S = standar deviasi Kriteria pengambilan keputusan adalah :
H
o
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
b. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
pada α = 5
1. Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah faktor pengganggu
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan Jarque-Bera Test JB- Test. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal dengan menggunakan JB-
Test adalah membandingkan JB- hitung dengan χ
2
2. Heteroskedastisitas chi-square tabel. Cara lain
adalah dengan melihat angka probabilitasnya. Apabila angka probability 0,05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya apabila angka probability 0,05 maka
data tidak berdistribusi normal.
Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu Error Term tidak mempunyai varian yang konstan sama untuk semua observasi sehingga residual
variabel pengganggu tidak bernilai nol atau E
2 2
σ µ
≠ i
. Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang model regresi liner berdasarkan
metode kuadrat terkecil biasa. Heteroskedastisitas pada umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section yaitu data yang menggambarkan keadaan pada
suatu waktu tertentu misalnya data hasil survey. Keberadaaan heteroskedastisitas akan dapat menyebabkan kesalahan dalam penaksiran sehingga koefisien regresi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi tidak efisien dan dapat menyesatkan.Untuk menguji keberadaan heterokedastisitas antara lain dapat dilakukan dengan carauji formal.
3. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui suatu
kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitasdapat dilihat dari nilai R
2,
1. Korelasi antar variabel. F-
hitung, t-hitung, serta standar error. Cara mendeteksi masalah multikolinearitas dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
2. Menggunakan korelasi parsial. Adanya multikolinearitas ditandai dengan : standar error tidak terhingga,
tidak ada satupun t- statistik yang signifikan pada α=5, α=10, α=1, R
2
sangat tinggi, dan terjadi perubahan tanda atau titik sesuai dengan teori.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia 4.1.1. Latar Belakang Pendirian
Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari loka karya “Bunga Bank dan Perbankan” yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia
MUI pada tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini kemudian lebih dipertegas lagi dalam Musyawarah Nasional MUNAS ke IV MUI di Hotel Sahid
Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang mengamanahkan kepada Bapak K.H. Hasan Bahri yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum MUI, untuk
merealisasikan pendirian Bank Islam tersebut. Setelah itu, MUI membentuk suatu Kelompok Kerja POKJA untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Tim POKJA
ini membentuk Tim Kecil “Penyiapan Buku Panduan Anak Tanpa Bunga”, yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. M. Amin Azis.
Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini disamping melakukan pendekatan-pendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait adalah
menyelenggarakan pelatihan calon staf melalui Management Development Program MDP di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia LPPI, Jakarta
yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan, dan meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang saham pendiri.
Untuk membantu kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah Tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI yang di bawah Ketua Drs. Karnaen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA