Keadaan Geografis

1. Keadaan Geografis

Korea merupakan salah satu negara yang terletak di belahan bumi bagian timur, di Semenanjung kawasan Asia Timur Laut. Posisi geografi Semenanjung Korea yang strategis menyebabkan Korea mempunyai arti penting sebagai penghubung antara negara di kawasan Timur Tengah dengan negara di kawasan Asia. Selain itu, Korea berada di tengah-tengah tiga negara besar yaitu Jepang,

Korea Utara merupakan negara yang terletak di antara garis lintang 37° 43° LU dan garis bujur 124 0 131 0 BT. Negara ini mempunyai luas wilayah

120.540 persegi. Sekitar 80% dari wilayah Korea Utara merupakan pegunungan, dan dataran tinggi yang dipisahkan oleh lembah dengan ketinggian 2.000 meter (6.600 kaki). Korea Utara memiliki dataran tinggi di bagian utara dan timur. Bagian utara ke selatan merupakan rantai pegunungan Nangrim, sedangkan bagian barat terbentang pegunungan Gangnam, Jeokyuryeong, Myohyang, dan Myeolak. Korea Utara mempunyai jarak yang dekat dengan negara tetangganya. Di sebelah utara berbatasan dengan China, sebelah selatan di batasi oleh Rusia, sebelah barat berbatasan dengan Laut Kuning dan sebelah timur di batasi oleh Laut Jepang. Pusat pemerintahan negara Korea Utara adalah kota Pyongyang. Korea merupakan negara yang memiliki empat musim yang berbeda. Cuaca yang sangat dingin terjadi pasa musim dingin disertai dengan hujan salju sekitar 37 hari. Untuk musim panas cenderung singkat dan lembab. Musim semi dan musim gugur merupakan masa transisi yang ditandai dengan suhu ringan (KBS World, 2006).

Sebagian besar penduduk Korea Utara tinggal di dataran rendah. Di tahun 2009, penduduk Korea Utara sekitar 24 juta jiwa yang merupakan bangsa etnis dan menggunakan bahasa yang homogen. Masyarakatnya berasal dari Cina, Jepang minoritas, Vietnam, Korea Selatan, dan Eropa. Masyarakat Korea Utara

masyarakat Korea Utara ada yang tidak beragama serta ada yang percaya pada dukun. Penduduk Korea Utara masih tertinggal di berbagai bidang. Maka dari itu, pemerintah memberikan pendidikan gratis, yang wajib diikuti seluruh masyarakat. Pendidikan tersebut berlangsung selama sebelas tahun, meliputi satu tahun prasekolah, empat tahun pendidikan dasar, dan enam tahun pendidikan menengah. Perguruan tinggi tidak diwajibkan di Korea Utara, hanya peserta didik memilih pendidikan khusus untuk mengembangkan keterampilan sesuai kemampuannya. Ilmu kesehatan merupakan pendidikan khusus yang didukung oleh pemerintah, sehingga Korea Utara memiliki layanan medis nasional dan sistem asuransi kesehatan. Akan tetapi, sistem kesehatan Korea Utara menurun di tahun 1990 lalu akibat bencana alam, masalah ekonomi, makanan dan kekurangan energi (KBS World, 2006).

Perbaikan di berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan dan lainnya mulai dikembangkan suatu usaha mandiri pada tahun 1994 di bawah pemerintahan Kim Jong Il. Kim Jong Il merupakan putra Kim Il Sung yang dilahirkan di Uni Soviet. Empat tahun kemudian, Kim Jong Il kembali ke Pyongyang ketika Korea Utara telah merdeka dari Jepang. Kim Il Sung menjadi pemimpin pemerintahan di Korea Utara. Sekitar tahun 1990an, Kim Il Sung meninggal dunia. Pemerintahan telah diserahkan kepada Kim Jong Il sebelum Kim Il Sung meninggal (Selig. S. Harrison. 2002). Pada saat itu, demokrasi dan reformasi menyebar di seluruh dunia, tetapi Kim Jong Il telah menerapkan kebijakan militer untuk menjalankan pemerintahnnya. Sesuai dengan kebijakan militer yang merupakan kekuatan inti dari revolusi, penduduk Korea Utara harus mengikuti wajib militer. Kekuatan militer terbentuk untuk melindungi Korea Utara dari serangan negara lain dan sebagai salah satu kebijakan untuk menutupi kekurangan negara yang sedang dilanda kelaparan akibat perekonomian yang buruk. Meskipun Korea Utara merupakan negara kecil, namun Kim dapat membuat negara yang kuat dan makmur dengan kekuatan militer (Sik. Kim. Hyun., 2008).

Kim Jong Il menyelesaikan sekolah di China tahun 1950-1960. Kim Jong-il mempelajari tentang perbaikan otomotif dan teknik pertanian dalam persiapan memimpin Republik Pekerja Korea Utara. Kim menyelesaikan pendidikan tinggi di Cina pada tahun 1964 dan mulai bergabung dengan Partai Pekerja Korea. Selama tiga dekade berikutnya, Kim mengabdikan hidupnya untuk memperkuat citra ayahnya dan meningkatkan kekuasaannya dalam pemerintahan dengan mengambil alih semua bidang seni, media, dan struktur militer Pyongyang.

Kim Jong Il membuktikan kemampuannya untuk menjadi pemimpin yang kuat dengan membangun perekonomian yang mandiri. Kim Jong Il membuat struktur konstitusional baru yaitu menyediakan angkatan-angkatan bersenjata untuk melindungi dirinya dan menempatkan suatu pertemuan para pengusaha untuk tujuan politik. Masa pemerintahan Kim Jong Il merupakan suatu rezim tanpa feodalisme dengan adanya kekuatan militer.