Program TransisiIndikatif tahun 2009
19
Pada tahun 2005, Angka Kematian Bayi Jawa Timur adalah 36,65 per 1000  kelahiran  hidup,  berarti  terdapat  36  lebih  bayi  meninggal  pada
setiap  1000  kelahiran  hidup.  Kemudian  pada  tahun 2006  dan  2007 turun  berturut-turut  menjadi 33,0  per  1000  kelahiran  hidup  35,32  per
1000  kelahiran  hidup  berdasar  data  Dinas  Kesehatan  dan  32,93  per 1000 kelahiran hidup.
Turunnya  Angka  Kematian  Bayi  terutama  disebabkan  oleh  adanya peningkatan  kualitas  pelayanan  dan  penyediaan  fasilitas  kesehatan,
peningkatan  kualitas  penolong  persalinan  oleh  tenaga  medis, keberhasilan program KB dan lain-lain.
Namun  demikian,  masih  ada  beberapa  daerah  yang  perlu  mendapat perhatian  lebih  serius,
yaitu  Kabupaten  Jember,  Kabupaten Bondowoso,
Kabupaten Situbondo,
Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Pasuruan dan wilayah pulau Madura. Menurut jenis kelamin, Angka Kematian Bayi laki-laki selalu lebih tinggi
dari bayi perempuan. Pada tahun 2006 terdapat 38 bayi laki-laki yang meninggal, sedangkan bayi perempuan hanya 28 orang.
Capaian  Angka  Kematian  Bayi  selalu  lebih  baik  dari  target  yang ditetapkan pemerintah, yaitu 39, 38 dan 37.
j. Angka Harapan Hidup AHH
AHH  sangat  berkaitan  dengan  tingkat  pembangunan  sosial  ekonomi suatu wilayah. Bila pembangunan sosial ekonomi semakin maju, maka
AHH juga semakin baik. AHH Jawa Timur pada tahun 2005 adalah 67,9 tahun. Kemudian pada
tahun  2006  menjadi  68,6  tahun.  Dan  tahun  2007  sebesar  68,69. Meningkatnya  AHH  secara  tidak  langsung  memberikan  gambaran
tentang  adanya  peningkatan  kualitas  hidup  dan  derajat  kesehatan masyarakat.
Program TransisiIndikatif tahun 2009
20
Berdasarkan  jenis  kelamin,  AHH  perempuan  selalu  lebih  tinggi  dari AHH laki-laki. Pada tahun 2006, AHH laki-laki dan perempuan masing-
masing  sebesar  66,63  tahun  dan  70,66  tahun.  Capaian  AHH  Jawa Timur  selalu  lebih  tinggi  dari  target  yang  ditetapkan  pemerintah,  yaitu
67,0 dan 67,40 dan 67,550 pada tahun 2005, 2006 serta 2007.
k. Kematian Ibu Melahirkan
Angka  kematian  Ibu  AKI  sangat  berguna  untuk  menggambarkan tingkat  kesadaran  untuk  berperilaku  hidup  sehat,  status  gizi  dan
kesehatan  ibu,  kondisi  kesehatan  lingkungan,  kualitas  pelayanan kesehatan, terutama untuk ibu hamil, dan pelayanan kesehatan waktu
melahirkan dan masa nifas. AKI Indonesia pada tahun 2005 sebanyak 291 jiwa. Namun  demikian,
AKI  Indonesia  dapat  dikatakan  masih  tinggi.  Penyebab  langsung kematian ibu melahirkan adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan
dan  nifas  yang  tidak  tertangani  dengan  baik  dan  tepat  waktu.  AKI  di negara  maju  hanya sekitar  10  per  100.000  kelahiran  hidup.  AKI  yang
tinggi  di  indonesia  menunjukkan  buruknya  tingkat  kesehatan  ibu  dan bayi baru lahir.
Untuk  Propinsi  Jawa  Timur,  Angka  Kematian  Ibu  AKI  pada  tahun 2005  sebesar  413  per  100.000  kelahiran  hidup  dan  angka  ini  pada
tahun  2006  menurun  menjadi  364  per  100.000  kelahiran  hidup, sedangkan target kinerja tahun 2006 sebesar 314 per 100.000.
l. Persalinan oleh Tenaga Medis
Pada  tahun  2005,  Persalinan  oleh  Tenaga  Medis  dokter,  bidan  dan tenaga  medis  lainnya  adalah  77,50  persen.  Kemudian  pada  tahun
2006 meningkat menjadi 81,20 persen serta tahun 2007 sebesar 81,81 persen.  Ini berarti  bahwa  pada  tahun  2007,  masih  terdapat  sekitar  18
Program TransisiIndikatif tahun 2009
21
persen  masyarakat  di  Jawa  Timur  yang  memanfaatkan  jasa  tenaga non-medis  dukun  bayi  atau  famili  dalam  membantu  proses
persalinan. Di  daerah  pedesaan  presentase  penolong  persalinan  oleh  tenaga
medis umumnya lebih rendah dari daerah perkotaan. Pada tahun 2006 persentase  penolong  persalinan  oleh  tenaga  medis  di  daerah
perkotaan dan daerah pedesaan masing-masing sebesar 90,77 persen dan 73,51 persen.
Pencapaian angka penolong persalinan oleh tenaga medis selalu jauh lebih  tinggi  dari  target  yang  ditetapkan  oleh  pemerintah  yaitu  60,3
persen  ;  60,7  persen  dan  61,1  persen  pada  tahun  2003,  2004  dan 2005.  Namun  demikian  pada  tahun  2006,  pencapaian  masih  dibawah
target yang ditetapkan, demikian juga tahun 2007 dengan target 84,00 persen.
m. Pertumbuhan Penduduk