Multikolinearity Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut : H = b 1 = b 2 = bk.................................. bk = 0 tidak ada pengaruh H a = b 1 = 0............................................ i = 1 ada pengaruh Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Jika F- hitung F-tabel maka H ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus : F-hitung = 1 1 2 2 k n R k R    Dimana : R 2 = Koefisien determinasi K = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model n = Jumlah sampel Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 1 – α 100 sebagai berikut : H diterima apabila F-hitung F-tabel H a diterima apabila F-hitung F-tabel

3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3.9.1. Multikolinearity

Universitas Sumatera Utara Multikolinearitas adalah suatu fenomena yang terjadi pada model regresi jika dua atau lebih variabel independen cenderung berubah dengan pola yang sama. Variabel-variabel tersebut biasanya punya hubungan yang sangat erat dan tidak mungkin dianalisis secara terpisah pengaruhnya terhadap variabel dependen. Pengaruhnya terhadap nilai taksiran:  Nilai-nilai koefisien tidak mencerminkan nilai yang benar.  Karena standar errornya tinggi maka kesimpulan tidak dapat diambil melalui t-test.  T-test tidak dapat dipakai untuk menguji keseluruhan hasil taksiran.  Tanda yang diharapkan pada hasil taksiran koefisien akan bertentangan menurut teori. Adapun cara mengatasinya:  Salah satu variabel independen jangan diikutsertakan dalam menaksir model. Tetapi harus diperhatikan mungkin variabel tersebut secara teori berhubungan terhadap variabel dependen maka hasil taksiran akan menjadi bias.  Mendefinisikan kembali variabel-variabel tersebut.  Mencari informasi-informasi teori-teori yang berlaku.  Penambahan data-data. 3.9.2 Serial Correlation Auto Correlation Auto korelasi terjadi bila error term µ dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa Error Term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila: Variabel e i ,e j ≠ 0, untuk i ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memilki masalah auto korelasi. Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan auto korelasi yaitu: Dengan Durbin-Watson D-W Test Universitas Sumatera Utara Dengan H = ρ = H a = ρ ≠ nilai kri Dimana H dw dl dw 4- du dw dl ≤ dw 4-du ≤ n hipotesis se = 0, artinya ≠ 0, artinya Dengan itis dl dan du Hipotesi a: dl w 4-du ≤ du ≤ dw ≤ 4-dl D ebagai berik tidak ada au ada auto ko jumlah sam u dalam tab is yang digu : tidak : tolak : tolak : terim : peng l : peng  hitung - D kut: uto korelasi orelasi mpel terten el distribusi unakan adal k ada autoko k H ada ko k H ada ko ma H tidak gujian tidak gujian tidak    t e e - e 2 t t ntu dan jum i Durbin-W lah: orelasi orelasi posit orelasi nega k ada auto k dapat disim dapat disim 2 1 - mlah variabe atson untuk tif atif krelasi mpulkan inc mpulkan inc el independ k berbagai ni conclusive conclusive en tertentu ilai α. diperoleh Universitas Sumatera Utara

3.10 Defenisi Operasional Variabel