Program TransisiIndikatif tahun 2009
21
persen masyarakat di Jawa Timur yang memanfaatkan jasa tenaga non-medis dukun bayi atau famili dalam membantu proses
persalinan. Di daerah pedesaan presentase penolong persalinan oleh tenaga
medis umumnya lebih rendah dari daerah perkotaan. Pada tahun 2006 persentase penolong persalinan oleh tenaga medis di daerah
perkotaan dan daerah pedesaan masing-masing sebesar 90,77 persen dan 73,51 persen.
Pencapaian angka penolong persalinan oleh tenaga medis selalu jauh lebih tinggi dari target yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 60,3
persen ; 60,7 persen dan 61,1 persen pada tahun 2003, 2004 dan 2005. Namun demikian pada tahun 2006, pencapaian masih dibawah
target yang ditetapkan, demikian juga tahun 2007 dengan target 84,00 persen.
m. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan hasil penghitungan, laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur adalah sebesar 1,06 persen pada periode 2002-2006. Berarti
bahwa pencapaian pertumbuhan penduduk lebih baik dari target yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 1,11 persen. Jadi setiap tahunnya
penduduk bertambah sebesar 1,06 persen. Kabupaten dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi pada periode
itu adalah Kabupaten Sidoarjo, yaitu sebesar 2,92 persen. Sedangkan daerah dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah
Kabupaten Magetan, yaitu 0,02 persen. KabupatenKota yang merupakan daerah penyangga ibukota memiliki
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, yaitu Kabupaten Sidoarjo 2,85 persen, Kabupaten Gresik 1,78 persen, Kabupaten Bangkalan
2,08 persen, Kabupaten Mojokerto 1,90 persen dan Kota Mojokerto 1,79 persen.
Program TransisiIndikatif tahun 2009
22
n. Angka Perceraian
Keluarga atau rumahtangga sebagai elemen dasar pembentukan masyarakat, merupakan cerminan awal karakter masyarakat. Dengan
demikian, eksistensi lembaga keluargarumahtangga yang terbentuk dan terjaga keberlangsungannya dapat digunakan sebagai sinyal awal
mutu kesalehan sosial masyarakat. Keberlangsungan ini dapat diperlihatkan oleh tingkat perceraian yang terjadi di masyarakat.
Pada tahun 2005, rasio perceraian di Jawa Timur adalah 0,018. Kemudian pada tahun 2006 menurun menjadi 0,015 serta tahun 2007
menjadi 0,016. Hal ini terutama disebabkan oleh makin kecilnya jumlah perceraian. Sedangkan jumlah rumahtangga makin besar.
o. Pemakai Narkoba
Akhlak dan moral masyarakat dapat pula tercermin dari tingkat penyalahgunaan obat-obatan terlarang, narkoba dan zat aditif lainnya.
Berbagai program dan kebijakan telah ditelorkan oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi penyalahgunaan obat-obatan terlarang
tersebut. Pada tahun 2003, jumlah tersangka penyalahgunaan narkoba adalah
2006 orang. Kemudian pada tahun 2006 turun sebesar 4,29 persen menjadi 1920 orang dan tahun 2007 naik kembali menjadi 5,050
persen. Dengan demikian, pencapaian pada tahun 2006 lebih baik dari target yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu - 2,00 persen serta
tahun 2007 tidak sesuai atau lebih rendah dari target - 2,00 persen.
p. Kriminalitas