Deskripsi Lokasi, Subjek dan data penelitian,

A. Deskripsi Lokasi, Subjek dan data penelitian,

serta kriteria evaluasi

1. Diskripsi Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Surakarta

a. Sejarah Berdiri dan Lokasi Sekolah Dorongan kemajuan jaman dan keinginan para pakar teknologi antara lain ; Ir Frederik Cornalius Lavis Van Olden, Prof Ir Soediro, R.T. Djojo Soeparno, R. Soemardi Djati Sworo serta Letda Soejodo, BA maka kesempatan dan upaya untuk mendirikan Sekolah Teknik Menengah (STM) terus diupayakan. Atas perjuangan dan kerja keras para pendiri di atas maka pada tanggal 1 Juli 1952 berdiri sekolah yang diberi nama STM Solo yang berlokasi di Gendengan Solo dengan jurusan Mesin, Listrik dan Bangunan.

Beberapa waktu kemudian, atas perjuangan mereka diterbitkanlah Surat Keputusan Menteri Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan SK No. 3095/BSK tertanggal 1952 dengan nama STM Negeri Solo dengan Kepala Sekolah yang pertama Ir Frederik Cornalius Van Olden. Oleh karena perkembangan dan lokasi yang kurang memadai maka tahun 1959 diberikan area baru di Jl LU Adi Sucipto No. 3 Kalurahan Manahan Kecamatan Banjarsari Kotamadya Surakarta seluas berkisar 2.315 meter persegi. Oleh karena pada tahun 1966 berdiri STM Negeri 2 Solo, maka pada tahun tersebut nama STM Negeri Solo diganti dengan nama STM Negeri 1 Surakarta.

Berdasar Surat dari Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan No. 5.1.012.77 tertanggal 6 Januari 1977, STM Negeri 1 ditunjuk untuk melaksanakan Kurikulum 3 tahun dengan jurusan ; Bangunan, Elektronika, Listrik. Mesin dan Otomotif. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Berdasar Surat dari Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan No. 5.1.012.77 tertanggal 6 Januari 1977, STM Negeri 1 ditunjuk untuk melaksanakan Kurikulum 3 tahun dengan jurusan ; Bangunan, Elektronika, Listrik. Mesin dan Otomotif. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Oleh karena itu pada tahun 1999 dipergunakan Kurikulum edisi 1999 dengan membuka program keahlian ; Teknik Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Bangunan, Teknik Perkayuan, Teknik Audio Video, Teknik Listrik Pemakaian, Teknik Mesin Perkakas dan Teknik Mekanik Otomotif. Sejarah pengelolaan SMK Negeri 2 Surakarta disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Periodisasi Kepemimpinan SMK Negeri 2 Surakarta No.

A. Tahun Periode Kepemimpinan

B. Nama Kepala Sekolah

1952 sampai 1955 1955 sampai 1957 1957 sampai 1966 1966 sampai 1967 1967 sampai 1970 1970 sampai 1972 1972 sampai 1977 1977 sampai 1978 1978 sampai 1985 1985 sampai 1994 1994 sampai 1997 1977 sampai 1998 1998 sampai 2005 2005 sampai 2009 2009 sampai sekarang

Ir. Frederik Cornlius Van Olden Soediman Soekamto RM Soekarso Atmodipuro R. Iskandar Hasmara Soekisno Hadi Winoto Soewito Hadi Pranomo BA Ridwan B.Sc Drs. Hadi Wiyono Soeparno BA Drs. Soepratno Drs. Y.Soenargo Drs. Suwardi Drs. Rahmat M.Pd Drs. Susanta MM

Sumber : Data SMK N 2 Surakarta diolah

Dengan melihat perjalanan waktu yang cukup panjang mka bisa dikatakanbahwa SMK Negeri 2 Surakarta telah memiliki pengalaman dalam pengelolaan pendidikan dan latihan, sehingga sangat wajar jika SMK Negeri 2 menjadi tolok ukur kualitas sekolah kejuruan kelompok teknik untuk kalangan SMK Negeri di wilayah Surakarta.

SMK Negeri 2 Surakarta memiliki 3 (tiga) bidang keahlian yang terdiri atas 7 (tujuh) program keahlian dengan perincian seperti tabel di bawah ini : Tabel 4.2. Profil Bidang Keahlian, Program Keahlian dan Jumlah Siswa

No.

Bidang Keahlian

Program Keahlian

Teknik Bangunan

Teknik Elektro

Teknik Mesin

Teknik Perkayuan Teknik Konstrksi Bangunan Teknik Gambar Bangunan Teknik Audio Video Teknik listrik Pemakaian Teknik Mesin Perkakas Teknik Mekanik Otomotif

Sumber : Data SMK N 2 Surakarta diolah

Dilihat dari asal daerah, peminatnya banyak berasal dari luar kota Surakarta, antara lain dari Boyolali, Karanganyar, Sragen. Wonogiri, Klaten serta Sukoharjo. Keadaan kondisi ekonomi orang tua termasuk berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah sebagaimana tampak pada tabel berikut :

Tabel 4.3. Keadaan Kondisi Ekonomi Orang Tua Siswa SMK Negeri 2 Surakarta

No.

Jenis Pekerjan Orang Tua

Besarnya Prosentase

TNI/POLPJ/PNS Petani Buruh Kasar Wiraswasta

Sumber : Data SMK N 2 Surakarta diolah

Dengan melihat jumlah program keahlian yang dibuka, ada indikasi bahwa SMK Negeri 2 Surakarta memiliki sumber daya baik tenaga pengajar, fasilitas belajar maupun fasilitas praktik yang memadai. Indikasi itu semakin tampak dengan tingginya minat dari luar wilayah untuk bisa masuk sekolah ini. Msyarakat begitu yakin akan keberadaan SMK meskipun mereka mayoritas datang dari ekonomi buruh kasar.

Jumlah guru SMK Negeri 2 Surakarta termasuk banyak yaitu 160 orang, terdiri atas 140 guru tetap (PNS) dan 20 guru tidak tetap (GTT). Mereka yang menempati golongan IVa sebanyak 56 orang, IIId sebanyak 28 orang, IIIc sebanyak

26 orang, IIIb sebanyak 26 orang dan IIIa sebanyak 4 orang. Ditinjau dari jejang pendidikannya, mayoritas bergelar sarjana, yaitu sebanyak 123 orang, sarjana muda 3 orang, DIII sebanyak 31 orang dan hanya seorang berpendidikan PSLP.

Jumlah guru bidang Normatif dan adaptif sebanyak 54 orang, khusus guru bidang keahlian sebanyak 106 orang. Secara terperinci disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Jumlah Guru SMK Negeri 2 Surakarta menurut Bidang Keahlian

No

Bidang Keahlian

Program Keahlian

Jmlh

Normf & Adaptif Teknik Bangunan

Teknik Elektro

Teknik Mesin

Semua prgrani keahlian Teknik perkayuan, Teknik Konstruksi, Teknik Gambar Bangunan Teknik Audio Video Teknik Listrik Pemakaian Teknik Mesin Perkakas Teknik Mekanik Otomotif

21 Sumber : Data SMK N 2 Surakarta diolah

Beban mengajar guru setiap minggu berkisar antara 18 sampai 24 jam. Upaya peningkatan kualitas guru baik Adaptif, Normatif maupun Bidang Keahlian ditempuh melalui penataran misalnya di VEDC Malang, P3GT Matematika, TEDC Bandung. Khusus guru bidang keahlian dimagangkan di perusahaan maupun industri.

d. Sarana Pembelajaran dan Fasilitas Praktik

Jumlah siswa SMK Negeri 2 Surakarta sebanyak 1.352 orang yang terbagi dalam

23 kelas. Untuk menunjang sarana pembelajaran didukung ruang teori, ruang praktik 23 kelas. Untuk menunjang sarana pembelajaran didukung ruang teori, ruang praktik

No.

Nama ruang

Jumlah ruang

Ruang teori/kelas Ruang praktik gambar Ruang praktik teknik bangunan Ruang praktik teknik audio video Ruang praktik teknik listrik pemakaian Ruang praktik teknik mesin perkakas Ruang perpustakaan Ruang praktik teknik mekanik otomotif Ruang sarana penunjang lainnya

Sumber : Data SMK N 2 Surakarta diolah

Perpustakaan sebagai sarana pokok penunjang pembelajaran baik teori dan praktik keahlian menyediakan bahan bacaan dan petunjuk praktik bagi siswa dan guru sebagaimana tersaji pada tabel berikut :

Tabel 4.6. Daftar buku bacaan di perpustakaan SMK Negeri 2 Surakarta : No.

Bidang Keahlian

Program keahlian

Jumlah buku

Normatif Adaptif Teknik Bangunan Teknik elektro

Teknik mesin

Semua program Semua program Teknik Bangunan Teknik audio video Teknik listrik Teknik mesin perkakas Teknik mesin otomotif

Sumber : Data SMK N 2 Surakarta diolah

Fasilitas praktik yang dimiliki SMK Negeri 2 Surakarta cukup lengkap baik ditinjau dari sisi jumlah maupun kualitas dengan mengacu pada tuntutan kurikulum 1999. Klasifikasi peralatan praktik terdiri atas ; peralatan tangan (manual), alat tangan yang memiliki daya (power tools), alat ukur, alat mesin ringan, alat mesin berat. Untuk mengoptimalkan penggunaan peralatan disusun jadwal penggunaan alat Fasilitas praktik yang dimiliki SMK Negeri 2 Surakarta cukup lengkap baik ditinjau dari sisi jumlah maupun kualitas dengan mengacu pada tuntutan kurikulum 1999. Klasifikasi peralatan praktik terdiri atas ; peralatan tangan (manual), alat tangan yang memiliki daya (power tools), alat ukur, alat mesin ringan, alat mesin berat. Untuk mengoptimalkan penggunaan peralatan disusun jadwal penggunaan alat

Tabel 4.7. Berbagai peralatan yang dimiliki SMK Negeri 2 Surakarta

No. Program Keahlian Jenis Bengkel Praktik Jumlah alat

Teknik Bangunan

Teknik Audio Video

Teknik Listrik Pemakaian Teknik Mesin Perkakas

Teknik Mekanik Otomotif

Bengkel praktik kerja batu Bengkel praktik plumbing Bengkel praktik kayu tangan Bengkel praktik ukur tanah Bengkel praktik kerja mesin kayu Bengkel pesawat elektronika Bengkel praktik dasar elektronika Bengkel praktik perbaikan pesawat Bengkel laboratorium computer Bengkel praktik listrik Bengkel praktik kerja plat Bengkel praktik pengujian logam Bengkel praktik kerja las Bengkel praktik kerja plat potong Bengkel praktik kerja bangku Bengkel praktik CNC Bengkel praktik listrik otomotif Bengkel praktik motor otomotif Bengkel praktik chasis otomotif Bengkel praktik bodi otomotif

24 buah 107 buah

62 buah Sumber : Data SMK N 2 Surakarta diolah

2. Kurikulum SMK Negeri 2 Surakarta dan Proses Pendidikan dan Latihan

Kurikulum yang berlaku di SMK Negeri 2 Surakarta adalah kurikulum tahun 1993 sesuai SK MENDIKBUD No. 080/U/1993 yang kemudian disempurnakan menjadi kurikulum edisi 1999. Kurikulum itu menganut prinsip : (a) berbasis kuat, luas

dan

mendasar /Broad

based curriculum-BBC , (b) Berbasis kompetensi/Competency based curriculum, (c) Pembelajaran tuntas/mastery based curriculum-BBC , (b) Berbasis kompetensi/Competency based curriculum, (c) Pembelajaran tuntas/mastery

“Total performance management”, dimana kajian secara mendalam dilakukan sejak input, proses dan output. Satu indikator dari komponen input adalah terjadinya

perkembangan dalam proses seleksi siswa baru, dari sisi proses dilakukannya pengembangan program pendidikan dan latihan, instrumental input dan sumber pembiayaan sedang dari aspek output SMK Negeri 2 Surakarta melakukan uji kompetensi & sertifikasi maupun pemasaran tamatan serta penelusuran tamatan.

Karakteristik pengembangan kurikulum di SMK Negeri 2 Surakarta adalah bahwa : (a) Kurikulum dikembangkan, dilaksanakan dan dievaluasi bersama antara sekolah dan dunia industri, (b) Materi kurikulum diorganisasikan berdasar pada kompetensi serta (c) Kurikulum bersifat dinamis sesuai tuntutan jaman. Dalam upaya peningkatan mutu ketrampilan siswa, sekolah membekali kemampuan normatif, adaptif dan teori kejuruan sebagai dasar pengembangan kemampuan profesional di industri, selanjutnya pihak industri memberikan kemampuan dan ketrampilan secara integratif untuk mencapai tingkat profesional tertentu misalnya : (a) Pemanfaatan waktu sangat ketat, (b) Mengerjakan pekerjaan nyata yang berorientasi pasar, (c) Kegagalan pekerjaan dan keterlambatan dianggap sebagai kerugian, (d) Lingkungan berbau dunia kerja serta (f) Penanaman disiplin melalui pendekatan perilaku yang ada di industri.

Kenyataan yang ada bahwa karakteristik industri pasangan memiliki perbedaan antara lain dalam hal skala pekerjaan, kepemilikan, teknologi dan lain- Kenyataan yang ada bahwa karakteristik industri pasangan memiliki perbedaan antara lain dalam hal skala pekerjaan, kepemilikan, teknologi dan lain-

a. Pendekatan terstandar Dalam pendekatan ini pihak sekolah menggunakan standar kompetensi tertentu yang diakui mempunyai legalitas, memiliki tingkat dan masa berlaku pada tempat (wilayah) tertentu bagi suatu badan atau organisasi maupun asosiasi yang berkompeten.

b. Pendekatan optimasi Pendekatan optimasi dilakukan terhadap industri pasangan yang belum memiliki standar baku dan bersifat informal seperti industri kecil atau industri perseorangan. Dalam pendekatan ini pihak sekolah melakukan sinkronisasi dengan pihak industri dengan mengacu pada permintaan pasar, mengupayakan pembentukan wadah konsultasi dan koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka memperoleh pengakuan atau legalitas.

Pelaksanaan program pendidikan dan latihan di SMK Negeri 2 Surakarta mengacu kurikulum edisi 1999. Pembelajaran siswa tingkat I sifatnya sama dan

serentak, baru di tingkat II dan III disesuaikan program keahlian yang dipilih. Penjadwalan mata Diklat di sekolah maupun di industri disesuaikan dengan program yang telah disusun bersama melalui proses sinkronisasi. Dalam program bersama antara sekolah dan industri terdapat beberapa aspek yang menjadi kesepakatan, yaitu : (a) Waktu lamanya praktik di industri, (b) Jenis keahlian dan ketrampilan yang akan diberikan, (c) Pembagian tempat dan waktu pembelajaran antara di sekolah dan di industri, (d) Model penyelenggaraan, (e) Sistem pembimbingan oleh guru dan instruktur serta (f) Model monitoring serta evaluasinya.

Pada tingkat III seluruh siswa akan diterjunkan di industri selama enam bulan untuk melakukan praktik kerja industri dengan menggunakan sistem blok yaitu siswa diterjunkan ke industri selama waktu tertentu (enam bulan) kemudian ditarik kembali ke sekolah untuk melanjutkan proses pendidikan dan latihan selanjutnya.

Majelis Sekolah merupakan wadah konsultasi kerjasama dan koordinasi yang keanggotaannya terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah dalam rngka berperan serta memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan sekolah dalam rangka penerapan model Pendidikan Sistem Ganda. Pembentukan Majelis Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta telah terealisir dengan tercetusnya keputusan bersama dengan Kamar Dagang dan Industri Kota Surakarta tanggal

28 Jnuari 1995 No. 80/I.03.31/STM.01/H.e/1995. Dengan terbentuknya Majelis Sekolah diharapkan penerapan model Pendidikan Sistem Ganda pada SMK Negeri 2 Surakarta mampu merealisir berbagai program pendidikan dan latihan baik yang diselenggarakan di sekolah maupun di industri, sehingga upaya peningkatan ketrampilan lulusan bisa tercapai. Majelis Sekolah diharapkan bisa menjembatani berbagai kepentingan yang selama ini dianggap timpang antara sekolah dan industri. Dengan demikian keberadaan Majelis Sekolah benr-benar dirasakan nilai manfaatnya kedua belah pihak demi peningkatan kualitas pendidikan.

Banyak fungsi yang bisa dimainkan oleh Majelis, antara lain (a) Menjadi mitra sekolah dalam berbagai penentuan kebijakan, (b) Menjembatani hubungan kerja sama antara sekolah dengan industri, serta (c) Membantu memberi jalan keluar manakala terjadi kebuntuan dalam proses pengembangan pendidikan dan latihan antara sekolah dan industri.

Salah satu fungsi Majelis adalah dalam upaya mencari mitra kerja industri, yang dimulai dari pengembangan kurikulum dan proses sinkronisasi maupun dalam proses penentuan institusi pasangan. Telah banyak hasil yang diperoleh atas peran Majelis Sekolah dalam kegiatan itu. Terdapat kriteria yang harus dipenuhi oleh industri manakala menjadi mitra SMK dalam kaitannya sebagai tempat praktik kerja siswa, yaitu : (a) Memiliki aktivtas/kegiatan serta tuntutan kompetensi yang relevan dengan program keahlian yang dipersyaratkan, (b) Memiliki kepedulian dan perhatian terhadap pengembangan pendidikan, (c) Salah satu fungsi Majelis adalah dalam upaya mencari mitra kerja industri, yang dimulai dari pengembangan kurikulum dan proses sinkronisasi maupun dalam proses penentuan institusi pasangan. Telah banyak hasil yang diperoleh atas peran Majelis Sekolah dalam kegiatan itu. Terdapat kriteria yang harus dipenuhi oleh industri manakala menjadi mitra SMK dalam kaitannya sebagai tempat praktik kerja siswa, yaitu : (a) Memiliki aktivtas/kegiatan serta tuntutan kompetensi yang relevan dengan program keahlian yang dipersyaratkan, (b) Memiliki kepedulian dan perhatian terhadap pengembangan pendidikan, (c)

Banyak institusi yang bisa diraih atas kerja sama antara sekolah dengan Majelis Sekolah, hal itu terbukti bahwa pada tahun 2002 hampir sebanyak 205 industri yang tersebar di Pulau Jawa sebagai tempat praktik siswa untuk kelompok bidang keahlian bangunan, elektro dan mesin, sehingga sampai saat ini bagi SMK Negeri 2 Surakarta tidak terlalu kesulitan menempatkan siswa praktik, bahkan terdapat industri yang selalu minta dikirim peserta dari SMK Negeri 2 Surakarta, antara lain : (a) PT Indo Jati, (b) Bintang Motor, (c) Bengawan Abadi Motor , (d) King Motor, (e) Indo pratama plastik, (f) Kubota Diesel dll.

Struktur kepengurusan Majelis sekolah SMK Negeri 2 Surakarta tampak pada gambar berikut :

A. Penasehat

B. Pembina

Ketua

C. Sekretaris

D. Bendahara Staf Sekretaris

Bidang

Bidang

II

BidangI

II

Bidang

IV

Bidang Bidang

Sesuai dengan pertanyaan peneltiian yang diajukan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yang dijadikan subjek penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK Negeri 2 Surakarta) serta berbagai institusi pasangan yang dijadikan mitra kerja Sekolah Menengah Kejuruan. Institusi pasangan yang dijadikan subjek penelitian disesuaikan dengan jenis bidang keahlian dan program keahlian yang terdapat pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Bidang keahlian yang terdapat pada Sekolah Menengah Kejuruan kelompok Teknologi dan industri terdiri tiga bidang keahlian, yaitu : Teknik bangunan, teknik elektro dan teknik mesin. Sehubungan dengan banyaknya bidang keahlian itu, yang dijadikan subjek dalam penelitian ini meliputi perusahaan jasa dan industri, baik milik negara, atau swasta murni.