tinggi. Silikon juga dipakai sebagai monomer dalam pembuatan polymer sintetik silikone.
Silikon yang digunakan dalam penelitian ini adalah silikon rubber RTV. Silikon ini berbentuk agak cair, namun akan mengeras seperti karet setelah
diberikan katalis. Katalis yang digunakan merupakan katalis khusus dengan nama Bluesill. Katalis Bluesill akan mempercepat reaksi pengerasan silikon pada suhu
kamar dan tekanan atmosfir.
2.3.4. Blowing Agent
Blowing agent adalah material yang digunakan untuk menghasilkan struktur berongga pada komposit yang dibentuk. Jenis blowing agent yang
digunakan dalam penelitian ini adalah polyurethane. Polyurethane adalah suatu jenis polimer yang mengandung jaringan
urethane yaitu -NH-CO-O-. Polyurethane dibentuk oleh reaksi senyawa isocyanate yang bereaksi dengan senyawa yang memiliki hydrogen aktif seperti
polyol, yang mengandung group hydroksil dengan pemercepat katalis. Unsur nitrogen yang bermuatan pada kelompok alkohol polyol akan membentuk ikatan
urethane antara dua unit monomer dan menghasilkan dimer urethane. Reaksi isocyanat ini akan membentuk amina dan gas karbon dioksida CO
2
2.3.5. Serat TKKS
. Gas ini yang kemudian akan membentuk foam pada material polymer yang terbentuk.
Material yang terbentuk dari campuran blowing agent dan polymer disebut dengan material polymeric foam.
Penguat komposit yang digunakan ialah dari bahan TKKS yang kemudian dibentuk menjadi ukuran halus dan dicampurkan dalam matriks. Ukuran serat
TKKS yang belum dicacah adalah 13-18 cm dan serat ini dihaluskan lagi hingga mencapai ukuran 100-600
μm. TKKS terdiri dari beberapa bahan penyusun yang terbagi sesuai dengan persentasenya masing-masing. Bahan–bahan penyusun
TKKS dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Bahan penyusun tandan kosong kelapa sawit Enviro Carbon, 2009
No Bahan-Bahan Kandungan
Komposisi 1.
Uap air 5.40
2. Protein
3.00
3 Serat
35.00
4. Minyak
3.00
5. Kelarutan air
16.20
6. Kelarutan unsur alkali 1
29.30
7. Debu
5.00
8. K
1.71
9. Ca
0.14
10. Mg
0.12
11 P
0.06
12. Mn, Zn, Cu, Fe
1.07
TOTAL 100,00
Permasalahan yang dihadapi pada penggunaan produk dari tandan kosong kelapa sawit adalah terdapat kandungan zat ekstraktif dan asam lemak yang sangat
tinggi, sehingga dapat menurunkan sifat mekanik material yang dibentuk. Tandan kosong kelapa sawit segar dari hasil pabrik kelapa sawit umumnya memiliki
komposisi lignoselulose 30,5, minyak 2,5 dan air 67, sedangkan bagian lignoselulose sendiri terdiri dari lignin 16,19, selulosa 44,14 dan hemiselulosa
19,28. Sehingga pada pembuatan material ini tandan kosong kelapa sawit terlebih dahulu direndam kedalam larutan NaOH 1 selama sehari, kemudian
dicuci dengan air bersih, dan dikeringkan pada suhu kamar selama kurang lebih 3 hari. Gambar serat TKKS yang telah dihaluskan dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Serat TKKS yang telah dihaluskan
2.3.6. Serat Nilon
Nilon merupakan suatu keluarga polymer sintetik yang diciptakan pada 1935 oleh Wallace Carothers di Dupont. Produk pertama adalah sikat gigi ber-
bulu nilon, dilanjutkan dengan produk yang lebih dikenal seperti stoking untuk wanita pada 1940Wikipedia, 2008. Nilon dibuat dari rangkaian unit yang
ditautkan dengan ikatan amida dan sering diistilahkan dengan polyamidaPA. Nilon merupakan polymer pertama yang sukses secara komersil, dan merupakan
serat sintetik pertama yang dibuat seluruhnya dari bahan anorganik yaitu batu bara, air, dan udara. Elemen-elemen ini tersusun menjadi monomer dengan berat
molekular rendah, yang selanjutnya direaksikan untuk membentuk rantai polymer panjang.
Bahan nilon ditujukan untuk menjadi pengganti sintetis dari sutra yang diwujudkan dengan menggunakannya untuk menggantikan sutra sebagai bahan
parasut setelah Amerika Serikat memasuki perang dunia II pada 1941. Serat nilon sekarang dipergunakan untuk kain dan tali. Nilon padat digunakan untuk bagian
mekanik dan rekayasa.
2.4 Karakteristik Mekanik Material
2.4.1 Pengujian Statik 2.4.1.1 Persamaan Tegangan Dan Regangan
Pada sebuah batang lurus yang dikenai beban tarik, maka akan mengalami perubahan panjang yang disertai dengan pengurangan luas penampang batang.
Perubahan panjang ini disebut juga dengan regangan teknik ɛ
eng
, yang didefinisikan sebagai perubahan panjang yang terjadi
∆L terhadap panjang batang mula-mulaL
. Tegangan yang dihasilkan pada proses ini disebut dengan tegangan teknikσ
eng
, dimana hal ini didefinisikan juga sebagai nilai pembebanan yang terjadiF pada suatu luas penampang awalA
σ = FA ………………………………...……….2.1
. Untuk memperoleh tegangan, dalam persamaan dapat dituliskan seperti pada persamaan 2.1.
Dimana : σ = Tegangan normal Nm
2
F = Gaya N A = Luas penampang m
2
Persamaan ini dapat diperluas lagi menjadi seperti ditunjukan pada persamaan 2.2 dan 2.3.
σ
eng
= FA dan
…….……………….………………….2.2
ɛ
eng
= ∆LL
Dimana : σ
…..………………….………………....2.3
eng
= Tegangan teknik Nm
2
A = Luas penampang awal m
2
ɛ
eng
∆L = Perubahan panjang m = Regangan Teknik mm