III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, yaitu di Kecamatan Angkola Timur, Kecamatan Angkola Barat, Kecamatan Angkola
Selatan, Kecamatan Marancar, Kecamatan Batang Angkola, dan Kecamatan Batangtoru Lampiran 46. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai
dengan bulan September 2012.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : GPS, Thermometer tanah, Kamera, Cangkul, Skop, Kantong Plastik, dan Sofware Expert Choice. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lahan sistem agroforestry berbasis salak, sampel tanah, Kuisioner AHP, dan Peta Administrasi.
C. Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan seperti disajikan pada Gambar 1.
D. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan tipe atau sistem agroforestry berbasis salak yang diusahakan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan berikut masukan dan
keluaran serta dampak sistem agroforestry berbasis salak terhadap sifat tanah dan penghasilan petani dilakukan dengan berbagai teknik pengumpulan data
sebagaimana disajikan pada Tabel 9.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Tahapan penelitian kajian sistem agroforestry berbasis salak di Kabupaten Tapanuli Selatan
Inventarisasi Sistem Agroforestry berbasis salak di Kabupaten Tapanuli Selatan
KomponenStruktur Agroforestry
TipeSubtipe Agroforestry berbasis salak di Kabupaten Tapanuli Selatan
Evaluasi Dampak Sistem Agroforestry berbasis salak di Kabupaten Tapanuli Selatan
terhadap sifat tanah dan penghasilan petani
TIPE SISTEM AGROFORESTRY
Agrisilvikultural Agrosilvopastural
Agroaquaforestry
Keluaran yang Diinginkan
Tipe Agroforestry Berbasis Salak yang Paling Sesuai dan Berkesinambungan di Kabupaten Tapanuli Selatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Sasaran dan teknik pengumpulan data pada kajian sistem agroforestry berbasis salak di Kabupaten Tapanuli Selatan.
No. Sasaran Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
1. 2.
3. 4.
5. Petani pelaksana sistem agroforestry
Strukturkomponen sistem agroforestry Keluaran dan masukan pada sistem
agroforestry yang diterapkan petani sampel Sifat tanah N, P, K, C-organik, pH tanah, dan
suhu tanah AHP
Survei lapang Deskriptif
Wawancara Pengukuran lapang
Analisis laboratorium KuisionerWawancara
Data yang dibutuhkan untuk mengklasifikasikan sistem agroforestry berbasis salak di Kabupaten Tapanuli Selatan ke dalam beberapa tipe dan subtipe
berdasarkan komponen penyusunnya adalah data primer. Data primer diperoleh dari survey lapang dan wawancara dengan petani pelaksana sistem agroforestry
berbasis salak. Lahan dipilih secara purposive sebanyak 30 dengan kategori terdapat pola pemanfaatan lahan sistem agroforestry berbasis salak, tanaman salak
yang sudah berproduksi, dan luas lahan lebih dari 0.5 hektar. Struktur agroforestry berbasis salak diamati dengan cara deskriptif yang ditujukan untuk
menginventarisasi komponen penyusun agroforestry berbasis salak yang terdiri dari tanaman pertanian, perkebunan, hutan, pakan, ternak serta kolam ikan. Pengamatan
tersebut dilakukan terhadap jenis, populasi dan kerapatan serta tata letak komponen penyusunnya.
Pengamatan terhadap masukan dan keluaran dari sistem agroforestry berbasis salak dilakukan dengan wawancara langsung kepada petanipemilik lahan
menggunakan daftar pertanyaan kuisioner. Data masukan yang diperlukan meliputi luas lahan yang digunakan, penggunaan bibit, pupuk, obat-obatan dan
sumber serta jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan data keluaran yang diperlukan meliputi jenis dan jumlahvolume produksi masing-masing komponen penyusun, jumlah produksi yang dikonsumsi
atau digunakan sendiri oleh keluarga petani, jumlah produksi yang dijual dan total pendapatan per tahun.
Pengambilan sampel tanah untuk pengamatan sifat kimia tanah dilakukan pada tanah lapisan atas 0-20 cm. Pada masing-masing lokasi diambil sampel
tanah yang dipilih secara acak pada lima titik yang mewakili, lalu dikompositkan. Sampel tanah kemudian dianalisis di laboratorium untuk memperoleh N, P, K, C-
organik, dan pH. Sedangkan pengukuran suhu tanah dilakukan dengan menusukkan bagian konduktor panasnya perlahan-lahan ke dalam lapisan tanah 0 – 10 cm.
Pengamatan dilakukan pada jam 14.00. Alat didiamkan dalam tubuh tanah sampai cairan penunjuk skalanya konstan.
Untuk memperoleh tipe agroforestry berbasis salak yang sesuai dan berkesinambungan di Kabupaten Tapanuli Selatan digunakan metode AHP. Data
yang diperlukan dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner AHP kepada para responden ahli. Responden ahli dipilih secara purposive sampling, ditetapkan
berjumlah enam orang, terdiri dari : satu orang Akademisi USU, satu orang Akademisi UGN, satu orang dari Dinas Perkebunan, satu orang dari Dinas
Kehutanan, satu orang dari Petani, dan satu orang dari Tokoh Masyarakat. Prinsip pertama dari metode AHP adalah penyusunan hierarki. Struktur
hierarki dari tipe agroforestry berbasis salak yang sesuai dan berkesinambungan di Kabupaten Tapanuli Selatan disajikan pada Gambar 2. Metode AHP dan data yang
diperoleh melalui kuisioner responden diproses dengan menggunakan program
Universitas Sumatera Utara
komputer Expert Choice yang dirancang untuk proses pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif strategi. Analisis data menggunakan metode AHP
dengan batas tingkat inkonsistensi dalam penelitian adalah 10. Selanjutnya hasil pembobotan per individu apabila konsisten, digabungkan dengan rumus rataan
geometrik yang kemudian hasilnya disatukan dalam satu tabel. RG =
n
√x
1.
x
2 …
x
n
Keterangan : RG = Rataan geometrik
n = Jumlah responden x
1,
x
2 …
x
n
= Penilaian responden ke-1, ke-2 sampai dengan ke-n
Hasil rataan geometrik tersebut kemudian dicari prioritasnya lewat mekanisme perhitungan nilai setiap elemen pada tabel rataan geometrik dibagi dengan jumlah
total rataan geometrik di setiap kolomnya.
Sasaran
Kriteria
Alternatif
Gambar 2. Struktur hierarki tipe agroforestry berbasis salak yang paling sesuai dan berkesinambungan
Tipe agroforestry berbasis salak yang paling sesuai
dan berkesinambungan
Sosial Ekonomi
Sifat Tanah
Keragaman Hayati
Agroaquaforestry Agrosilvopastural
Agrisilvikultural
Universitas Sumatera Utara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN