Profil Nightmarket Ngarsopuro Sebagai Suatu Kawasan Ekonomi Berbasis Budaya yang Mendukung Sektor Informal

C. Profil Nightmarket Ngarsopuro Sebagai Suatu Kawasan Ekonomi Berbasis Budaya yang Mendukung Sektor Informal

1. Kawasan Ngarsopuro

Ngarsopuro adalah suatu kawasan wisata, ekonomi, dan seni yang berada di sepanjang jalan Diponegoro yang menghubungkan antara citywalk jalan Slamet Riyadi dengan Kompleks Mangkunegaran. Di kawasan Ngarsopuro ini dahulu berjajar toko- toko elektronik yang kurang tertata serta terdapat pasar barang antik yang bernama pasar Triwindu. Namun pada tahun 2009 pemerintah kota Surakarta telah melakukan Rencana Tata Bangunan dan Ngarsopuro adalah suatu kawasan wisata, ekonomi, dan seni yang berada di sepanjang jalan Diponegoro yang menghubungkan antara citywalk jalan Slamet Riyadi dengan Kompleks Mangkunegaran. Di kawasan Ngarsopuro ini dahulu berjajar toko- toko elektronik yang kurang tertata serta terdapat pasar barang antik yang bernama pasar Triwindu. Namun pada tahun 2009 pemerintah kota Surakarta telah melakukan Rencana Tata Bangunan dan

2. Arti Penting Kawasan Ngarsopuro

Nightmarket Ngarsopuro dirancang untuk melengkapi Gladag Langen Bogan, pusat jajan malam yang telah lebih dulu diresmikan. Dengan begitu, nightmarket diharapkan menjadi ikon baru Kota Solo. Penempatan pasar malam yang terletak di kawasan Ngarsopuro dikarenakan kawasan ini memiliki arti penting sebagai berikut (Dishubkominfo Surakarta, 2012):

a. Kawasan Ngarsopuro terletak di pusat kota Surakarta dengan mengemban fungsi pelayanan jasa dan perdagangan yang bersifat sekunder (kawasan sekitar kota Surakarta).

b. Jaringan jalan di Kawasan Ngarsopuro menjadi bagian yang penting dari sistem pergerakan kota, karena berakses langsung kepada citywalk di Jalan Slamet Riyadi.

c. Intensitas kegiatan ekonomi di Jalan Diponegoro sangat tinggi, dengan keberadaan fungsi perdagangan, jasa, pendidikan, dan perumahan.

d. Komplek Keraton Mangkunegaran di sisi utara Jl. Ronggowarsito menjadi pusat kegiatan budaya, menjadi datum dan simbol yang layak untuk dipertahankan keberadaannya.

e. Pasar Windujenar di sisi timur Jalan Diponegoro saat ini menjadi pusat perdagangan barang-barang antik maupun produk repro bernuansa antik.

f. Kawasan Ngarsopuro merupakan kawasan dengan dinamika yang tinggi, khususnya kegiatan perdagangan, jasa, pemukiman, dan perdagangan. Masing-masing kegiatan berupaya mengambil orientasi utama pada jalan-jalan utama di Ngarsopuro.

3. Pembangunan Nightmarket Ngarsopuro

Pembangunan nightmarket Ngarsopuro dimulai pada pertengahan tahun 2008 dan melibatkan beberapa instansi pemerintah di kota Surakarta. Kegiatan fisik dilaksanakan oleh Dinas Tata Letak Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan pengadaan tenda dan kursi, serta Dinas Koperasi dan UMKM pengadaan meja lipat dan seragam pedagang. Pada awal tahun 2009, pembangunan nightmarket Ngarsopuro dinyatakan selesai dan berdasarkan perintah lisan Walikota Surakata, pengelolaan nightmarket Ngarsopuro dikelola dan dikoordinir oleh Dinas Koperasi dan UMKM. Pada tanggal 16 Februari 2009 malam, nightmarket Ngarsopuro diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI.

Pembangunan nightmarket Ngarsopuro dimaksudkan untuk memberi wadah kepada banyaknya warga kota Solo yang memiliki kreativitas dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan memiliki nilai seni, juga dalam rangka pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) berbasis produk unggulan daerah.

4. Peran Nightmarket Ngarsopuro Terhadap Sektor Informal di Surakarta

Didukung dengan akses jalan yang menghubungkan kawasan Ngarsopuro, yang berada diantara kompleks Mangkunegaran dengan jalan Slamet Riyadi, bisa dipastikan intensitas kegiatan ekonomi di lingkungan ini sangat tinggi sehingga dengan dibukanya nightmarket Ngarsopuro akan lebih membantu memajukan sektor informal di Kota Surakarta. Nightmarket Ngarsopuro juga dapat mengangkat citra sektor informal yang selama ini dianggap kotor dan kumuh menjadi menarik, tidak hanya di lingkup lokal tetapi juga sampai ke luar negeri. Sehingga nightmarket Ngarsopuro dapat menjadi cerminan sektor informal masa kini, khususnya di bidang perdagangan bahwa sektor informal bisa tampil modern meskipun berkonsep tradisional. Dengan kapasitas sebanyak 57 tenda yang ditempatkan di sepanjang Jalan Diponegoro, pasar malam Ngarsopuro bisa menampung 228 pedagang untuk bekerja di sektor informal. Jika dimaksimalkan nightmarket Ngarsopuro bisa menampung hingga 86 tenda sehingga bisa menampung sebanyak 344 pedagang sehingga Ngarsopuro sangat Didukung dengan akses jalan yang menghubungkan kawasan Ngarsopuro, yang berada diantara kompleks Mangkunegaran dengan jalan Slamet Riyadi, bisa dipastikan intensitas kegiatan ekonomi di lingkungan ini sangat tinggi sehingga dengan dibukanya nightmarket Ngarsopuro akan lebih membantu memajukan sektor informal di Kota Surakarta. Nightmarket Ngarsopuro juga dapat mengangkat citra sektor informal yang selama ini dianggap kotor dan kumuh menjadi menarik, tidak hanya di lingkup lokal tetapi juga sampai ke luar negeri. Sehingga nightmarket Ngarsopuro dapat menjadi cerminan sektor informal masa kini, khususnya di bidang perdagangan bahwa sektor informal bisa tampil modern meskipun berkonsep tradisional. Dengan kapasitas sebanyak 57 tenda yang ditempatkan di sepanjang Jalan Diponegoro, pasar malam Ngarsopuro bisa menampung 228 pedagang untuk bekerja di sektor informal. Jika dimaksimalkan nightmarket Ngarsopuro bisa menampung hingga 86 tenda sehingga bisa menampung sebanyak 344 pedagang sehingga Ngarsopuro sangat

5. Jumlah Pedagang dan Variasi Barang yang Dijual

Pemilihan nama “nightmarket” yang merupakan bahasa Inggris dimaksudkan agar pasar tersebut bisa mengglobal atau go international . Akan tetapi, meskipun menggunakan istilah asing, tampilan tempat-tempat juga produk yang ditawarkan tidak boleh terlepas dari budaya lokal. Karakter lokal yang kental tercermin dari produk yang ada di pasar malam Ngarsopuro, contohnya berbagai souvenir/handycraft yang masih tradisional, batik yang merupakan kain khas dari Surakarta, dan makanan kemasan yang menunjukkan ciri khas kota Surakarta, seperti jajanan pasar tradisional, minuman jamu-jamuan,dan sebagainya.

Kapasitas pedagang di nightmarket Ngarsopuro sebanyak 228 pedagang, dengan jumlah tenda yang dipasang sebanyak 57 tenda dan tiap-tiap tenda diisi oleh empat pedagang. Barang-barang yang diperjual-belikan di pasar malam ini antara lain: berbagai produk handycraft /souvenir, produk garment/batik, dan produk makanan yang sudah diolah. Produk yang dijual di nightmarket ini harus melalui seleksi ketat pada Dinas Koperasi & UMKM terlebih dahulu.

Pada bulan Juni tahun 2012 pedagang di nightmarket Ngarsopuro berjumlah 213 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.6

Jumlah Pedagang Nightmarket Ngarsopuro

Pada Bulan Juni Tahun 2012

Jenis Perdagangan

Jumlah Tenda

Jumlah Pedagang (orang)

Batik/garmet

Handycraft/souvenir

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta

6. Anggaran dan Pembiayaan Nightmarket Ngarsopuro

Sampai saat ini biaya yang timbul adalah biaya pasang bongkar tenda dengan tenda sebanyak 57, biayanya sebanyak Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) per buka (setiap malam minggu) yang dikerjakan oleh karang taruna setempat, atau Karang Taruna Bonti (Keprabon dan Timuran) .

Tanggal 16 Februari 2009 sampai dengan bulan April 2009, biaya pasang bongkar tenda disubsidi oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta termasuk biaya pentas kesenian di halaman Pasar Windujenar rata – rata sebesar Rp 500.000,00, dana berasal dari APBD perubahan tahun 2009.

Mulai bulan Mei 2009 sampai sekarang biaya dilakukan melalui swadana pedagang, biaya ditanggung oleh pedagang dengan cara iuran masing – masing pedagang kepada Pengurus Paguyuban sebesar Rp 6.500,00 per pedagang per buka dibayar 1 bulan di awal bulan, juga diadakan iuran sukarela. Semua bentuk iuran dan pengelolaan keuangan dilakukan oleh Paguyuban tanpa melibatkan pejabat Dinas Koperasi dan UMKM.