Keuntungan dan Kelemahan Sistem Agroforestry 1. Keuntungan Sistem Agroforestry

Berdasarkan sosial ekonomis, sistem agroforestry dibedakan atas : 1 tujuan komersial yaitu pengelolaannya dimaksudkan terutama untuk menghasilkan produk bernilai ekonomis tinggi melebihi sistem monokultur; 2 Subsistence yaitu sistem agroforestry yang dikelola tanpa mempertimbangkan input dan output, berbasis tenaga keluarga dan umumnya merupakan dampak dari sistem perladangan berpindah; dan 3 Intermediate yaitu sistem agroforestry yang memiliki sifat diantara komersil dan subsisten dengan tingkat pengelolaan dan pencapaian produksi yang medium dan tetap mempertimbangkan input meski pada tingkat yang tidak maksimal Nair, 1989b; Chundawat dan Gautam, 1993. Berdasarkan ekologisnya, sistem agroforestry dapat dibedakan kedalam tiga kategori yaitu sistem agroforestry pada dataran rendah humid dan subhumid, pada daerah arid dan semi arid serta pada dataran tinggi Nair, 1989b; Chundawat dan Gautam, 1993. Di Indonesia khususnya di Sumatera, sistem agroforestry banyak dijumpai pada daerah dataran tinggi atau lereng-lereng bukit yang umumnya terbentuk akibat konversi penggunaan lahan hutan menjadi lahan budidaya Michon, Mary dan Bompard, 1989.

D. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Agroforestry 1. Keuntungan Sistem Agroforestry

Kebaikan penerapan sistem agroforestry dapat dilihat dari keuntungan secara ekologis atau lingkungan, keuntungan secara ekonomis, dan keuntungan secara sosial. Keuntungan sistem agroforestry secara ekologis dapat berupa Nair, 1989d; Chundawat dan Gautam, 1993; Lal, 1995 : a pengurangan tekanan terhadap hutan, terutama hutan lindung dan suaka alam; b lebih efisien dalam Universitas Sumatera Utara siklus hara, terutama pemindahan hara dari lapisan bawah solum tanah ke lapisan permukaan oleh sistem perakaran tanaman pepohonan yang dalam; c penurunan dan pengendalian laju aliran permukaan, pencucian hara, dan erosi tanah; d pemeliharaan iklim mikro seperti terkendalinya temperatur tanah lapisan atas, pengurangan evaporasi dan terpeliharanya kelembaban tanah oleh pengaruh tajuk dan mulsa sisa tanaman; e terciptanya kondisi yang menguntungkan bagi peningkatanpemeliharaan populasi dan aktivitas organisme tanah; f penambahan hara tanah melalui dekomposisi bahan organik sisa tanaman dan atau hewan; dan g terpeliharanya struktur tanah akibat siklus yang konstan dari bahan organik sisa-sisa tanaman dan hewan. Secara ekonomis, sistem agroforestry sangat menguntungkan terutama dalam hal Nair, 1989c; Chundawat dan Gautam, 1993; Lal, 1995 : a peningkatan keluaran dalam arti lebih bervariasinya produk yang diperoleh yaitu berupa pangan, pakan, serat, kayu, bahan bakar, pupuk hijau dan atau pupuk kandang; b memperkecil kegagalan panen karena gagal atau menurunnya panen dari salah satu komponen masih dapat diitutupi oleh adanya hasil panen komponen lain; dan c meningkatnya pendapatan petani karena input yang diberikan akan menghasilkan output yang berkelanjutan. Keuntungan secara sosial dari diterapkannya sistem agroforestry adalah Chundawat dan Gautam, 1993; Lal, 1995 : a terpeliharanya standar kehidupan masyarakat pedesaan dengan berkelanjutan pekerjaan dan pendapatan; b terpeliharanya sumber pangan dan tingkat kesehatan masyarakat karena peningkatan kualitas dan keragaman produk pangan, gizi dan papan; dan c Universitas Sumatera Utara terjaminnya stabilitas komunitas petani dan pertanian lahan kering sehingga dapat mengurangi dampak negatif urbanisasi.

2. Kelemahan Sistem Agroforestry

Selain kebaikan-kebaikan yang dimiliki sistem agroforestry tersebut diatas, sistem ini juga memiliki kelemahan-kelemahan, baik kelemahan secara ekologis atau lingkungan, maupun kelemahan secara sosial ekonomis Chundawat dan Gautam, 1993. Kelemahan dari aspek lingkungan antara lain : a kemungkinan terjadinya persaingan matahari, air tanah dan hara antara tanaman pohon hutan dengan tanaman pertanianpangan dan pakan; b kerusakan tanaman pangan saat dilakukan pemanenan tanaman pohon terutama saat penebangan kayu; c tanaman pohon secara potensial dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit tanaman pertanian; dan d relatif lamanya regenerasi tanaman pohon menyebabkan penyempitan lahan untuk tanaman pangan sejalan dengan semakin besarnya tanaman pohon. Kelemahan dari segi sosial ekonomis antara lain Chundawat dan Gautam, 1993 : a terbatasnya tenaga kerja yang berminat dibidang pertanian, khususnya dalam membangun sistem agroforestry; b terjadinya persaingan antara tanaman pohon dengan tanaman pangan yang dapat menurunkan hasil tanaman pangan sumber gizi keluarga dibandingkan pada penanaman dengan sistem monokultur; c waktu yang cukup panjang untuk menunggu panen tanaman pohon dapat mengurangi produksi sistem agroforestry; d sistem agroforestry terutama yang berorientasi komersial diakui lebih komplek sehingga lebih sulit diterapkan, apalagi dengan pengetahuan petani yang terbatas dibandingkan pada sistem pertanian monokultur; dan e keengganan sebagian Universitas Sumatera Utara