Gambaran Umum PT Kawasan Industri Medan persero

Tabel 4.4 Perubahan Paradigma SEBELUM MENJADI PEMBANGUNAN KOTA KOTA PEMBANGUNAN Sentralisasi Desentralisasi Dari atas ke bawah Simultan Keseragaman Keberagaman Petunjuk Kreativitas Inovasi Instruksi Pilihan Ketergantungan Kemandirian Hirarki Keterkaitan Kesenjangan Keserasian Sumber : Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara

B. Gambaran Umum PT Kawasan Industri Medan persero

PT Kawasan Industri Medan Persero adalah Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak dalam bidang jasa penjualan Kavling industri, lengkap dengan sarana dan prasarananya, lahan tersebut dipersiapkan bagi kebutuhan investor yang berniat menjalankan usahan sebagai pelaku industri. PT Kawasan Industri Medan didirikan pada tanggal 7 Oktober 1988 dengan komposisi kepemilikan yang terdiri dari : a. Pemerintah Pusat Departemen Keuangan RI 60 b. Pemerintah Propinsi Sumatera Utara 30 c. Pemerintah Kota Madya Medan 10 Didirikannya Kawasan Industri Medan Persero adalah untuk menunjang percepatan Pertumbuhanumbuhan Industri di Sumatera Utara, mendorong tumbuhnya ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat Sumatera Utara. Dalam kegiatan usaha pengelolaan kawasan, harus tersedia lahan yang dapat dibebaskan, kemudian lahan tersebut dimatangkan untuk dilengkapi sarana dan fasilitas lainnya hingga lahan tersebut dapat dinyatakan sebagai kavling layak jual. Agar dapat merencanakan tata ruang kawasan yang terencana dengan baik, dibutuhkan lahan yang cukup besar. Lahan tersebut akan dibagi menjadi lahan yang akan dipersiapkan sebagai sarana dan prasarana sePertumbuhani jalan, parit, penghijauan, jaringan fasilitas umum, dan fasilitas sosial fasum dan fasos. Standart teknis kawasan industri dalam peraturan pemerintah, menetapkan luas lahan industri yang dapat dijual maksimum 70 dari luas lahan yang dibebaskan. Selebihnya merupakan sarana yang dipersiapkan untuk sarana fasilitas pendukung. Yang dimaksut fasilitas umum pendukung antara lain kavling komersial, kavling perumahan, jalan dan sarana penunjang lainnya dan ruang yang terbuka hijau. Kavling komersial adalah kavling yang di sediakan perusahan kawasan industri untuk sarana penunjang sePertumbuhani’ perkantoran, bank, Pertumbuhanokoan, tempat berbelanja, tempat tinggal sementara, kantin dan sebagainya. Kavling perumahan adalah kavling yang disediakan oleh perusahaan kawasan industri untuk perumahan pekerja termasuk fasilitas penunjangnya sePertumbuhani tempat ibadah dan sarana olahraga. Fasilitas yang termasuk prasarana penunjang lainnya adalah pusat kesegaran jasmani fitness center pos pelayanan, telekomunikasi, instalasi npewnyediaan tenaga listrik, instalasi telekomunikasi, instalasi pengelolaan air limbah industri , untuk pemadaman kebakaran. Mengacu kepada standart teknis penggunaan tanah di dalam kawasan industi, pola pembebasan lahan secara bertahap sangat tidak efektif dan tidak efisien. Untuk dapat menghadirkan suatu kawasan yang tata ruangnya terencana dengan bbaik, harus diadakan pola pembebasan lahan seluas mungkin. Akan tetapi hal itu akan menyangkut pada anggaran yang tewrsedia kemampuan finansial perusahaan. Pada tahap awal, lahan yang berhasil dibebaskan adalah seluas 785.144.80 M2 78.5 Ha demikian selanjutnya hingga tahun 1996 lahan yang dibebaskan secara bertahap hingga mencapai total luas 200 Ha lihat pada lampiran. Pola pembebasan dengan cara bertahap sePertumbuhani yang terjadi di kawasan industri tahap I membuat lay out kawasan menjadi kurang teratur, dan tata ruang yang baik sesuai dengan master plan yang direncanakan sulit untuk direalisasikan. Berbeda dengan penampilan kawasan industri tahap II, dengan mempergunakan dana berasal dari pinjaman Bank pada tahun 1997 PT. KIM berhasil membebaskan lahan seluas 314 Ha sekaligus, tata ruang kawasan lebih terencana, rapi, lay out site plant-nya sangat teratur. Pola pembebasan lahan secara besar-besaran sekaligus dalam ukuran yang luas, membutuhkan anggaran yang cukup besar baik untuk biaya pembebasab maupun pembanguanan infrastruktur. Karena keterbatasan dana, pembebasan lahan secara besar-besarn tidak dapat dilakukank untuk mengembangkan kawasan industri tahap I. Lahan dibebaskan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan perusahaan yang hanya didapat dari kegiatan jual beli lahan. Pembebasan lahan baru dan pembangunan infrastruktur dapat direncanakan dengan baik, bila program penjualan kepada investor masih dapat berlangsung. Melihat pengalaman yang ada dalam pengembangan kawasan industri tahap I dan tahap II, PT. Kawasan Industri Medan berhadapan masalah ketersediaan lahan yang akan dibebaskan untuk menampung kawasan industri. Masalah tersebut akan berdampak pada kelanjutan bisnis kawasan industri di masa yang akan datang. Bisnis kawasan akan mengalami goncangan, Pertumbuhanumbuhan industri menjadi lamban. Berdirinya usaha kawasan industri telah memberikakn kontribusi yang sangat besar di dalam pembangunan ekonomi Nasional melalui penyerapan investasi dan tenaga kerja. Secara Nasional telah berdiri sebanyak 61 perusahaan kawasan industri di Indonesia dan telah mempergunakan areallahan 16.225 Ha. Dari luas 16.225 Ha, telah berdiri sebanyak 6000 perusahaan dan telah mempekerjakan sebanyak 800.000 orang. Untuk skala Regional, kawasan industri Medan merupakan mesin pengerek Ekonomi Propinsi Sumatera Utara. Kawasan ini memiliki luas areal 514 Ha, telah berdiri sebanyak 228 Industri didalamnya, dan mempekerjakan 23.000 orang tenaga kerja. Bagaimanakah bisnis ini dapat bertahan dan bertumbuhd bila permintaan akan lahan dalam bentuk kavling industri tidak tersedia lagi, oleh karena keterbatasan lahan yang ada untuk dibebaskan, atau dari segi finansial PT. KIM tidak punya kemampuan untuk menganggarkan dan pembebasan lahan disebabkan tingginya harga jual lahan yang akan dibebaskan dari masyarakat.

C. Analisis Regresi Linear Berganda