Program TransisiIndikatif tahun 2009
18
h. Tingkat Kemiskinan
Barangkali hampir tidak ada satupun negara atau di daerah di dunia ini yang steril dari masalah kemiskinan. Namun demikian, tingkat
kemiskinan antar negara di dunia atau antar daerah dalam satu negara tertentu kemungkinan besar berbeda. Hal ini terutama disebabkan oleh
perbedaan strategi pembangunan yang dilakukan oleh masing-masing negara atau daerah.
Pada tahun 2004, tingkat kemiskinan di Jawa Timur adalah 19,10 persen. Kemudian pada tahun 2005 naik kembali menjadi 22,51
persen. Kenaikan harga BBM pada tahun 2005 secara tajam telah memberikan dampak negatif khususnya bagi masyarakat yang berada
diambang kemiskinan, karena sebagian besar dari mereka menjadi miskin. Tetapi pemerintah telah mengantisipasi hal ini dengan
melakukan berbagai program pengentasan kemiskinan, diantaranya penyaluran BLT pada rumah tangga miskin. Sehingga persentase
penduduk miskin pada tahun 2006 turun kembali menjadi 19,89 persen. Dari deretan data tersebut terlihat bahwa meskipun masih
tinggi, tetapi capaian tingkat kemiskinan di Jawa Timur dari tahun ke tahun berada jauh dibawah target yang ditetapkan oleh pemerintah
pada periode tahun 2003-2005. Pada tahun 2006, walaupun mengalami penurunan, tapi tingkat kemiskinan yang dicapai masih
lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah. Dampak negatif kenaikan harga BBM mungkin masih terasa pada daya beli
masyarakat.
i. Kematian Bayi
Kematian bayi sangat berkaitan dengan kondisi kehamilan ibu, perawatan bayi baru lahir. Penyebab langsung kematian bayi baru lahir
adalah infeksi dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Sedangkan penyebab tidak langsung mencakup jumlah sarana dan kualitas
pelayanan kesehatan pada saat persalinan dan setelah bayi lahir.
Program TransisiIndikatif tahun 2009
19
Pada tahun 2005, Angka Kematian Bayi Jawa Timur adalah 36,65 per 1000 kelahiran hidup, berarti terdapat 36 lebih bayi meninggal pada
setiap 1000 kelahiran hidup. Kemudian pada tahun 2006 dan 2007 turun berturut-turut menjadi 33,0 per 1000 kelahiran hidup 35,32 per
1000 kelahiran hidup berdasar data Dinas Kesehatan dan 32,93 per 1000 kelahiran hidup.
Turunnya Angka Kematian Bayi terutama disebabkan oleh adanya peningkatan kualitas pelayanan dan penyediaan fasilitas kesehatan,
peningkatan kualitas penolong persalinan oleh tenaga medis, keberhasilan program KB dan lain-lain.
Namun demikian, masih ada beberapa daerah yang perlu mendapat perhatian lebih serius,
yaitu Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso,
Kabupaten Situbondo,
Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Pasuruan dan wilayah pulau Madura. Menurut jenis kelamin, Angka Kematian Bayi laki-laki selalu lebih tinggi
dari bayi perempuan. Pada tahun 2006 terdapat 38 bayi laki-laki yang meninggal, sedangkan bayi perempuan hanya 28 orang.
Capaian Angka Kematian Bayi selalu lebih baik dari target yang ditetapkan pemerintah, yaitu 39, 38 dan 37.
j. Angka Harapan Hidup AHH