Modal sumber-sumber ekonomi manusia mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk
ditabung saving dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru, membeli mesin-mesin, membangun jalan-jalannya dan sebagainya. Karena
adanya saving dan investasi, maka penawaran dari barang-barang modal dari waktu kewaktu bisa bertambah sedangkan permintaan akan barang-barang modal terutama sekali dipengaruhi oleh
gerak permintaan akan barang-barang jadi pada gilirannya dipengaruhi oleh dua faktor utama :
Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan pendapatan penduduk.
2.4. Sektor Informal
2.4.1. Pengertian sektor informal
Konsep sektor informal pada awalnya dikemukakan oleh Hart, dimana sektor informal sebagai bagian angkatan kerja dikota yang berada diluar pasar tenaga kerja yang terorganisir
Hart dalam Breman, 1985-138, sedangkan study yang dilakukan oleh international labour organization ILO mengungkapkan bahwa sektor informal tidak sebatas pada pekerjaan
dikawasan pinggiran kota besar,namun juga meliputi berbagai aktivitas ekonomi yang bersifat mudah untuk dimasuki,menggunakan sumber daya lokal sebagai faktor produksi utama, usaha
milik sendiri, skala operasinya kecil, berorientasi pada penggunaan tenaga kerja dengan penggunaan teknologi yang bersifat adaptif, keterampilan dapat diperoleh diluar instansi
pendidikan formal, tidak merasakan secara langsung dampak dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pasarnya bersifat kompetitif.
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan itu Sethuraman dalam Kurniadi dan Tangkilisan tt:23 memberikan defenisi teoritis mengenai keberadaan sektor informal yang terdiri dari unit-unit usaha yang
berskala kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan pokok menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi diri sendiri dan dalam usahanya itu sangat
dihadapkan berbagai kendala seperti faktor modal baik fisik maupun manusia Pengetahuan dan faktor keterampilan.
Hidayat 1978 : 66 mendefenisikan sektor informal sebagai bagian dari system ekonomi kota dan desa yang belum mendapat bantuan dari pemerintah atau belum mampu menggunakan
bantuan tetapi belum mampu berdikari. Sebelumnya telah diuraikan bahwa kesan terhadap sektor informal yang kotor merupakan
usaha batu loncatan tidak serius adalah tidak salah dan tidak benar, hal ini dapat dilihat dari temuan penelitian yang membedakan sektor informal menjadi dua yaitu:
1. Sektor informal merupakan suatu proses pengembangan sektor tradisional dengan
teknologi sederhana baik di pedesaan maupun di perkotaan, kegiatan usaha belum terdaftar karena skala usaha kecil, menggunakan tenaga kerja yang berasal dari
keluarganya, belum terdaftar di lembaga formal, perizinan serta kebijaksanaan pemerinth termasuk permodalan, pelayanan, dan perlindungan.
2. Sektor informal muncul sebagai suatu variasi struktur ekonomi yang muncul sehingga
suatu alternatif kegiatan ekonomi yang dapat diharapkan hidup bagi pelaku ekonomi, ini berarti kurang terintegrasi menjadi kegiatan ekonomi yang lebih tinggi atau berubah
menjadi sektor formal. Sebagian besar pembicaraan tentang sektor informal berangkat dari sifat mendua
Universitas Sumatera Utara
Yang dipandang bersumber pada perekonomian kota di Negara dunia ketiga yang non sosialis. Ini berarti bahwa istilah sektor informal menunjuk pada adanya dualisme yang ciri kedua bagian
saling bertentangan, sektor formal digunakan dalam pengertian pekerja bergaji dan perusahaan besar yang lain, karena itu beberapa penulis berbicara tentang sektor yang terorganisasi, terdaftar
dan dilindungi oleh hukum Kegiatan perekonomian yang tidak memenuhi kriteria ini kemudian dimasukkan dalam
istilah sektor informal,suatu istilah yang mencakup pengertian berbagai kegiatan yang sering tercakup dalam istilah umum “usaha sendiri”. Ini merupakan jenis kesempatan kerja yang kurang
terorganisir yang sulit dipantau atau karena itu sering dilupakan dalam sensus resmi akhirnya merupakan kesempatan kerja yang persyaratan kerjanya jarang dijangkau oleh aturan-aturan
hukum, karena defenisi sektor informal ini kurang baik sehingga sering dilengkapi dengan suatu daftar kegiatan agak berbeda yang terlihat apabila menyusuri jalan-jalan kota didunia ketiga
seperti : pekerja kaki lima,penjual Koran, anak-anak penyemir sepatu, penjaga kios,penjaga keliling dan lain-lain. Dengan kata lain mereka adalah kumpulan pedagang kecil,pekerja yang
tidak terlihat dan tidak terampil serta golongan lain dengan pendapatan rendah dan tidak tetap.
2.4.2. Latar belakang Lahirnya Sektor Informal