Sistem Agroforestry TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Agroforestry

Agroforestry mengacu pada sistem penggunaan lahan dimana pepohonan tumbuh bergabung dengan tanaman pertanian, rumput-rumputan atau ternak. Gabungannya boleh jadi waktu, seperti rotasi antara pepohonan dengan komponen lain, atau di ruang dengan komponen-komponen tumbuh bersama pada lahan yang sama. Selalu ada interaksi antara ekologi dan ekonomi antara pepohonan dengan komponen lain dari sistem tersebut. Adanya interaksi antara ekologi yang memiliki ciri-ciri yang paling khusus yang mengambil tempat di atas tanah seperti penaungan, evapotranspirasi, di bawah tanah seperti interaksi akar dengan masing-masing air dan unsur hara melalui transfer biomassa, ketika serasah pohon atau pangkasan ditambahkan pada tanah Young, 1997. Selanjutnya Young 1997 menyatakan tumbuh-tumbuhan tahunan yang berkayu termasuk pohon-pohonan, semak belukar, kelapa, bambu temasuk pada kata “pohon-pohonan”. Dalam kasus yang terkecuali, tanaman berkayu yang tumbuh kurang dari satu tahun seperti Sesbania spp. juga dimasukkan. Chundawat dan Gautam 1993 mengemukakan alternatif pengertian agroforestry yaitu sebagai suatu istilah atau nama kolektif untuk sistem pengelolaan lahan dengan teknologi yang sepadan, dimana tanaman pohon hutan dengan sengaja diusahakan dalam unit pengelolaan lahan yang sama dengan tanaman pertanian danatau ternak pada saat bersamaan atau berurutan. Dalam sistem agroforestry terintegrasi sekaligus aspek ekologis dan aspek ekonomis. Universitas Sumatera Utara Nair 1989a mengemukakan bahwa agroforestry adalah suatu sistem penggunaan lahan : a tanaman tahunan dan tanaman perdu tumbuh bersama-sama dalam campuran dengan pembagian tapak danatau secara berurutan dengan atau tanpa hewan, dan b menghasilkan lebih besar keuntungan pada penggunaan lahannya daripada mengusahakan tanaman pertanian atau hutan saja. Keuntungan dimaksud termasuk satu atau lebih dari kriteria berikut : terjadi keberlanjutan kesuburan tanah, konservasi tanah, peningkatan hasil, memperkecil resiko kerusakan atau kegagalan tanaman, kemudahan pengelolaan dan pengendalian hama serta penyakit, danatau lebih dapat memenuhi kebutuhan sosial ekonomi masyarakat setempat. Satjapradja 1981 telah mengumpulkan beberapa pengertian agroforestry yang kemudian memberikan batasan umum sebagai suatu bentuk pemanfaatan lahan secara optimal pada suatu tapak yang mengusahakan produksi biologis berdaur pendek dan berdaur panjang komoditi pertanian dan kehutanan, membentuk tajuk yang berlapis-lapis, berdasarkan kelestarian, baik ditanam secara serentak maupun berurutan di dalam danatau di luar kawasan hutan, untuk kesejahteraan masyarakat. Nair 1989a kembali melengkapi definisi agroforestry sebagai suatu sistem budidaya yang terdiri dari tanaman pohon dan non pohon yang tumbuh dalam asosiasi tertutup, dalam satu kesatuan kehutanan dan agronomis. Tujuannya adalah untuk memaksimumkan produksi dalam jangka panjang. Hasil yang diperoleh sekaligus berasal dari dua komponen tersebut yaitu tanaman pohon dan non pohon sekurang-kurangnya pakan ternak. Universitas Sumatera Utara Dari definisi-definisi tersebut diatas, Nair 1989a dan juga Chundawat dan Gautam 1993 membatasi agroforestry dengan kriteria sebagai berikut : a dalam bentuk yang normal, agroforestry terdiri dari dua atau lebih spesies tanaman danatau hewan, b agroforestry selalu memiliki dua atau lebih produk, c siklus dari sistem agroforestry selalu lebih dari satu tahun, dan d sistem agroforestry lebih komplek daripada sistem monokultur dengan sekaligus memenuhi keuntungan secara ekologis struktur dan fungsinya dan keuntungan secara ekonomis.

B. Sistem Agroforestry Berbasis Salak