permasalahan yang ada didalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, koran, brosur, internet dan lain-lain.
3.5 Pengolahan Data
Penulis menggunakan program komputer E-views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.
3.6 Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan adalah model Ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS Ordinary of Least Squares atau Metode Kuadrat Terkecil Biasa.
Metode ini dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss. Modal, lama usaha, kumlah pegawai dan tingkat bunga kredit sebagai variabel-variabel
independen yang mempengaruhi pendapatan pedagang batik sebagai variabel dependen dapat dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut :
Y = f X
1
, X
2
, X
3
,
Dengan spesifikasi model ekonometrika sebagai berikut :
Y =
α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ μ
Dimana :
Y =
Pendapatan pedagang batik Rp
Universitas Sumatera Utara
α =
intercept X
1
= modal
Rp X
2
= lama usaha bulan
X
3
= kredit Rp
β
1
, β
2
, β
3
, = Koefisien regresi μ
= term error kesalahan pengganggu
3.7 Hipotesis Model
Berdasarkan model analisis di atas, maka hipotesis yang dapat diambil sebagai berikut : 1.
1
X
Y 0, artinya: jika terjadi peningkatah pada modal X
1
, maka pendapatan Y akan mengalami kenaikan, cateris paribus.
2.
2
X Y
0, artinya: jika terjadi peningkatan pada lama usaha X
2
, maka pendapatan Y akan mengalami kenaikan, cateris paribus.
3.
3
X Y
0, artinya: jika terjadi kenaikan pada kredit perdagangan X
3
, maka pendapatan Y akan mengalami kenaikan, cateris paribus.
3.8 Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian
Untuk melihat Goodness of Fit dari hipotesa tersebut maka perlu dilakukan uji statistik, yaitu :
3.8.1 Koefisien Determinasi R
2
Universitas Sumatera Utara
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama-sama mampu memberi penjelasan mengenai variabel dependen.
3.8.2. Uji t-statistik
Uji t-statistik merupakan pengujian hipotesis secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel independent lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
H : b
i
= b H
a
: b
i
≠ b Dimana b
i
adalah koefisien variabel independen pertama nilai parameter hipotesis, biasanya dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X
1
terhadap Y. Bila nilai t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H
ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh nyata signifikan terhadap variabel dependen.
Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :
t-hitung =
Sbi b
bi
Dimana : b
i
= Koefisien variabel independen ke-i b
= Nilai hipotesis nol Sb
i
= Simpangan baku dari variabel independen ke-i
3.8.3. Uji F-statistik
Universitas Sumatera Utara
Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa
sebagai berikut : H
= b
1
= b
2
= bk.................................. bk = 0 tidak ada pengaruh H
a
= b
1
= 0............................................ i = 1 ada pengaruh Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Jika F-
hitung F-tabel maka H ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :
F-hitung =
1 1
2 2
k n
R k
R
Dimana : R
2
= Koefisien determinasi K = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model
n = Jumlah sampel
Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 1 – α 100 sebagai berikut :
H diterima apabila F-hitung F-tabel
H
a
diterima apabila F-hitung F-tabel
3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
3.9.1. Multikolinearity
Universitas Sumatera Utara
Multikolinearitas adalah suatu fenomena yang terjadi pada model regresi jika dua atau lebih variabel independen cenderung berubah dengan pola yang sama. Variabel-variabel tersebut
biasanya punya hubungan yang sangat erat dan tidak mungkin dianalisis secara terpisah pengaruhnya terhadap variabel dependen.
Pengaruhnya terhadap nilai taksiran:
Nilai-nilai koefisien tidak mencerminkan nilai yang benar.
Karena standar errornya tinggi maka kesimpulan tidak dapat diambil melalui t-test.
T-test tidak dapat dipakai untuk menguji keseluruhan hasil taksiran.
Tanda yang diharapkan pada hasil taksiran koefisien akan bertentangan menurut teori. Adapun cara mengatasinya:
Salah satu variabel independen jangan diikutsertakan dalam menaksir model. Tetapi harus
diperhatikan mungkin variabel tersebut secara teori berhubungan terhadap variabel dependen maka hasil taksiran akan menjadi bias.
Mendefinisikan kembali variabel-variabel tersebut.
Mencari informasi-informasi teori-teori yang berlaku.
Penambahan data-data.
3.9.2 Serial Correlation Auto Correlation
Auto korelasi terjadi bila error term µ dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa Error Term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila:
Variabel e
i
,e
j
≠ 0, untuk i ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memilki masalah auto korelasi. Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan auto korelasi yaitu:
Dengan Durbin-Watson D-W Test
Universitas Sumatera Utara
Dengan H
= ρ =
H
a
= ρ ≠
nilai kri
Dimana H
dw dl dw 4-
du dw dl
≤ dw 4-du
≤ n hipotesis se
= 0, artinya ≠ 0, artinya
Dengan itis dl dan du
Hipotesi
a:
dl w 4-du
≤ du ≤ dw ≤ 4-dl
D ebagai berik
tidak ada au ada auto ko
jumlah sam u dalam tab
is yang digu
: tidak : tolak
: tolak : terim
: peng l : peng
hitung
- D
kut: uto korelasi
orelasi mpel terten
el distribusi
unakan adal
k ada autoko k H
ada ko k H
ada ko ma H
tidak gujian tidak
gujian tidak
t
e e
- e
2 t
t
ntu dan jum i Durbin-W
lah:
orelasi orelasi posit
orelasi nega k ada auto k
dapat disim dapat disim
2 1
-
mlah variabe atson untuk
tif atif
krelasi mpulkan inc
mpulkan inc el independ
k berbagai ni
conclusive conclusive
en tertentu ilai
α. diperoleh
Universitas Sumatera Utara
3.10 Defenisi Operasional Variabel
1. pendapatan pedagang adalah laba bersih yang diperoleh pedagang dalam satu hari,yang merupakan selisih antara omset penjualan dengan modal yang dikeluarkan. Rp
2. Modal awal adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pedagang sebagai dana awal untuk memulai usaha Rp
3. Lama usaha adalah masa atau waktu pedagang mulai berdiri dan bertahan Bulan 4. kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan oleh pedagang untuk membeli
Barang dagangannya, biasanya pembayarannya setelah barang dagangan tersebut Laku dijual. Rp
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum kota surakarta 4.1.1. Kota Surakarta
Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan “Kota Solo” secara umum memang dataran rendah dan berada diantara pertemuan Sungai Pepe, Sungai Anyar, Sungai Jenes yang
kesemuanya bermuara di Sungai Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian kurang lebih 92 meter di atas permukaan air laut dan terletak antara 110°45’15”-110°45’35” Bujur Timur,
70°36’00”-70°56’00” Lintang Selatan. Kota Surakarta terletak di Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah bagian selatan dan merupakan daerah perhubungan antara propinsi Jawa Tengah –
Jawa Timur dan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan keadaan mobilitas masyarakat yang tinggi. Berbicara tentang letak daerah Surakarta,sebenarnya kota ini sangat strategis. Hal ini
dikarenakan kota Surakarta sendiri merupakan jalur utama transportasi ke beberapa kota besar di Pulau Jawa. Kota – kota tersebut antara lain adalah Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Karena
kota Surakarta yang strategis maka perkembangan kota ini memicu kegiatan ekonomi di berbagai sudut kota kecil disekitar wilayahnya antara lain Boyolali, Klaten, Sragen, Sukoharjo,
Karanganyar dan Wonogiri. Kotamadya Surakarta dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnanyar
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
Universitas Sumatera Utara