Penjualan yang Disertai dengan Uang Muka Pembelian Kompensasi Pajak Masukan yang dapat Dikreditkan

85 Apabila diasumsikan bahwa bunga deposito pada Bank Niaga adalah sebesar 12tahun, maka PT. Wijaya Karya Beton dapat memperoleh bunga deposito sejumlah Rp 314.330 apabila PT. Wijaya Karya Beton menunda pembuatan faktur pajak atas penjualan sebesar 30 di atas. Asumsi : Suku Bunga Deposito : 12tahun Jumlah Pajak Keluaran yang dapat ditunda = Rp 31.432.991 Perhitungan : Bunga Deposito per bulan = 12 x Rp 31.432.991 12 = Rp 314.330

b. Penjualan yang Disertai dengan Uang Muka Pembelian

Uang muka pembelian berfungsi sebagai jaminan bagi perusahaan, apabila terjadi pembatalan maka PT. Wijaya Karya Beton akan mengembalikan uang muka tersebut sebaesar 50 . Apabila terdapat penjualan yang disertai dengan uang muka, PT. Wijaya Karya Beton mempunyai kebijakan bahwa uang muka penjualan tersebut diakui sebagai titipan sehingga PT. Wijaya Karya Beton belum membuat faktur pajak, hal ini dilakukan PT. Wijaya Karya Beton untuk mengantisipasi adanya pembatalan faktur pajak apabila terjadi pembatalan penjualan. Kebijakan yang dimiliki oleh PT. Wijaya Karya Beton ini kurang sesuai dengan Undang-Undang PPN No 18 Tahun 2000 Pasal 3 Ayat 3 yang berbunyi : “Apabila pembayaran diterima sebelum penyerahan barang Kena Pajak atau sebelum penyerahan jasa Kena Pajak, Faktur Pajak dibuat pada saat pembayaran.” 86

c. Kompensasi

Dari data yang diperoleh di perusahaan, dapat diketahui bahwa apabila dalam pembayaran Pajak Pertambahan Nilainya terjadi kelebihan bayar, maka PT. Wijaya Karya Beton mengkompensasikan kelebihan pajaknya pada bulan berikutnya. PT. Wijaya Karya Beton lebih memilih kompensasi dibandingkan dengan restitusi permintaan pengembalian karena perusahaan memiliki cashflow yang cukup besar, sedangkan apabila perusahaan memiliki cashflow yang kurang memadai maka sebaiknya perusahaan memilih untuk restitusi sehingga dapat digunakan untuk menambah cashflow dalam perusahaan.

d. Pajak Masukan yang dapat Dikreditkan

Dari data pembelian yang dilakukan oleh PT. Wijaya Karya Beton, maka PT. Wijaya Karya Beton mengkreditkan pembelian antara lain : 1 Pembelian antar cabang Berdasarkan data pembelian antar cabang bulan Desember 2005, PT. Wijaya Karya Beton dapat mengkreditkan semua pajak masukannya atas pembelian antar cabang tersebut karena menurut Undang-Undang PPN No 18 Tahun 2000 Pasal 1 A huruf f dan Pasal 9 Ayat 2, perusahaan cabang merupakan Pengusaha Kena Pajak sehingga PT. Wijaya Karya Beton dapat mengkreditkan semua pajak masukannya sebesar Rp 10.607.185. 2 Pembelian dari Pengusaha Kena Pajak PT. Wijaya Karya Beton juga mengkreditkan semua pajak masukannya atas pembelian dari Pengusaha Kena Pajak yaitu sejumlah Rp 494.474 pada bulan Desember. 87 3 Pembelian aktiva yang berhubungan dengan usaha Dari data-data yang di dapat penulis dari perusahaan, ternyata PT. Wijaya Karya Beton tidak mengkreditkan pajak masukannya atas pembelian aktiva tetap yang berhubungan dengan kegiatan usaha, yaitu pembelian generator listrik. Pembelian generator listrik Harga Perolehan : Rp 78.625.000 Pajak Masukan dari Pembelian generator listrik yang belum dikreditkan perusahaan : PM Pajak Masukan = Rp 7.862.500 lihat tabel 4.4 dan 4.7 Dalam peraturan perpajakan, PT. Wijaya Karya Beton seharusnya dapat mengkreditkan semua pajak masukannya atas pembelian aktiva yang berhubungan dengan usaha, oleh karena itu sebaiknya PT. Wijaya Karya Beton mempertimbangkan peraturan tersebut agar dapat meminimalkan jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang oleh PT. Wijaya Karya Beton.

e. Pengaruh Pajak Masukan yang seharusnya dapat Dikreditkan tetapi