Program TransisiIndikatif tahun 2009
13
d. ICOR
ICOR merupakan suatu ukuran untuk melihat tingkat efisiensi suatu investasi. ICOR menunjukkan besarnya tambahan kapital investasi
baru yang dibutuhkan untuk menaikkanmenambah satu unit output. ICOR Jawa Timur pada tahun 2005 adalah 3,09. Kemudian pada
tahun 2006 meningkat menjadi 3,29 serta menjadi 3,12 pada tahun 2007. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sampai tahun 2005,
efisiensi investasi makin membaik. Pada tahun 2006, efisiensi investasi sedikit memburuk di banding tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya harga BBM secara tajam pada tahun 2005. Dan pada tahun 2007 mengalami penurunan yang artinya efisiensi investasi
tahun 2007 lebih baik dari tahun 2006. Sejak tahun 2003, capaian ICOR selalu lebih rendah dari target yang ditetapkan, yang artinya
bahwa pencapaian efisiensi investasi lebih baik dari target yang ditetapkan.
2.3 PEMERINTAHAN SOSIAL BUDAYA
a. Penanganan Pelayanan Publik
Untuk menanggapi kritik dan keluhan masyarakat, pemerintah, baik di tingkat propinsi maupun Kabupaten Kota telah membuka kotak
pengaduan. Pengaduan berasal dari 2 dua sumber, yaitu kotak pengaduan dan media massa. Pengaduan dipergunakan oleh
pemerintah sebagai input bagi perbaikan dan peningkatan pelayanan. Berbagai kasus pengaduan yang masuk telah menyebabkan adanya
perbaikan pelayanan dari pemerintah dan inovasi dalam menjawab keluhan dan kebutuhan masyarakat. Informasi terbaru mengenai
pembentukan Komisi Pelayanan Publik KPP oleh DPRD Jawa Timur merupakan jawaban atas tuntutan masyarakat akan perbaikan dan
peningkatan pelayanan prima dari pemerintah.
Program TransisiIndikatif tahun 2009
14
b. Kerugian Negara terhadap APBD
Untuk melihat komitmen pemerintah untuk melaksanakan prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintah
dapat digunakan suatu indikator yang dinamakan ” Rasio Jumlah dan Besar Nilai Kerugian Negara terhadap APBD”.
Pada tahun 2005, Rasio Kerugian Negara terhadap APBD adalah 0,49 dan mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi 0,43 serta tahun
2007 menjadi 0,41. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya Rasio Temuan Kewajiban Penyetoran kepada Negara, dari hanya 0,391
pada tahun 2005 menjadi 0,420 pada tahun 2006. Dengan demikian capaian Rasio Kerugian Negara terhadap APBD dari tahun 2002
sampai 2006 selalu lebih buruk dari target yang diharapkan, yaitu setiap tahun turun 2,00 persen.
c. Perda yang Dihasilkan
Peraturan Daerah Perda adalah merupakan salah satu inovasi dari pihak legislatif dan eksekutif dalam menjalankan roda pemerintahan.
Dari informasi yang ada, beberapa Perda yang dihasilkan daerah dibatalkan oleh Depdagri. Dari lain pihak ada beberapa Perda yang
dapat memacu perkembangan secara cepat, misal Integrasi Pendidikan Unggul di Lumajang, Kerjasama antara PT. Kutai Timber
Indonesia dengan Pemkot Probolinggo dalam sharing penyediaan tenaga kerja. Dari berbagai Perda yang ada ternyata ada beberapa
yang harus ditinjau kembali dan adanya tepat untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
Pada tahun 2005 perda yang dihasilkan sebanyak 233 Perda, tahun 2006 sejumlah 520 perda dan 175 Raperda, serta tahun 2007
sejumlah 475 Perda dan 175 Raperda.
Program TransisiIndikatif tahun 2009
15
d. Angka Buta Huruf ABH