Pasar yang Dibangun Pada Periode Tahun 2005-2012

B. Pasar yang Dibangun Pada Periode Tahun 2005-2012

1. Gladag Langen Bogan

Menerapkan ide dari walikota Surakarta Ir. Joko Widodo, saat ini pedagang makanan dan minuman dijadikan satu pada suatu kawasan yang diberi nama Gladag (nama wilayah) Langen (tempat) Bogan

(makanan) atau disingkat Galabo. Tempat wisata kuliner ini diresmikan pada 13 April 2008 oleh menteri prdagangan Mari Elka Pangestu. Galabo terletak di Jalan Mayor sunaryo, di depan Pusat Grosir Solo (PGS), yang menjadi pusat belanja oleh-oleh selain Pasar Klewer, hanya beberapa menit dari Keraton Surakarta, dan berbatasan langsung dengan jalan utama Kota Surakarta Jalan Slamet Riyadi.

Di Galabo ini terdapat 70 pedagang makanan dan minuman yang sebagian besar merupakan pedagang-pedagang makanan yang sudah punya nama di Kota Surakarta. Jadi kebanyakan pedagang yang berjualan di Galabo tersebut merupakan cabang dari warung-warung makan utama di Kota Surakarta. Pedagang yang berjualan di sini adalah 60% pedagang yang sudah terkenal namanya di Solo, 20% adalah pedagang hasil seleksi pemkot, dan 20% lagi untuk pengelola. Terhitung ada sekitar 70 pedagang dengan grobak yang sama, dengan komposisi pedagang memang hampir sama. Lebih dari separuh pedagang adalah pedagang yang sudah punya nama di bidang usaha kuliner di Kota Solo.

Perkembangan Gladag Langen Bogan sejak dibuka pada tahun 2008 mengalami perkembangan yang luar biasa, hal ini dapat ditunjukkan dengan semakin ramainya pengunjung yang berwisata kuliner di Galabo, baik itu pengunjung dari dalam kota maupun wisatawan dari dalam dan luar negeri, apalagi waktu hari libur atau weekend , pengunjung bisa bertambah dua kali lipat dari hari biasanya,

Galabo sendiri telah menjadi daerah tujuan utama apabila wisatawan berkunjung ke Solo. (Dany Esaningrat, 2010)

2. Nightmarket Ngarsopuro

Nightmarket Ngarsopuro diresmikan pada hari Senin, tanggal 16 Februari 2009 oleh Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu. Nightmarket Ngarsopuro merupakan gagasan Walikota Surakarta, Ir. Joko Widodo, setelah meluncurkan Gladag Langen Bogan sebagai tempat wisata kuliner yang ada di Surakarta. Nightmarket Ngarsopuro memang dirancang untuk melengkapi Gladag Langen Bogan. Nightmarket Ngarsopuro diharapkan menjadi ikon baru Kota Solo karena produk serta pedagang yang ditempatkan di Nightmarket Ngarsopuro, harus melalui seleksi ketat sehingga produk yang ditawarkan serta pelayanan kepada konsumen sungguh-sungguh bisa diandalkan.

Sebagai pasar baru yang ditujukan sebagai salah satu tempat pemasaran produk UKM dan juga sebagai tempat wisata malam di Surakarta, nightmarket Ngarsopuro berisi produk kerajinan dan oleh- oleh khas Kota Solo, khususnya produk kerajinan batik/garment, handycraft/souvenir, dan makanan dalam kemasan.

Pasar malam Ngarsopuro terletak di sepanjang jalan Diponegoro yang menghubungkan antara citywalk jalan Slamet Riyadi dengan Kompleks Mangkunegaran. Adanya nightmarket Ngarsopuro membuat para pelaku industri kreatif di Solo memiliki space khusus untuk memasarkan produknya. Ruang display untuk pedagang itu Pasar malam Ngarsopuro terletak di sepanjang jalan Diponegoro yang menghubungkan antara citywalk jalan Slamet Riyadi dengan Kompleks Mangkunegaran. Adanya nightmarket Ngarsopuro membuat para pelaku industri kreatif di Solo memiliki space khusus untuk memasarkan produknya. Ruang display untuk pedagang itu

Di pasar malam Ngarsopuro ini berkapasitas 57 tenda dengan masing-masing tenda berisi 4 pedagang, sehingga total pedagang yang ada di nightmarket Ngarsopuro dapat memuat 228 orang. Perbedaan nightmarket Ngarsopuro dengan Gladag Langen Bogan dari segi pedagangnya adalah jika di Galabo sebagian besar diisi oleh pedagang-pedagang makanan yang sudah punya nama di Kota Surakarta, maka di nightmarket sebaliknya. Sebagian besar pedagang merupakan perajin-perajin baru yang belum mempunyai nama.

3. Pasar Klithikan Surakarta

Pasar Notoharjo atau yang saat ini lebih dikenal dengan Pasar Klithikan, dibangun pada tahun 2006 oleh Pemerintah Kota Surakarta. Pasar ini terletak di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon,

Kota Surakarta, dengan luas lahan sebesar 1.800m 2 . Pembangunan pasar ini dimaksudkan untuk tempat relokasi pedagang kaki lima yang sebagian besar berasal dari Kawasan Monumen Banjarsari (Monjari) Solo. Para pedagang kaki lima tersebut menjual berbagai macam barang bekas seperti: barang-barang elektronik, alat-alat pertukangan & montir, alat-alat rumah tangga, kaset & VCD bekas, aneka macam onderdil mobil & sepeda motor hingga pakaian-pakaian murah. Karena jumlahnya yang besar dan memenuhi kawasan Monumen Banjarsari, akibatnya kegiatan perdagangan di area ini sering mengganggu lalu lintas, serta merusak keindahan kota. Akhirnya pada Kota Surakarta, dengan luas lahan sebesar 1.800m 2 . Pembangunan pasar ini dimaksudkan untuk tempat relokasi pedagang kaki lima yang sebagian besar berasal dari Kawasan Monumen Banjarsari (Monjari) Solo. Para pedagang kaki lima tersebut menjual berbagai macam barang bekas seperti: barang-barang elektronik, alat-alat pertukangan & montir, alat-alat rumah tangga, kaset & VCD bekas, aneka macam onderdil mobil & sepeda motor hingga pakaian-pakaian murah. Karena jumlahnya yang besar dan memenuhi kawasan Monumen Banjarsari, akibatnya kegiatan perdagangan di area ini sering mengganggu lalu lintas, serta merusak keindahan kota. Akhirnya pada

Dalam perkembangannya, Pasar Klithikan Notoharjo menjadi salah satu ikon di Kota Surakarta yang saat ini menjadi tujuan masyarakat yang ingin membeli barang-barang seperti asesoris kendaraan maupun lainnya karena harganya yang relatif murah.

Kesuksesan Pemerintah Kota Surakarta pada periode kepemimpinan Ir. Joko Widodo dalam menata pasar tradisional, membuat kota Surakarta menjadi tujuan wisatawan dari berbagai daerah untuk mengunjungi pasar-pasar tradisional di Kota Surakarta. Sehingga pasar tradisional bisa menjadi ikon untuk Kota Surakarta.