ini meliputi :

2) Dalam proses belajar mengajar siswa dikondisikan untuk berorientasi pada materi, tidak tergantung pada guru. Siswa selalu diberi pengertian betapa penting menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan untuk menunjang kerja industri. Wujud konkrit dari kebijakan ini adalah siswa tidak diperkenankan mengajukan mata diklat apabila terjadi jam kosong, namun dikondisikan agar belajar sendiri dengan dipandu guru lain yang berkompeten. Kondisi seperti itu juga diberlakukan oleh guru.

3) Dalam proses belajar mengajar siswa selalu dikondisikan dengan disiplin tinggi. Disiplin itu ditujukan agar siswa terkondisikan dengan kerja industri pada saat praktek penerjunan, karena disadari bahwa lingkungan di sekolah adalah berbeda dengan praktek kerja industri, sehingga hal itu dirasa tuntutan mutlak. Wujud dari kegiatan ini adalah siswa dibebani kerja piket, apel pagi bagi yang akan praktek kerja industri, pemberlakuan seragam berbeda untuk peserta praktek.

4) Siswa sejak kelas I sampai menjelang penerjunan dibekali dengan praktek kerja industri di unit produksi sekolah seminggu sekali secara bergiliran, hal itu dilakukan untuk menunjang disiplin dan situasi kerja industri yang sesungguhnya.

5) Diberikan mata diklat orientasi bisnis oleh guru bagi siswa agar mereka memiliki jiwa usaha dan etos kerja tinggi.

6) Persiapan untuk menyongsong penerjunan siswa ke dunia industri. Dalam fase ini telah banyak dilakukan kegiatan sebagai penunjang pelaksanaan penerjunan siswa melalui kegiatan seperti : (a) Rapat persiapan, (b) Seminar dan lokakarya untuk sinkronisasi, 6) Persiapan untuk menyongsong penerjunan siswa ke dunia industri. Dalam fase ini telah banyak dilakukan kegiatan sebagai penunjang pelaksanaan penerjunan siswa melalui kegiatan seperti : (a) Rapat persiapan, (b) Seminar dan lokakarya untuk sinkronisasi,

b. Pelaksanaan (penerjunan) siswa ke dunia kerja sebagai implementasi program Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 2 Surakarta.

Penerjunan siswa berdasarkan naskah kerja sama yang telah disepakati bersama. Dalam naskah itu selalu diperhitungkan adanya kesediaan, kerja sama saling menguntungkan, sinkronisasi (relevansi) serta prosedur dan mekanisme kerja antar lembaga. Peran kelompok kerja pada pelaksanaan ini sangat besar. Kelompok kerja terdiri atas unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah hubungan industri sebagai koordinator Pendidikan Sistem Ganda, Ketua pelaksana, sekretaris, bendahara, dan anggota pelaksana serta guru pembimbing.

Dalam pelaksanaan penerjunan siswa ke dunia industri peran utama oleh guru pembimbing sekolah, karena merekalah yang langsung berhubungan dengan siswa praktikan, sehingga segala hambatan dan permasalahan akan dijumpai untuk pertama kali, meskipun sebenarnya dalam pelaksanaan penerjunan siswa adalah kerja tim.

c. Persepsi institusi pasangan terhadap pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda

Persepsi institusi pasangan terhadap penerjunan siswa dalam Pendidikan Sistem Ganda mengalami pergeseran. Pendidikan Sistem Ganda diperkenalkan sejak tahun ajaran 1994/1995 pada sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan termasuk pada SMK Negeri 2 Surakarta. Untuk pertama kalinya sejumlah institusi pasangan masih berpersepsi bahwa penerjunan siswa ke dunia kerja merepotkan dan menyulitkan bagi siswa. Pada fase itu jalinan kerja sama Persepsi institusi pasangan terhadap penerjunan siswa dalam Pendidikan Sistem Ganda mengalami pergeseran. Pendidikan Sistem Ganda diperkenalkan sejak tahun ajaran 1994/1995 pada sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan termasuk pada SMK Negeri 2 Surakarta. Untuk pertama kalinya sejumlah institusi pasangan masih berpersepsi bahwa penerjunan siswa ke dunia kerja merepotkan dan menyulitkan bagi siswa. Pada fase itu jalinan kerja sama

Persepsi yang semakin positif itu dibuktikan bahwa pada tahun ajaran 20100/2011 mitra kerja dunia swasta semakin dominan . Hal itu menunjukkan bahwa sesungguhnya persepsi dunia kerja adalah positif terhadap pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda setelah segala sesuatunya dijelaskan tentang konsep dasar, tujuan, manfaat serta tanggung jawab sosial dunia kerja swasta dalam berpartisipasi membantu penyelenggarakan pendidikan nasional.

d. Persiapan institusi pasangan dalam menunjang Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda merupakan program bersama yang dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan dan industri. Kemampuan siswa aspek adaptif, normatif, teori kejuruan dibekalkan di sekolah sedang praktik dasar bisa di sekolah atau industri. Untuk praktik keahlian produktif dilakukan di industri. Keadaan seperti itu, sesungguhnya porsi yang dimainkan Sekolah Menengah Kejuruan sangat besar, sehingga wajar bila persiapan yang dilakukan oleh sekolah lebih matang jika dibandingkan oleh dunia industri.

Persiapan dunia industri sebenarnya sudah dimulai sejak tahap sinkronisasi antara dunia industri dan pihak sekolah untuk masing-masing profil kemampuan siswa setiap bidangnya, sehingga pada saat penerjunan ke dunia industri, pihak dunia kerja tinggal menempatkan pada pekerjaan yang telah disepakati semula (pada saat sinkronisasi, hal itu juga tertuang pada naskah Persiapan dunia industri sebenarnya sudah dimulai sejak tahap sinkronisasi antara dunia industri dan pihak sekolah untuk masing-masing profil kemampuan siswa setiap bidangnya, sehingga pada saat penerjunan ke dunia industri, pihak dunia kerja tinggal menempatkan pada pekerjaan yang telah disepakati semula (pada saat sinkronisasi, hal itu juga tertuang pada naskah

Untuk dunia kerja yang telah mapan dan telah terjalin kerja sama yang baik, persiapan itu sudah begitu mapan sehingga tidak terlalu banyak hambatan, karena segala sesuatunya telah dipersiapkan matang dalam naskah kerja sama sebelumnya.

e. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja

Penerjunan siswa ke dunia industri sangat tergantung jenis keahlian masing-masing, hal itu telah tertuang dalam naskah kerja sama. Jumlah dan spesifikasi keahlian siswa untuk masing-masing dunia kerja tidak sama, hal itu sangat tergantung kesepakatan dan motivasi yang melandasi. Sejak tahun ajaran 2010/2011 pihak sekolah mengambil kebijakan untuk menempatkan siswa dalam satu industri pasangan tidak lebih dari 5 siswa untuk jenis pekerjaan yang sama, hal itu agar perhatian dan proses pembelajaran bisa berjalan secara intensif sehingga harapan tentang keterampilan dan keahlian profesional siswa bisa terwujud.

Dalam proses bekerja langsung di dunia kerja selalu dimonitor oleh guru pembimbing dari sekolah dan pembimbing dari dunia kerja (instruktur) selama dipandang perlu, dengan begitu siswa memiliki sikap dan tanggung jawab tinggi seperti pekerja lain. Hanya dengan kondisi seperti itu, sikap dan tindakan profesional bisa terwujud.

f. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja bagi pihak sekolah .

Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja bagi pihak sekolah, namun hambatan itu berangsur-angsur mulai berkurang. Hambatan seperti itu misalnya kesulitan mencari mitra kerja, sikap siswa rendah diri dan etos kerja siswa yang rendah. Berbagai hambatan itu telah bergeser, dapat diatasi misalnya dengan mengundang dunia kerja diajak memecahkan berbagai hambatan . Tentang sikap siswa yang rendah diri dan etos kerja yang rendah, sepenuhnya disadari pihak sekolah pada mulanya.

Melihat kenyataan itu sekolah menempuh langkah dengan melakukan bimbingan karier dan bimbingan kejuruan serta pemberian mata diklat orientasi wirausaha. Pada proses itu, sekolah begitu menekankan perlunya sikap optimis, etos kerja tinggi serta pentingnya sekolah berorientasi pada dunia kerja, demi kepentingan siswa. Melalui metode seperti itu hambatan di atas dapat teratasi. Terdapat hambatan lain yang sifatnya laten dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda sampai tahun diklat 2010/2011. Hambatan-hambatan itu berkisar pada : (a) Sulitnya dunia kerja yang sebenarnya potensial bisa menerima penjelasan

pihak sekolah untuk berpartisipasi menyukseskan Pendidikan Sistem Ganda,

(b) Masih terdapatnya perlakuan antara dunia kerja yang satu dengan yang lain dalam memberlakukan siswa terutama yang berkenaan dengan kesejahteraan. Ada perusahaan yang memungut biaya terhadap siswa praktek, namun ada pula justru perusahaan yang memberikan honor kepada siswa praktikan. Kondisi seperti itu sangat menyulitkan bagi pihak sekolah untuk bertindak adil terhadap siswa, karena telah menimbulkan rasa kecemburuan diantara siswa,

(c) Penerjunan ke dunia kerja sangat minim, hal itu menyangkut kesejahteraan kelompok kerja sementara mereka dituntut untuk bekerja (c) Penerjunan ke dunia kerja sangat minim, hal itu menyangkut kesejahteraan kelompok kerja sementara mereka dituntut untuk bekerja

g. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja bagi pihak sekolah.

Penerjunan siswa ke dunia kerja selama program Pendidikan Sistem Ganda diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK Negeri 2 Surakarta ) tersebut telah berlangsung selama beberapa periode. Setidaknya ada beberapa faktor pendukung yang dimiliki oleh Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakara dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda, terutama implementasinya pada dunia kerja. Faktor-faktor itu terdiri atas :

1) Persiapan yang dilakukan oleh sekolah tersebut cukup matang sehingga pada saat penerjunan dan selama siswa melakukan praktek kerja di dunia kerja sudah agak terlatih, meskipun juga disadari untuk beberapa kasus siswa masih juga ada beberapa kekurangan. Pemberian materi yang menyangkut aspek normatif, adaptif, teori kejuruan, materi orientasi bisnis maupun bimbingan kejuruan sangat mendukung membentuk disiplin dan etos kerja siswa.

2) Kerja sama antar kelompok kerja dalam sekolah relatif kompak. Hal itu tidak lepas dari peran pimpinan sekolah yang mampu mengkoordinasi dan memotivasi para penyelengara telah melahirkan etos kerja tinggi para penyelengara, kondisi seperti itu berdampak positif pada imbasnya iklim disiplin siswa peserta program Pendidikan Sistem Ganda. Semangat untuk berhasilnya program Pendidikan Sistem Ganda.

atau lokakarya, sehingga memudahkan pihak sekolah menyampaikan ide-ide serta terjadinya komunikasi dua arah yang positif.

h. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja.

1) Meskipun sudah dilakukan sinkronisasi antara dunia kerja dan pihak sekolah, masih saja terjadi kekurangsiapan peserta didik masuk dunia kerja, hal itu terbukti adanya waktu penyesuaian diri kurang lebih selama satu minggu.

2) Pengetahuan dan ketrampilan siswa selama di sekolah tidak sepenuhnya mampu mengikuti perkembangan yang ada di dunia kerja, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang besar. Hal itu sebenarnya telah ditempuh melalui sinkronisasi, namun tetap saja tidak sepenuhnya tuntas teratasi karena fasilitas dan sumber daya yang terbatas.

3) Pada sejumlah dunia kerja ada kekhawatiran rahasia perusahaan diketahui, sehingga kadang-kadang potensi siswa tidak sepenuhnya teraktualisasi dan yang paling parah justru tiudak relevannya keahlian siswa dengan jenis pekerjaan yang diberikan.

4) Jam kerja antara dunia sekolah dengan dunia industri berbeda, sehingga kadang-kadang siswa peserta Pendidikan Sistem Ganda di industri menemui kesulitan untuk menyesuaikan diri.

5) Waktu penerjunan yang terbatas, padahal ada jenis pekerjaan tertentu menuntut lebih lama dari jadwal yang disediakan. Kondisi seperti itu tidak saja akan mementahkan pekerjaan, namun juga akan mengecewakan siswa yang beretos kerja tinggi.

i. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja.

Faktor yang mendukung pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja sesungguhnya merupakan faktor penting terhadap keberhasilan program tersebut. Satu faktor pendukung dominan selama penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda tahun diklat 2010/2011 adalah jumlah peserta didik dalam jumlah terbatas untuk setiap jenis pekerjaan untuk setiap rumpun pada setiap dunia pasangan. Kondisi seperti itu didasarkan pada pertimbangan penguasaan keahlian profesional siswa karena dimungkinkan monitoring yang intensif kepada peserta latihan kerja. Faktor pendukung lain yang berperan terhadap keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda adalah telah terjadi penjadwalan di dunia kerja, hal itu akan memudahkan dalam pengaturan praktek kerja dan koordinasi dengan Sekolah Menengah Kejuruan.

Secara jujur harus diakui dan perlu diberi penghargaan yang setinggi- tingginya terhadap beberapa industri yang memiliki kepedulian tinggi atas partisipasi dalam ikut mensukseskan pelaksanaan program pendidikan sistem ganda sebagai mitra SMK Negeri 2 Surakarta tahun 2010/2011, antara lain yaitu sebagai berikut :

No Nama Industri Program keahlian

1 CV Retno Putro, Solo Konstruksi Bangunan

2 CV Setama Indra, Solo

Mesin

3 CV Tri Karya, Solo Elektronika

4 CV Dwi Karya, Solo Konstruksi Bangunan

5 CV Sarana Mulya, Solo

Mesin

6 CV Bumi Pratama, Solo Konstruksi Bangunan

7 PT Karya Deka Alam Lestari, SMG Elektronika

8 CV Fajar Abadi, Cirebon

Mesin

10 PT Sapto Giri, Bekasi Konstruksi Bangunan

11 PT Duta Paramindo Setia, Jakarta Elektronika

12 PT Caga Catra Tama, Jakarta

Mesin

13 PT Kotak Design, Jakarta

Mesin

14 PT Puja tama, Jakarta Konstruksi Bangunan

j. Peluang memperluas jaringan kerja sama dengan dunia kerja dalam

mendukung pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda.

Tahun ajaran 1994/1995 diperkenalkan program Pendidikan Sistem Ganda pada sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan. Sejak saat itu sekolah yang ditunjuk berupaya melakukan jalinan kerja sama dengan dunia kerja sebagai wujud keterlibatan antara dunia sekolah dengan dunia kerja. Dalam tahun ajaran 2010/2011 telah terjalin kerja sama dengan dunia kerja sebanyak 116 lembaga, yang terdiri atas perusahaan jasa dan industri, baik milik badan usaha milik negara maupun swasta murni.

Jumlah itu masih terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah yang terdaftar pada Dinas Perindustrian . Sejak diujicobakan program Pendidikan Sistem Ganda pada SMK Negeri 2 Surakarta partisipasi dunia kerja mengalami peningkatan. Partisipasi itu lebih menggembirakan telah terjadi pergeseran dan peningkatan. Dari sejumlah dunia kerja yang belum dipergunakan untuk praktek kerja siswa, kebanyakan mereka belum menggetahui secara persis apa itu tentang Pendidikan Sistem Ganda.

Selama ini mereka hanya berpikir bahwa dunia kerja untuk menampung tenaga kerja yang tel;ah lulus sekolah, sedang pendidikan adalah tanggung jawab lembaga pendidikan. Mereka berpikir, toh dalam dunia pendidikan juga diajarkan praktek kerja meskipun mereka juga menyadari bahwa lulusan sekolah menengah kejuruan masih harus banyak menyesuaikan diri dengan Selama ini mereka hanya berpikir bahwa dunia kerja untuk menampung tenaga kerja yang tel;ah lulus sekolah, sedang pendidikan adalah tanggung jawab lembaga pendidikan. Mereka berpikir, toh dalam dunia pendidikan juga diajarkan praktek kerja meskipun mereka juga menyadari bahwa lulusan sekolah menengah kejuruan masih harus banyak menyesuaikan diri dengan

Upaya yang dilakukan oleh SMK Negeri 2 Surakarta adalah dengan mengadakan seminar dan lokakarya atau pertemuan sejenisnya dengan mengundang dunia kerja baik yang sudah terjalin maupun yang belum untuk diajak dialog panjang lebar untuk memperoleh persepsi yang sama tentang program Pendidikan sistim ganda. Upaya itu ternyata banyak membawa hasil, hal itu terbukti partisipasi dunia kerja swasta yang semakin meningkat jumlahnya.

k. Peran majelis sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan Sistim Ganda.

Sebenarnya posisi majelis sekolah sangat strategis dalam menjembatani antara dunia kerja dan lembaga pendidikan. Selama ini peran yang dimainkan majelis sekolah belum maksimal, artinya masih peran yang sebenarnya bisa dilakukan, namun belum bisa terealisisr karena berbagai faktor kendala. Bisa dipahami bahwa kepedulian majelis sekolah terhadap kiprah sekolah dalam pelaksanaan pendidikan sistem ganda belum maksimal. Unsur yang termasuk dalam majelis SMK Negeri 2 Surakarta antara lain kadinda, Dinas perindustrian dan perdangan, dinas Tenaga kerja, asosiasi profesi dan lain-lain.

Sebenarya sangat strategis kedudukan majelis sekolah jika dilihat posisi mereka sebagai penentu pengambil kebijakan terutama berkenaan dengan kiprah dunia usaha, sehingga bukan barang mustahil apabila program Sebenarya sangat strategis kedudukan majelis sekolah jika dilihat posisi mereka sebagai penentu pengambil kebijakan terutama berkenaan dengan kiprah dunia usaha, sehingga bukan barang mustahil apabila program

Selama ini kendala yang dihadapai pihak sekolah adalah koordinasi yang harus dilakukan antara pihak sekolah dengan anggota Majelis Sekolah seperti disebutkan di atas. Untuk mengkoordinir bukan pekerjaan mudah, hal itu disebabkan karena koordinasi merupakan kerja tim. Untuk membuahkan hasil yang baik memerlukan pengorbanan sarana dan prasarana pendukung, hal itulah yang menyebabkan pihak sekolah belum sepenuhnya bisa mengambil peran yang bisa dimainkan unsur penentu kebijakan di atas. Dengan dimasukkannya berbagai instansi pemerintah yang membawahi kiprah dunia usaha diharapkan akan memudahkan dalam menjalin kerja sama, namun itu semua memerlukan lobying. Dalam melakukan lobi atau pendekatan terhadap mereka tidak cukup hanya sekali dua kali, namun merupakan pekerjaan yang rutin, sehingga tuntutan seperti itu harus ditopang sarana dan prasarana yang memadai. Hal itulah yang belum sepenuhnya dimiliki sekolah selama ini, sehingga peran majelis sekolah belum maksimal.

Bagaimanapun juga harus disadari bahwa program Pendidikan Sistem Ganda adalah program yang dipikulkan kepada Sekolah Menengah Kejuruan dengan melibatkan dunia kerja sebagai institusi pasangan, namun dalam hal ini lembaga pendidikan tidak sepenuhnya memiliki kekuatan untuk memuaskan agar dunia kerja mau diajak bekerja sama. Yang ada adalah himbauan dengan memberikan penerangan dan konsep dasar tentang manfaat yang bisa dipetik dari program Pendidikan Sistem Ganda.

Di muka telah dijelaskan bahwa dalam pendekatan Fidelity, kriteria dikembangkan dari program itu sendiri. Kriteria yang menjadi acuan dalam penelitian ini meliputi beberapa aspek, yaitu : (1) Penyusunan program dan latihan, (2) Peran dan fungsi majelis sekolah, (3) Pembimbingan siswa peserta latihan, (4) Penyusunan dan pengisian jurnal kegiatan, (5) Sistem pengujian dan sertifikasi, (6) Sinkronisasi/relevansi program pendidikan dan pelatihan, dan (7) Monitoring dan evaluasi program.

Kriteria keberhasilan program Pendidikan Sistem Ganda dan implementasinya di dunia kerja dikembangkan dari berbagai aspek di atas, kemudian dibandingkan dengan pelaksanaan yang ada di lapangan.

1. Penyusunan program dan latihan

Pendidikan Sistem Ganda merupakan bentuk penyelenggaraan sistematis keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Pernyataan seperti itu mengandung makna bahwa Pendidikan Sistem Ganda merupakan keseluruhan program sekolah yang dimulai sejak penerimaan siswa, proses pembelajaran, proses penerjunan ke dunia kerja sampai menghasilkan lulusan. Konsekuensi dari Pendidikan Sistem Ganda ini adalah adanya proses pembelajaran yang dilaksanakan di dua tempat, sebagian dilakukan di sekolah dan sebagaian di dunia kerja.

Sebagaimana telah dikemukakan dalam jawaban permasalahan (butir 1) di muka bahwa untuk mendukung program Pendidikan Sistem Ganda menuntut Sebagaimana telah dikemukakan dalam jawaban permasalahan (butir 1) di muka bahwa untuk mendukung program Pendidikan Sistem Ganda menuntut

Persiapan dan pelatihan siswa pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta untuk menyongsong penerjunan siswa di dunia kerja telah melakukan hal yang demikian, sehingga dapat dikatakan bahwa penyusunan program dan latihan telah dijalankan dengan sangat hati-hati sejak penerimaan siswa, proses pembelajaran, penanaman disiplin kerja dan persiapan teknis lainnya guna menunjang keberhasilan penerjunan siswa peserta Pendidikan Sistem Ganda pada institusi pasangan.

2. Peran dan Fungsi Majelis Sekolah

Keberadaan Majelis Sekolah merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap Sekolah Menengah Kejuruan yang menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda. Majelis sekolah merupakan lambaga yang menjembatani antara pihak sekolah dengan dunia kerja. Majelis Sekolah merupakan organisasi yang mampu mewakili dunia usaha dan industri untuk menjadi pasangan Sekolah Menengah Kejuruan dan melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda.

Sesuai prinsip keutuhan program pendidikan sistem ganda, majelis sekolah perlu diajak diskusi, tukar pikiran, tukar pendapat dan mendapatkan kesepakatn bersama dalam hal : (a) Penerimaan siswa baru,

(b) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan di sekolah, (b) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan di sekolah,

Dalam kenyataannya di lapangan peran seperti itu tidak sepenuhnya terealisir. Sebenarnya peran seperti itu bisa saja dilaksanakan, namun membawa konsekuensi yang tidak ringan. Salah satu contohnya, bahwa agar Majelis Sekolah Merasa dihargai dan diakui serta memiliki program PENDIDIKAN SISTEM GANDA di suatu sekolah maka kepala sekolah dihimbau untuk mengusahakan kantor Majelis Sekolah. Apabila Sekolah Mengenah Kejuruan telah memiliki kelompok kerja PENDIDIKAN SISTEM GANDA sebaiknya kelompok kerja PENDIDIKAN SISTEM GANDA itu sekaligus berfungsi sebagai sekretariat Majelis Sekolah.

Dalam butir 11 (hal 57) telah dikemukakan bahwa peran Majelis Sekolah belum sepenuhnya terealisir, hal itu bukan karena peran Majelis Sekolah terlalu idealis namun sebenarnya berkenaan dengan masalah pembiayaan, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Melihat data lapangan yang ada pada sekolah tersebut dapat dikemukakan bahwa peran Majelis Sekolah belum sepenuhnya terwujud, baru dalam beberapa aspek yang sifatnya memungkinkan dilakukan.

3. Pembimbingan siswa peserta latihan

Guru pembimbing sekolah dan pembimbing dari dunia kerja (instruktur) adalah guru/instruktur yang memiliki persyaratan sebagai pembimbing dan instruktur yang melaksanakan tugas mempersiapkan, pengarahan, memotivasi, melatih, menilai dan membimbing siswa Sekolah Menengah Kejuruan peserta Guru pembimbing sekolah dan pembimbing dari dunia kerja (instruktur) adalah guru/instruktur yang memiliki persyaratan sebagai pembimbing dan instruktur yang melaksanakan tugas mempersiapkan, pengarahan, memotivasi, melatih, menilai dan membimbing siswa Sekolah Menengah Kejuruan peserta

Guru pembimbing dan pembimbing dari dunia kerja yang ditunjuk diharapkan memiliki persyaratan antara lain : (a) Memiliki kepedulian dan kemauan tinggi, (b) Memiliki pengetahuan dan keterampilan tinggi, (c) Memiliki sikap dan etos kerja tinggi, (d) Menghargai profesinya serta (e) Peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam butir 2 (hal. 49) dan butir 5 (hal. 51) telah dikemukakan bahwa dalam pembimbingan siswa peserta program Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak sekolah (oleh guru pembimbing sesuai dengan bidang keahlian) dan pihak dunia kerja (dilakukan oleh pembimbing/instruktur) sesuai dengan bidang keahliannya pula.

Mengenai kriteria guru pembimbing dan instruktur disesuaikan dengan persyaratan yang ada, dalam arti sangat memperhatikan bidang keahlian dan memiliki kepedulian serta kemauan tinggi dalam bidangnya. Disadari pula bahwa tidak semua dunia kerja menempatkan instruktur secara formal, hal itu terjadi pada dunia kerja yang sifatnya menengah ke bawah .

Dengan kebijakan baru, yaitu upaya untuk mencari dunia kerja menengah ke atas sebagai institusi pasangan diharapkan masalah pembimbingan bisa terarah dan terwujud secara baik.

4. Penyusunan dan pengisian jurnal kegiatan

Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda sebagai wujud kebijakan Link and Match dilaksanakan di dua tempat, yaitu lembaga pendidikan (sekolah) dan dunia kerja. Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan sehingga sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

yang meliputi kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, hasil kerja yang berkualitas, disiplin waktu serta rajin dalam bekerja.

Untuk mendeteksi perkembangan siswa peserta program Pendidikan Sistem Ganda di dunia industri diperlukan suatu perangkat yang dapat memberikan informasi tentang kualifikasi dan jenis kegiatan praktik siswa. Perangkat yang dimaksud berupa jurnal kegiatan dan laporan kegiatan siswa peserta PENDIDIKAN SISTEM GANDA. Perangkat itu dipakai sebagai format pertanggungjawaban untuk kerja siswa selama praktik di dunia industri. Yang berkepentingan terhadap jurnal kegiatan dan laporan kegiatan adalah siswa, guru pembimbing dan instruktur. Dengan adanya jurnal kegiatan dan laporan kegiatan kerja siswa diharapkan praktik kerja siswa betul-betul terkoordinasi, sehingga tujuan program bisa tercapai.

Dalam butir 2 (hal. 49) dan butir 5 (hal. 51) telah dikemukakan bahwa dalam pelaksanaan kerja praktik siswa dibimbing oleh guru dan instruktur. Peran guru pembimbing dan instruktur dalam pengisian jurnal kegiatan dan laporan kegiatan siswa terwujud dalam format ini, artinya guru pembimbing dan instruktur melakukan kegiatan bimbingan pengisian jurnal dan membuat laporan kegiatan siswa praktik sesuai bidang keahlian.

Kepentingan lain dari jurnal kegiatan dan laporan kegiatan siswa praktik adalah dengan bidang mengetahui tentang relevansi keahlian itu sangat berguna untuk menindaklanjuti penempatan siswa pada penerjunan berikutnya.

Secara umum siswa peserta program Pendidikan Sistem Ganda telah melakukan kegiatan itu begitu pula instruktur selalu membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan siswa praktikan untuk mengetahui perkembangan keahlian siswa praktikan.

Selama siswa melaksanakan pekerjaan di dunia kerja, kegiatan mereka merupakan bagian dari program Pendidikan Sistem Ganda secara keseluruhan. Untuk kepentingan itu diperlukan pedoman penilaian dan pemberian sertifikat dari proses dan hasil pekerjaan siswa selama bekerja di dunia kerja. Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan penilaian, yaitu : (a) Aspek penilai, (b) Aspek yang dinilai, (c) Kriteria penilaian (d) Sertifikat kemampuan dan (e) Konversi nilai

Sistem pengujian merupakan suatu bentuk evaluasi hasil belajar yang melibatkan/dilakukan oleh pihak pemakai tamatan dan lembaga-lembaga profesi sebagai strategi untuk memperoleh tamatan yang memiliki kemampuan produktif sesuai standar yang dipersyaratkan pemakai. Aspek yang diukur meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tim penguji terdiri atas : (a) Tenaga-tenaga profesional di bidangnya, (b) Asosiasi profesi, (c) Kadin/Kadinda, (d) Dunia kerja pemakai langsung, (e) Depnaker (f) Unsur sekolah dan (g) Instansi terkait.

Setifikasi pada dasarnya membuat surat keterangan yang menjelaskan kemampuan kejuruan tertentu yang telah dimiliki oleh pemegang sertifikat. Sertifikat ada dua macam, pertama setifikat profesi yang menjelaskan kemampuan sesuai dengan standar kemampuan yang telah dibakukan pada profesi Setifikasi pada dasarnya membuat surat keterangan yang menjelaskan kemampuan kejuruan tertentu yang telah dimiliki oleh pemegang sertifikat. Sertifikat ada dua macam, pertama setifikat profesi yang menjelaskan kemampuan sesuai dengan standar kemampuan yang telah dibakukan pada profesi

Dalam akhir pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda, para peserta diberikan sertifikat kompetensi, yaitu sertifikat yang didalamnya menjelaskan kemampuan yang telah dimiliki siswa yang dikeluarkan oleh masing-masing dunia kerja. Konsekuensi dari penerbitan sertifikat itu adalah belum adanya standar tentang kemampuan siswa, namun hal itu sepenuhnya disadari oleh pihak Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa setiap institusi pasangan program Pendidikan Sistem Ganda SMK Negeri 2 Surakarta telah melaksanakan penilaian kemampuan siswa peserta program Pendidikan Sistem Ganda dalam bentuk sertifikat kompetensi sesuai bidang yang dikerjakan masing-masing siswa, jadi sifatnya relatif.

6. Sinkronisasi/relevansi program pendidikan dan pelatihan

Sinkronisasi program pendidikan dan pelatihan pada program Pendidikan Sistem Ganda adalah keterampilan antara pemetaan kemampuan yang ada di sekolah dengan jenis pekerjaan yang terdapat di dunia kerja yang disusun dan diprogramkan secara bersama-sama oleh pihak Sekolah Menengah Kejuruan dan dunia kerja. Program pendidikan dan pelatihan yang dimaksud harus mengandung kejelasan tentang ukuran materi (isi), waktu dan metode (model) penyelenggaraan dalam kegiatan belajar mengajar baik yang dilakukan di sekolah maupun di dunia kerja dalam rangka mencapai suatu jenis keahlian profesi tertentu yang telah disepakati.

Untuk menjamin efektivitas dan relevansinya, program pendidikan dan pelatihan yang akan diselenggarakan dirancang, direncanakan, disusun dan Untuk menjamin efektivitas dan relevansinya, program pendidikan dan pelatihan yang akan diselenggarakan dirancang, direncanakan, disusun dan

Dalam mewujudkan langkah sinkronisasi program pendidikan dan latihan, SMK Negeri 2 Surakarta berulang kali melakukan seminar dan lokakarya dengan mengundang dunia kerja baik yang telah menjadi pasangan maupun yang belum. Seminar dan lokakarya ditujukan untuk memperoleh titik temu antara dunia pendidikan (Sekolah Menengah Kejuruan) dan dunia kerja sehingga diperoleh suatu gambaran, strategi dan model pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda sesuai situasi dan kondisi yang ada. Telah banyak dibeberkan tentang upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam mempersiapkan program Pendidikan Sistem Ganda sejak penerimaan siswa baru, proses pengajaran dan persiapan penerjunan.

7. Monitoring dan evaluasi program

Yang dimaksud dengan monitoring adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pembimbing untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda yang telah disepakati bersama antara pihak sekolah dengan dunia kerja. Sedang yang dimaksud evaluasi di sini adalah kegiatan untuk mengetahui sejauh mana siswa peserta program Pendidikan Sistem Ganda mencapai kemampuan/tujuan yang diharapkan.

Monitoring dan evaluasi sangat diperlukan oleh dunia kerja maupun pihak sekolah, di mana sasaran monitoring dan evaluasi meliputi beberapa hal, yaitu (a)

(b) sikap serta perilaku siswa selama menjalankan program Pendidikan Sistem Ganda. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara bersama-sama antara guru pembimbing dari sekolah dan instruktur dari dunia kerja.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan pada saat siswa berada di dunia kerja. Monitoring dilaksanakan oleh pembimbing dari Sekolah Menengah Kejuruan secara periodik sedangkan evaluasi dilaksanakan pada akhir program Pendidikan Sistem Ganda oleh pembimbing dari Sekolah Menengah Kejuruan dan instruktur dari dunia kerja. Pelaksnaan monitoring dan evaluasi menggunakan format yang disepakati bersama antara pihak sekolah dan dunia kerja yang meliputi materi pokok : (a) Presensi kehadiran, (b) Disiplin kerja, (c) Keterampilan, (d) Prestasi kerja, (e) Inisiatif, (f) Ketekunan, (g) Etika, (h) Kerjasama, dan (i) Tanggung jawab.

Tahap pengolahan data dan pelaporan adalah untuk mengetahui sejauh mana program Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja itu dilaksanakan. Apakah program berjalan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat atau tidak. Dalam kenyataan di lapangan pihak sekolah sering menemui kejanggalan dalam hal ketidaksesuaian antara bidang keahlian siswa dengan jenis pekerjaan yang diberikan dunia kerja terhadap siswa praktik. Menghadapi kenyataan itu pihak sekolah mengambil langkah pendekatan untuk meluruskan sesuai kesepakatan semula, jika tidak diperoleh kesepakatan tidak jarang pihak sekolah dengan terpaksa menarik siswa dan menempatkan pada institusi lain yang sesuai. Dengan Tahap pengolahan data dan pelaporan adalah untuk mengetahui sejauh mana program Pendidikan Sistem Ganda di dunia kerja itu dilaksanakan. Apakah program berjalan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat atau tidak. Dalam kenyataan di lapangan pihak sekolah sering menemui kejanggalan dalam hal ketidaksesuaian antara bidang keahlian siswa dengan jenis pekerjaan yang diberikan dunia kerja terhadap siswa praktik. Menghadapi kenyataan itu pihak sekolah mengambil langkah pendekatan untuk meluruskan sesuai kesepakatan semula, jika tidak diperoleh kesepakatan tidak jarang pihak sekolah dengan terpaksa menarik siswa dan menempatkan pada institusi lain yang sesuai. Dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dimuka maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut