kepada pihak pemerintah desa dan perusahaan. Sedangkan, untuk Model Partisipatif Aktif perusahaan bersama pihak-pihak terkait melakukan proses aktif untuk melakukan proses
negosiasi dan distribusi serta alokasi dana Corporate Social Responsibility CSR melalui sebuah forum yang dibentuk untuk tujuan tersebut.
Penguatan kelembagaan menjadi syarat penting bagi suksesnya skema pelaksanaan Corporate Social Responsibility CSR ini. Berdasarkan pertimbangan di atas maka dalam
rangka mengoptimalkan alternatif sumber pembiayaan pembangunan daerah diperlukan langkah-langkah berikut: i pemetaan program Corporate Social Responsibility CSR
berdasarkan wilayah untuk mengetahui hambatan dan potensi daerah dalam mengoptimalkan peran Corporate Social Responsibility CSR dalam pembiayan
pembangunan daerah ii melakukan penguatan kelembagaan pemerintahan desa melalui edukasi dan pendampingan dalam menyusun RKAT Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan dengan memanfaatkan berbagai alternatif sumber pembiayaan secara optimal. Hal ini sangat relevan diterapkan pada Model Partisipasi Pasif, iii membentuk Forum
Pelaksana Corporate Social Responsibility CSR bagi kawasan atau daerah yang sesuai untuk diterapkannya model Partisipasi Aktif, iv melakukan optimalisasi Pendapatan Asli
Daerah PAD di antaranya melalui intensifikasi penerimaan pajak retribusi serta pemanfaatan aset daerah dengan skema Public Private Partnership PPP untuk
meningkatkan kemandirian fiskal daerah dalam mendukung pembiayaan pembangunan.
2.7. Kerangka Pemikiran
Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan kabupaten pemekaran dari Labuhanbatu yang hampir 70 tujuh puluh persen luas arealnya adalah perkebunan baik
perkebunan rakyat dan perusahaan perkebunan. Perusahaan perkebunan yang berada di
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Labuhanbatu Selatan berjumlah 32 perusahan, dimana terbanyak berlokasi di Kecamatan Torgamba BPS Labuhanbatu, 2011. Selain itu, potensi lain Kecamatan
Torgamba merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayahnya 1.136,40 km
2
Untuk merealisasikan upaya tersebut perlu dilakukan kajian mengenai implementasi Corporate Social Responsibility CSR PT. Perkebunan Nusantara III Distrik
Labuhanbatu II terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat Kecamatan Torgamba. Dalam kerangka pikir penelitian ini, diawali dengan mengidentifikasi program CSR PKBL
yang telah dilaksanakan PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II, kemudian selanjutnya diadakan wawancara kepada para penerima bantuan, stakeholder dan pihak-
pihak lain yang diperlukan serta pengumpulan data-data pendukung lainnya. 36,47 .
Oleh karena itu, melalui peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam hal ini PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II yang berlokasi di Kecamatan Torgamba
seharusnya dapat mendorong pengembangan wilayah di Kecamatan Torgamba melalui pemberdayaan ekonomi masyarakatnya.
Secara lengkap kerangka pikir penelitian ini disajikan pada Gambar 2.1. Potensi
Kecamatan Torgamba
Implementasi Program CSR PT. Perkebunan Nusantara III
Distrik Labuhanbatu II PT. Perkebunan
Nusantara III Distrik Labuhanbatu II
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
2.8. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran tersebut, peneliti memberikan hipotesis sebagai berikut: “Implementasi program Corporate
Social Responsibility CSR PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II memberikan pengaruh dalam pemberdayaan masyarakat Kecamatan Torgamba Kabupaten
Labuhanbatu Selatan”. Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Wilayah Corporate Social
Responsibility Goal Corporate Social
Responsibility Issue Corporate Relation
Program
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2013, bertempat di PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II Kecamatan Torgamba Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah masyarakatkepala keluarga penerima bantuan Program Kemitraan dari PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II dari Tahun 2010
sampai 2012. Masyarakat tersebut tersebar di 4 empat desa yaitu Desa Aek Batu, Desa Aek Raso, Desa Pinang Damai dan Desa Asam Jawa. Menurut Arikunto 1990, untuk
menentukan besarnya sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara
10-15 atau 20-25 .. Dalam penelitian ini digunakan sampel dari semua populasi karena berdasarkan jumlah Kepala Kelurga KK yang menerima bantuan sebagai mitra binaan
kurang dari 100 kepala keluarga yaitu 55 kepala keluarga. Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling artinya sampel ditentukan
dengan mempertimbangkan tujuan penelitian berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara