Prosedur Penelitian
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti secara keseluruhan, dimulai dari persiapan pembuatan proposal sampai dengan penulisan hasil penelitian, sehingga didapatkan hasil penelitian yang diharapkan. Prosedur penelitian sangat penting dalam penulisan ilmiah, karena dapat mempermudah cara kerja dan memperlancar jalanya penelitian, sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode historis, maka prosedur penelitian dilakukan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Judul yang dipilih Kebijakan Kim Jong Il Terhadap Pengembangan Nuklir Di Korea Utara Tahun 1998-2008 judul tersebut diajukan kepada Ketua Program Pendidikan Sejarah untuk mendapatkan persetujuan dan mendapatkan pembimbing guna membimbing peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian.
2. Penyusunan Proposal
Setelah judul penelitian disetujui oleh Ketua Program adalah mengajukan proposal penelitian yang berisi: (1) latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penulisan; (2) kajian teori, kerangka berfikir, dan (3) metodologi penelitian. Setelah proposal penelitian disetujui pembimbing dan disahkan oleh Ketua Program, maka langkah selanjutnya adalah mencari ijin penelitian.
3. Perijinan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti meminta ijin kepada Pembimbing, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Ketua Jurusan serta Pembantu Dekan I. Setelah mendapat ijin tersebut peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan tema dan judul penelitian.
4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian masa lampau, oleh karena itu metode yang digunakan adalah metode historis. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian dengan metode historis adalah sebagai berikut:
a. Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein yang artinya memperoleh. Dalam pengertian lain, menurut G.J. Reiner yang dikutip oleh
keterampilan dalam menemukan, menangani dan memperinci bibiliografi atau mengklasifikasi serta merawat catatan-catatan.
Pada tahap ini diusahakan untuk mencari dan menemukan sumber- sumber tertulis berupa buku-buku yang relevan dan surat kabar. Sumber tertulis primer berupa arsip yang meliputi: Artikel-artikel dalam surat kabar Pada tahap ini diusahakan untuk mencari dan menemukan sumber- sumber tertulis berupa buku-buku yang relevan dan surat kabar. Sumber tertulis primer berupa arsip yang meliputi: Artikel-artikel dalam surat kabar
Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dengan mengunjungi beberapa perpustakaan diantaranya Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, Perpustakaan Universitas Gajah Mada.
b. Kritik
Tugas peneliti dalam penelitian historis ini adalah mengadakan rekonstruksi mengenai masa lampau. Tetapi, dalam mengadakan rekonstruksi tidak semua peristiwa yang sudah silam dapat diulangi kejadiannya, sehingga penyelidik harus menyusun berdasarkan pada fakta- fakta sejarah dan membangun pemecaham masalah atas fakta itu. Karena itu, penyelidik harus mempunyai cara-cara untuk meneliti apakah fakta itu benar-benar asli dan dapat dipercaya ataukah tidak. Cara-cara meneliti data itulah yang dimaksud dengan kritik historis.
Kritik yaitu kegiatan untuk menyelidiki apakah sumber-sumber sejarah itu sejati atau otentik dan dapat dipercaya atau tidak. Pada tahap ini kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik ekstern dan kritik
itik ekstern yaitu menguji suatu keabsahan tentang keaslian sumber (otentisitas) sedangkan kritik
sumber yang dikehendaki asli atau tidak, utuh atau turunan (salinan). Kritik ekstern dilakukan terhadap sumber yang diperoleh berdasarkan bentuk fisik atau luarnya berupa bahan (kertas atau tinta) yang digunakan dan segi penampilan yang lain. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat kapan sumber itu dibuat, di mana sumber itu dibuat, siapa pengarangnya dan bagaimana latar belakang pendidikan pengarang. Sebagai contoh kritik ekstern terhadap buku 11 Macan Asia Musuh Amerika karya Amir Hendarsah, K
Kritik intern dilakukan dengan membandingkan antara isi sumber yang satu dengan isi sumber yang lain sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Hal tersebut dilaksanakan agar dapat mengetahui bagaimana isi sumber sejarah dan relevansinya dengan masalah yang dikaji. Kritik intern sumber data tertulis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi gaya, tata bahasa, dan ide yang digunakan penulis, sumber data, dan permasalahannya kemudian dibandingkan dengan sumber data lainnya. Misalnya dengan membaca Artikel uji coba nuklir tentang keberhasilan dalam peluncurannya, artikel Jepang dan Cina dalam menanggapi uji ciba nuklir Korea Utara, buku karangan Young Seung Youn, buku karangan Amir Hendarsah. Dengan demikian kritik intern dapat dilakukan untuk melihat seberapa relevan tulisan-tulisan tokoh tersebut mendukung karya peneliti.
c. Interpretasi
Menurut Nugroho Notosusanto (1978), interpretasi adalah suatu usaha menafsirkan dan menetapkan makna serta hubungan dari fakta-fakta yang ada, kemudian dilakukan perbandingan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain, sehingga terbentuk rangkaian yang selaras dan logis 40). Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (2011), intrepretasi bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori
dapat dikatakan sebagai suatu bentuk analisa (hlm. 114). Kegiatan menyeleksi dan menafsirkan tulisan buku dalam penelitian ini dilakukan dengan penentuan periodisasi, merangkaikan data secara berkesinambungan, misalnya dengan merangkaikan periode sejarah dan menghubungkan sumber data sejarah yang ada pada tulisan Amir Hendarah dengan biografi Kim Jong Il, US-Korean Relation karya Byoung Yong Lee, Masyarakat Politik Dan Pemerintahan Korea karya Young Geung Youn, artikel tentang uji coba uklir dan tanggapan negara lain, sehingga menjadi kesatuan yang harmonis dan masuk akal melalui interpretasi. Dalam kegiatan interpretasi ini, penelitian yang dilakukan harus bersikap obyektif disebabkan keanekaragaman data yang diperoleh.
Fakta-fakta ditafsirkan, diberi makna dan ditemukan arti yang sebenarnya, sehingga dapat dipahami makna sesuai dengan pemikiran yang relevan, logis dan berdasarkan obyek penelitian yang dikaji. Dari kegiatan kritik sumber dan interpretasi tersebut dihasilkan fakta sejarah.
d. Historiografi
Historiografi adalah kegiatan menyusun fakta sejarah menjadi suatu kisah. Peristiwa sejarah yang dikisahkan melalui historiografi dipengaruhi oleh subyektifitas penulis dalam merekonstruksinya. Menurut Helius
sintesa fakta-fakta yang diper Dalam historiografi seorang penulis tidak hanya menggunakan keterampilan teknis, penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan tetapi penulis juga dituntut untuk menggunakan pikiran kritis dan analisis. Interpretasi yang dilakukan terhadap fakta sejarah dapat menghasilkan suatu cerita atau kisah sejarah dan serangkaian kisah tersebut disajikan dalam suatu penulisan atau historiografi.
Historiografi merupakan langkah terakhir dari metode sejarah untuk menyampaikan susunan fakta sejarah dalam bentuk penulisan sejarah berdasarkan bukti berupa sumber-sumber data sejarah yang dikumpulkan, Historiografi merupakan langkah terakhir dari metode sejarah untuk menyampaikan susunan fakta sejarah dalam bentuk penulisan sejarah berdasarkan bukti berupa sumber-sumber data sejarah yang dikumpulkan,
Terhadap Pengembangan Nuklir di Korea Utara Tahun 1998-2008 .
Berdasarkan prosedur penelitian di atas, maka dapat digambarkan ke dalam bagan atau skema sebagai berikut:
Gambar 3: Bagan Prosedur Penelitian Sejarah Tentang Kebijakan Kim Jong Il
Terhadap Pengembangan Nuklir Di Korea Utara Tahun 1998-2008.
Pengajuan Judul