Export Base – Models Neo-Classic Models Model Cummulative Causation Model Core-Periphery

Ada beberapa teori pertumbuhan ekonomi regional yang lazim dikenal, yaitu:

a. Export Base – Models

Model ini dipelopori oleh Douglas C. North 1955 dan kemudian dikembangkan oleh Tiebout 1956. Model ini mendasaekan pandangannya dari sudut lokasi, yang berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi suatu region akan lebih banyak ditentukan oleh jenis keuntungan lokasi dan dapat digunakan oleh daerah tersebut sebagai kekuatan ekspor.

b. Neo-Classic Models

Model ini dipelopori oleh Borts Stein 1964 kemudian dikmbangkan oleh Roman 1965 dan Siebert 1969. Kelompok ini mendasarkan analisanya pada peralatan fungsi produksi. Unsur-unsur yang menentukan pertumbuhan ekonomi regional adalah modal, tenaga kerja. Adapun kekhususan teori ini adalah dibahasnya secara mendalam pengaruh perpindahan penduduk migrasi dan lalu lintas modal terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Kesimpulan yang menarik dari model Neo-Klasik ini adalah bahwa terdapat hubungan antara tingkat pertumbuhan suatui negara dengan perbedaan kemakmuran daerah regional disparity pada negara yang bersangkutan.

c. Model Cummulative Causation

Model ini dipelopori oleh Myrdal 1975 dan kemudian diformulasikan lebih lanjut oleh Kaldor. Teori ini berpendapat bahwa peningkatan pemerataan pembengunan antar daerah tidak dapat hanya diserahkan pada kekuatan pasar market mechanism, tetapi perlu adanya campur tangan pemerintah dalam bentuk program-program pembangunan regional, terutama untuk daerah-daerah yang relatif masih terbelakang.

d. Model Core-Periphery

Teori ini mula-mula dikemukakan oleh Fridman. Teori ini menekankan analisanya pada hubungan yang erat dan saling mempengaruhi antara pembangunan kota core dan desa perphery . Menurut teori ini, gerak langkah pembangunan daerah perkotaan akan lebih banyak ditentukan oleh keadaan desa- desa sekitarnya. Sebaliknya corak pembangunan daerah pedesaan tersebut juga sangat ditentukan oleh arah pembangunan perkotaan. Dengan demikian aspek interaksi antar derah spacial interaction sangat menonjol.

B. 2. Teori Pusat Pengembangan Growth Poles Theory