BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. Wijaya Karya Beton
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Wijaya Karya Beton resmi didirikan tanggal 11 Maret 1997 di Jakarta berdasarkan akta pendiri dari Notaris Imah Fatimah, SH Nomor 44 tanggal 11
Maret 1997. PT. Wijaya Karya Beton merupakan salah satu anak perusahaan PT. Wijaya
Karya yang bidang usahanya sebagai produsen industri beton. Bidang usaha beton ini diilhami oleh perkembangan kemajuan teknologi khususnya di industri
konstruksi. Disusul oleh semakin cepatnya kemajuan teknologi dibidang komunikasi dan transportasi. Dengan semakin pesatnya perkembangan
pembangunan dibidang konstruksi telah mendorong ide dan gagasan baru dari pakar teknologi PT. Wijaya Karya untuk membuat produk beton yang dapat
menggantikan produk lain yang menghasilkan mutu yang lebih baik, usia yang lebih panjang, waktu yang lebih singkat dan harga yang bersaing.
Pada tahun 1978, dibawah pengelolaan Divisi Perdagangan DPD mendapat peluang yaitu proyek rumah sederhana yang merupakan awal pembuatan produk
beton yang diawali dengan produk rekayasa panel beton. Kemudian oleh manajemen PT. Wijaya Karya Pusat DPD satu bidang industri sehingga menjadi
Divisi Perdagangan DPD I.
47
Sejalan dengan semakin berkembangnya kebutuhan listrik baik untuk industri, property, dan rumah tangga, maka PLN meningkatkan pembangunan
dibidang kelistrikan mulai dari pembangkit sampai jaringan transmisi dan distribusi guna mengimbangi kebutuhan listrik tersebut. Oleh karena itu pada
tahun 1979 dirintis pula rekayasa tiang listrik beton yang diproduksi dengan sistem sentrifugal yang menghasilkan bentuk bulat beronga dan tirus. Sebenarnya
pada tahun 1970 telah dilakukan percobaan pembuatan secara konvensional tiang listrik beton dengan bentuk persegi oleh Cabang VII Kalimantan Barat yang
dipasang pada Sungai Durian di depan Universitas Tanjung Pura sampai Bandara Supadio Pontianak. PT. PLN yang sat itu telah terbiasa menggunakan tiang besi
dari pipa dan kayu yang masih diimpor, dan masih belum bisa menerima saat PT. Wijaya Karya menawarkan tiang listrik beton sebagai pengguna pertama.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh PT. Wijaya Karya akhirnya PT. PLN mencoba memberikan pesanan perdana yang hanya puluhan batang dan Jawa
Tengah sebagai daerah uji coba. Akhirnya pada tahun 1980 dibawah pengelolaan DPI, dibangun pabrik pertama di Cileungsi Bogor Jawa Barat. Berkat usaha keras
yang dilakukan PT. Wijaya Karya akhirnya PT. PLN memutuskan bahwa tiang listrik beton digunakan sebagai pengganti tiang besi dan mendapat porsi yang
lebih banyak sepanjang lokasinya terjangkau. Adapun proyek-proyek yang pernah ditangani oleh PT. Wijaya Karya apada
kurum waktu 1980 sampai dengan 1996 diantaranya adalah proyek PT. PAL Surabaya, proyek Asahanas yang menggunakan pra tegang bulat berongga, proyek
PJKA yang memakai produk bantalan pra tegang yang digunakan pertama kali
48
pada proyek pupuk Sriwijaya Kabat Meneng Banyuwangi serta untuk proyek jalan rel kereta api baik daerah jawa maupun daerah Sumatera. Proyek lain yang
ditangani PT. Wijaya Karya dengan rekayasa panel pra cetak untuk gedung bertingkat adalah tower BDN Jakarta sampai proyek Bank Pembangunan Derah
Surabaya. Untuk wilayah Sumatera tepatnya di daerah Sumatera Utara diperolehnya tender power XVIII Asian Development Bank ADB dengan
volume yang cukup besar, sedangkan untuk daerah Sumatera Selatan ditangani proyek Sungai Cempaka yang menggunakan rekayasa Concreat Sheet Pile Type
Corrugated CCSP dan proyek jaringan transmisi 150 KV yang memakai rekayasa tiang beton segitiga guna mendukung tiang transmisi serta proyek
lainnya yang memerlukan penanganan yang serius. Berbekal motto “Prestasi Melalui Inovasi Dan Teknologi” dan untuk
memenuhi permintaan produk beton yang semakin banyak maka dibangun Pabrik Produk Beton PBB lainnya, antara lain di Kejapenan Pasuruan, Mojosongo
Boyolali, Jatilawang Purwokerto dan Jatilawang Majalengka. Pabrik lainnya yang dibangun adalah pabrik di Jimbaran Bali, pabrik Natar di Lampung, serta pabrik
temporer di Padang Sidempuan yang kemudian dipindahkan ke Binjai Sumatera Utara. Kemudian satu pabrik lagi dibangun di kawasan industri Makasar-Sulawesi
Selatan yang menggunakan System Ubro Press Centifugal. Sema kurun waktu tahun 1980 sd 1996 manajemen PT. Wijaya Karya
melakukan beberapa kali perubahan divisi antara lain DPI dibagi menjadi dua divisi yaitu DPI dan Divisi Produk Beton dan Metal DPBM yang memproduksi
produk beton dan mengelola metal dengan lingkup terbatas pada konstruksi baja.
49
Hal ini dilakukan mengingat meningkatnya pengguna produk beton dan tentu saja hal ini menyebabkan semakin sibuknya DPI.
Pada tahun 1981 DPBM dibagi menjadi dua divisi yaitu Divisi Komponen Konstruksi DKK dan Divisi Perlengkapan Industri DPI. Hal ini dipengaruhi
karena berkembangnya Strategic Business Unit SBU produk beton, meluasnya pasar sehingga dipandang perlu memisahkan bidang industri beton dan metal.
Pada tahun 1989 sd 1991 terjadi lagi perubahan nama divisi serta pengalihan tugas yaitu Divisi Komponen Konstruksi DKK berubah menjadi Divisi Produk
Beton DPB. Pada tahun 1994, manajemen PT. Wijaya Karya Pusat membagi dua wilayah
jaringan pemasaran yaitu Indonesia Bagian Baratoleh DPB I sedangkan Indonesia Bagian Timur oleh DPB II. Masing-masing wilayah memiliki dan mengelola Unit
Penjualan Produk Beton UPPB dan Pabrik Produk Beton PBB sebagai berikut :
1. DPB I Wilayah Barat terdiri dari :
a. UPPB Sumatera Utara dan PBB Sumatera Utara
b. UPPB Sumatera Selatan dan PBB Sumatera Selatan
c. UPPB DKI Jakarta dan PBB Bogor dan Majalengka
2. DPB II Wilayah Timur terdiri dari :
a. UPPB Jawa Tengah dan PBB Boyolali
b. UPPB Jawa Timur dan PBB Pasuruan
c. UPPB Sulawesi Selatan dan PBB Sulawesi Selatan
50
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi SK.01.01A.DIR.095096 tanggal 24 Desember 1996 DPB I dan DPB II statusnya menjadi anak perusahaan dengan
nama PT. Wijaya Karya Beton PT. Wika Beton, hal ini dipandang perlu mengingat bidang usaha produk beton merupakan bidang usaha yang semakin
komperatif sehingga perlu ditingkatkan pengembangan manajemen, teknologi, dan pengelolahan aspek komersial secara terarah. Sedangkan pendirian
PT. Wijaya Karya Beton itu sendiri resmi pada tanggal 11 Maret 1997 dengan akta notaris No. 44. Jaringan wilayah pemasaran dan pabrik masih sama pada saat
DPB I dan DPB II hanya berubah istilah menjadi sebagai berikut : 1.
Pemasaran a.
Wilayah Penjualan I berkedudukan di Medan b.
Wilayah Penjualan II berkedudukan di Palembang c.
Wilayah Penjualan III berkedudukan di DKI Jakarta d.
Wilayah Penjualan IV berkedudukan di Semarang e.
Wilayah Penjualan V berkedudukan di Surabaya f.
Wilayah Penjualan VI berkedudukan di Makasar 2.
Pabrik Produk Beton PBB a.
Pabrik Produk Beton PBB Sumut berada di Binjai b.
Pabrik Produk Beton PBB Lampung berada di Natarn c.
Pabrik Produk Beton PBB Bogor berada di Cileungsi d.
Pabrik Produk Beton PBB Majalengka berada di Majalengka e.
Pabrik Produk Beton PBB Boyolali berada di Boyolali
51
f. Pabrik Produk Beton PBB Pasuruan berada di Pasuruan
g. Pabrik Produk Beton PBB Sulawesi Selatan berada di Makasar
Sementara hasil produksi dari PT. Wijaya Karya Beton adalah : 1.
Tiang Listrik beton Bentuk bulat berongga dan tirus type 9 m 100 m, 9 m 200 m dan
11 m 200 m untuk lokasi pemasaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi yang diproduksi dengan sistem sentrifugal, tiang telepon serta
tiang listrik jalan raya. 2.
Tiang Pancang Beton TPB Disebut juga tiang pancang bulat berongga.
3. Komponen Jembatan dan Dermaga
4. Bantalan Beton Prategang
Disebut juga bantalan jalan rel yang terdiri dari BJR kereta api dan BJR Lorry.
5. Sheet Pile Beton
Produk ini dipakai sebagai penahan pinggiran atau pun bendungan. 6.
Komponen Pracetak lainnya 7.
Panel atau Pagar Beton 8.
Pipa Beton berdiameter beasr 9.
Jasa Angkutan dan Pemasangan
52
2. Struktur Organisasi Perusahaan