laba bersih untuk Program Bina Lingkungan. Sedangkan menurut Asisten Deputi Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan, Kementrian BUMN 2010, sebenarnya
peran PKBL BUMN mempunyai cakupan yang lebih luas dibanding praktek Corporate Social Responsibility CSR yang dilakukan oleh perusahaan swasta karena PKBL-BUMN
juga diharapkan untuk mampu mewujudkan 3 tiga pilar utama pembangunan triple track yaitu ; 1. pengurangan jumlah pengangguran pro-job, 2 pengurangan jumlah
penduduk miskin pro-poor, dan 3. peningkatan pertumbuhan ekonomi pro-growth.
2.2.1. Pengertian dan Jenis Corporate Social Responsibility CSR
Bibit Corporate Social Responsibility CSR berawal dari semangat filantropik kedermawanan perusahaan namun karena adanya tekanan yang kuat dari masyarakat,
terutama di tengah masyarakat yang kritis seperti masyarakat Eropa, Corporate Social Responsibility CSR menjadi seperti social license to operation bagi sebuah perusahaan.
Corporate Social Responsibility CSR mengandung pengertian yang lebih luas daripada sekedar menyisihkan dana untuk kegiatan sosial. Awalnya Corporate Social Responsibility
CSR memang lebih banyak diwujudkan dalam bentuk karitas dan filantropi perusahaan. Kini mulai ada upaya untuk mendorong agar Corporate Social Responsibility CSR
bergeser dari filantropi menjadi corporate citizenship yang berarti terdapat rekonsiliasi dengan ketertiban sosial dan lebih memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Dilihat dari asal katanya, Corporate Social Responsibility CSR berasal dari literatur etika bisnis di Amerika Serikat dikenal sebagai corporate social responsibility
atau social responsibility of corporation. Kata corporation atau perusahaan telah dipakai dalam bahasa Indonesia yang diartikan sebagai perusahaan, khususnya perusahaan besar.
Dilihat dari asal katanya, ”perusahaan” berasal dari bahasa Latin ”corpuscorpora” yang
Universitas Sumatera Utara
berarti badan. Dalam sejarah perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan itu merupakan suatu badan hukum yang didirikan untuk melayani kepentingan umum not for profit, namun
dalam perkembangannya justru menumpuk keuntungan for profit Isa Busyra 2007. Konsep Corporate Social Responsibility CSR sendiri sebenarnya bukanlah hal
baru sama sekali, dan pengertiannya tidaklah statis. Corporate Social Responsibility CSR pertama kali muncul dalam diskursus resmi akademik sejak Howard R Bowen menerbitkan
bukunya berjudul Social Responsibilitity of the Businessman pada tahun 1953. Ide dasar Corporate Social Responsibility CSR yang dikemukakan Bowen mengacu pada
kewajiban pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat di tempat perusahaannya beroperasi. Ia menggunakan
istilah sejalan dalam konteks itu untuk meyakinkan dunia usaha tentang perlunya mereka memiliki visi yang melampaui kinerja finansial perusahaan. Ia mengemukakan prinsip-
prinsip tanggung jawab sosial perusahaan. Prinsip-prinsip yang dikemukakannya mendapat pengakuan publik dan akademisi sehingga Howard R Bowen dinobatkan sebagai ”Bapak
Corporate Social Responsibility CSR”. Ada beraneka ragam definisi Corporate Social Responsibility dan sulit diseragamkan.
Komisi Eropa mendefinisikan Corporate Social Responsibility CSR sebagai ”essentially a concept whereby companies decide voluntary to contribute to better society
and a cleaner environment”. Definisi ini menekankan bahwa Corporate Social Responsibility CSR adalah suatu konsep yang menunjukkan bagaimana perusahaan secara
sukarela memberi kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih Hendrik, 2008. Makna 2008 mendefinisikan CSR Corporate Social
Responsibility sebagai kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya
Universitas Sumatera Utara
profit bagi kepentingan pembangunan manusia people dan lingkungan planet secara berkelanjutan berdasarkan prosedur procedure yang tepat dan profesional.
Menurut Achda 2006, Corporate Social Responsibility CSR dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam
dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. Konsep
tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibiliy CSR, muncul sebagai akibat adanya kenyataan bahwa pada dasarnya karakter alami dari setiap
perusahaan adalah mencari keuntungan semaksimal mungkin tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat dan lingkungan alam. Seiring dengan meningkatnya
kesadaran dan kepekaan dari stakeholders perusahaan maka konsep tanggung jawab sosial muncul dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan
di masa yang akan datang. Tanggung jawab sosial perusahaan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahan untuk memenuhi dan
memperhatikan kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan. Stakeholder yang dimaksud diantaranya adalah para shareholder, karyawan
buruh, pelanggan, komunitas lokal, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat LSM, dan lain sebagainya. Lusa 2007 menyatakan bahwa tanggung jawab sosial secara lebih
sederhana dapat dikatakan sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat
dan lingkungan sekitarnya. Dimana dalam proses pengambilan keuntungan tersebut seringkali perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan ataupun dampak sosial lainnya.
2.2.2. Manfaat Corporate Social Responsibility CSR Bagi Perusahaan