pemanfaatan dana dari bagian laba maksimal 1 satu persen setelah pajak Kementrian BUMN, 2010.
Peran PKBL BUMN mempunyai cakupan yang lebih luas dibanding praktek Corporate Social Responsibility CSR yang dilakukan oleh perusahaan swasta karena
PKBL-BUMN juga diharapkan untuk mampu mewujudkan 3 tiga pilar utama pembangunan triple track yaitu ; 1. pengurangan jumlah pengangguran 3 tiga pilar
utama pembangunan triple track yaitu ; 1 pengurangan jumlah pengangguran pro-job, 2 pengurangan jumlah penduduk miskin pro-poor, dan 3 peningkatan pertumbuhan
ekonomi pro-growth. Bentuk Program Kemitraan yang dilakukan PT. Perkebunan Nusantara III Distrik
Labuhanbatu II di Kecamatan Torgamba yaitu berupa pinjaman modal usaha bergulir dengan bunga rendah kepada masyarakat yang telah memiliki usaha mitra binaan dengan
pinjaman maksimal 2 dua kali dengan jumlah pinjaman bervariasi sesuai dengan kelayakan usaha mitraa binaan dan agunan yang diberikan. Untuk Program Bina
Lingkungan berupa bantuan pembangunanrenovasi sarana ibadah dan sekolah, pembangunanperbaikan jalan dan jembatan. Realisasi Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan tersebut dilaksanakan secara bertahap triwulan pada setiap tahunnya Tabel 4.1
Tabel 4.1 Realisasi Objek Program Bina Lingkungan Tahun 2010 sampai 2012
No Tahun
Jumlah Objek Waktu
1. 2010
41 Objek Triwulan I
2010 -
Triwulan II 2010
34 Objek Triwulan III
2010 -
Triwulan IV
2. 2011
17 Objek Triwulan I
2011 -
Triwulan II 2011
- Triwulan III
2011 -
Triwulan IV
3. 2012
16 Objek Triwulan I
Universitas Sumatera Utara
2012 -
Triwulan II 2012
- Triwulan III
2012 -
Triwulan IV Total
108 Objek
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III DLAB II, Laporan Kegiatan PKBL Tahun 2010 sampai 2012.
Dari Tabel 4.1 diperoleh data bahwa dari Tahun 2010 sampai 2012, jumlah objek Program Bina Lingkungan yang telah memperoleh bantuan berjumlah 108 objek yang
jumlahnya semakin menurun dari tahun 2010 sampai 2012. Tahun 2010 jumlah objek binaan berjumlah 75 objek antara lain berupa pembangunanrenovasi sarana ibadah 40
objek, sarana pendidikan 20 objek, dan sarana lain 15 objek. Tahun 2011 jumlah objek bina lingkungan berjumlah 17 objek berupa pembangunanrenovasi sarana ibadah 6
objek, pembangunanrenovasi sarana pendidikan 5 objek, dan sarana lainnya 6 objek. Objek Bina Lingkungan pada tahun 2012 berjumlah 16 objek antara lain berupa
pembangunanrenovasi sarana ibadah 9 objek, pembangunanrenovasi sarana pendidikan 3 objek, sarana lainnya 4 objek. Hasil uraian tersebut dapat diperoleh informasi bahwa
danakegiatan untuk program bina lingkungan paling banyak digunakan untuk pembangunanrenovasi sarana ibadah kemudian selanjutnya untuk pembagunanrenovasi
sarana pendidikan. Hal ini terlihat dari jumlah sarana ibadah dan sarana pendidikan di Desa Aek Batu jumlahnya lebih besar dibandingkan desa-desa yang lain.
Adapun jenis bantuan yang diberikan berupa bantuan bahan-bahan bangunan untuk pembangunan renovasi sarana ibadah Mesjid, Mushollah, dan Gereja,
pembangunanperbaikan sarana pendidikan PAUD, TPA, Madrasah Ibtidaiyah, Pondok Pesantren, Taman Kanak-Kanak, SD NegeriSwasta, SMP NegeriSwasta, SMK dan
perbaikan jalan saluran drainase. Umumnya untuk realisasi bantuan dilaksanakan pada triwulan I yaitu bulan Januari sampai Maret Adapun prosedur pengajuannya yaitu
Universitas Sumatera Utara
masyarakat mengajukan proposal kepada manager kebun terdekat, setelah itu dari pihak kebun melaksanakan seleksi administrasi dan peninjauan lokasi yang kemudian diajukan
kepada Manager Distrik Labuhanbatu II untuk diproses dan diteruskan kepada Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara di Medan untuk ditindaklanjuti dan didisposisi kepada
bagian yang terkait. Tahun 2010 sampai 2012 jumlah objek Program Bina Lingkungan semakin