akhir dipositifkan + kembali. Untuk memperoleh hasil untuk regangan dengan menggunakan pers. 2.3. dan modulus elastisitas dengan menggunakan pers. 2.8
tabulasi hasil diperlihatkan seperti pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil perhitungan pada pengujian tekan
No Komposisi
Gaya Tekan KN
Tegangan MPa
Regangan Modulus
Elastisitas MPa 1
80 silikon 9,23 24,31
0,89 27,31460674
8,18 21,54
0,78 27,61538462
2 70 silikon
6,59 17,36
0,74 23,45945946
5,25 13,84
0,61 22,68852459
4.3 Pengujian Impak
Pengujian bola golf terbagi dua, yaitu pengujian menggunakan ayunan bandul dan pengujian pemukulan langsung oleh pegolf pro.
4.3.1 Pengujian Menggunakan Ayunan Bandul
Pengujian impak dilakukan menggunakan prinsip ayunan bandul. Pengujian dilakukan menggunakan dua komposisi PF dan satu bola pabrikan.
Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan respon material PF dengan material bola pabrikan. Pengujian dilakukan menggunakan variasi sudut ayun
sebanyak empat buah, yaitu: 10°, 20°, 30°, dan 40°. Pengujian dilakukan pada tiga daerah, yaitu: daerah menanjak, daerah menurun, dan daerah mendatar. Berikut
adalah data hasil pengujian dari tiap daerah: 1.
Untuk daerah menanjak Hasil yang didapat pada percobaan ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data hasil jarak gelindingan bola terhadap sudut impak Bola
golf Lo
Xo θ
h1 h2
Δh=h2– h1
ΔEp joule
Jarak mm
Waktu detik
Bola golf
pabrikan 75
19,5 10
22 55
32 0,25
37 0,75
75 21,1
20 22
57 35
0,27 143
1,59 75
23,5 30
22 67
45 0,35
203 2,27
75 27,6
40 22
72 50
0,39 373
2,36 Bola
golf 80
silikon 75
19,5 10
22 55
32 0,25
33 0,78
75 21,1
20 22
57 35
0,27 85
0,63 75
23,5 30
22 67
45 0,35
196 1,62
75 27,6
40 22
72 50
0,39 298
1,99 Bola
golf 70
silikon 75
19,5 10
22 55
32 0,25
30 0,88
75 21,1
20 22
57 35
0,27 73
1,23 75
23,5 30
22 67
45 0,35
167 1,56
75 27,6
40 22
72 50
0,39 266
2,46 Dari data yang tersedia untuk permukaan daerah menanjak dapat dilihat
bahwa dengan energi yang sama, hasil yang terjadi pada tiap bola berbeda. Bola golf pabrikan memiliki jarak tempuh paling jauh, sedangkan bola golf PF 80
dan bola golf PF 70 belum dapat menyamai jarak bola golf pabrikan. Perbedaan jarak tempuh yang terjadi bernilai 70-80 cm pada energi potensial sebesar 0,39
joule. Perbandingan antara bola golf pabrikan dengan bola golf PF dapat dilihat pada grafik yang terdapat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Grafik jarak vs energi untuk daerah menanjak.
373 298
266 100
200 300
400
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5
jar ak
c m
Ep joule
Grafik jarak vs energi pada daerah menanjak
pabrikan pf 80
pf 70
Pada grafik dalam gambar 4.6 terlihat bahwa bola golf pabrikan memiliki jarak tempuh terjauh untuk daerah menanjak. Bola golf PF yang diberikan energi
yang sama dengan bola golf pabrikan tidak mampu mencapai jarak yang sama dengan bola golf pabrikan. Permukaan bola golf PF yang tidak selicin bola golf
pabrikan mengakibatkan gesekan yang lebih besar, sehingga jarak gelindingan bola golf PF akan semakin pendek dibandingkan bola golf pabrikan.
Untuk mengetahui lintasan bola yang terjadi pada masing-masing jenis bola, digunakan suatu metode yang menyerupai keadaan yang sebenarnya.
Lapangan yang digunakan adalah lapangan green. Bola golf dipukul menggunakan alat bantu yang menyerupai stik putter. Bola golf akan dipukul oleh
alat bantu menuju kearah lubang dengan jarak tertentu. Jarak gelindingan bola dicatat dan juga jarak selisih antara bola dengan hole apabila bola tidak masuk ke
hole. Data percobaan pemukulan bola menuju lubang untuk daerah menanjak dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Data hasil untuk memasukkan bola ke hole dengan variasi sudut didaerah menanjak
Jarak spesiment
Ө L
R 1 meter
Bola pabrikan 10
44 56
S1 10
37 63
S2 10
33 67
Bola pabrikan 20
In0 In0
S1 20
85 16
S2 20
79 21
2 meter Bola pabrikan
20 134
71 S1
20 104
106 S2
20 85
116
Tabel 4.3. Data hasil untuk memasukkan bola ke hole dengan variasi sudut didaerah menanjak lanjutan
Jarak spesiment
Ө L
R Bola pabrikan
30 In0
In0 S1
30 151
53 S2
30 137
66 3 meter
Bola pabrikan 30
249 52
S1 30
200 101
S2 30
193 110
Bola pabrikan 40
In0 In0
S1 40
In0 In0
S2 40
250 52
2. Untuk daerah menurun
Pada percobaan daerah menurun, pukulan dilakukan sebanyak 4 kali pada setiap sudut yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk membandingkan jarak tempu
pada tiap bola. Data pukulan pada daerah menurun dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Data hasil jarak gelindingan bola terhadap sudut impak
Bola golf Lo
Xo θ
h1 h2
Δh=h2– h1
ΔEp joule
Jarak mm
Waktu detik
Bola golf pabrikan
75 19,5
10 22
55 32
0,25 79
1,09 75
21,1 20
22 57
35 0,27
151 1,15
75 23,5
30 22
67 45
0,35 291
2,27 75
27,6 40
22 72
50 0,39
409 2,61
Bola golf 80
silikon 75
19,5 10
22 55
32 0,25
53 1,01
75 21,1
20 22
57 35
0,27 122
1,15 75
23,5 30
22 67
45 0,35
214 2,22
75 27,6
40 22
72 50
0,39 322
2,44 Bola golf
70 silikon
75 19,5
10 22
55 32
0,25 44
0,65 75
21,1 20
22 57
35 0,27
155 1,87
75 23,5
30 22
67 45
0,35 216
2,01 75
27,6 40
22 72
50 0,39
279 2,51
Dari data yang tersedia untuk permukaan daerah menurun dapat dilihat bahwa dengan energi yang sama, hasil yang terjadi pada tiap bola berbeda. Bola
golf pabrikan memiliki jarak tempuh paling jauh, sedangkan bola golf PF 80 dan bola golf PF 70 belum dapat menyamai jarak bola golf pabrikan.
Gambar 4.7. Grafik jarak vs energi untuk daerah menurun. Pada grafik dalam gambar 4.7 terlihat bahwa bola golf pabrikan memiliki
jarak tempuh terjauh untuk daerah menurun. Bola golf PF yang diberikan energi yang sama dengan bola golf pabrikan tidak mampu mencapai jarak yang sama
dengan bola golf pabrikan. Permukaan bola golf PF yang lebih lunak dan berongga menyebabkan peredaman gaya yang diberikan, sehingga akan
mempengaruhi pergerakan bola golf PF saat dipukul. Untuk mengetahui lintasan bola yang terjadi pada masing-masing jenis
bola, digunakan suatu metode yang menyerupai keadaan yang sebenarnya. Bola golf akan dipukul oleh alat uji ayunan bandul menuju kearah lubang dengan jarak
tertentu. Lubang berada lurus dari arah pukulan, sehingga pada pengujian ini juga akan diperoleh kecenderungan arah lintasan bola. Data percobaan pemukulan bola
menuju lubang untuk daerah menurun dapat dilihat pada tabel 4.5.
409 322
279
100 200
300 400
500
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5
jar ak
c m
Ep joule
Grafik jarak vs energi pada daerah menurun
pabrikan pf 80
pf 70
Tabel 4.5. Data hasil untuk memasukkan bola ke hole dengan Variasi sudut didaerah menurun
Jarak spesiment
Ө L
R 1 meter
Bola pabrikan 10
40 60
S1 10
38 65
S2 10
33 67
Bola pabrikan 20
In0 In0
S1 20
In0 In0
S2 20
88 13
2 meter Bola pabrikan
20 100
102 S1
20 112
92 S2
20 94
109 Bola pabrikan
30 In0
In0 S1
30 In0
In0 S2
30 In0
In0 3 meter
Bola pabrikan 30
In 0 In 0
S1 30
271 44
S2 30
228 78
Bola pabrikan 40
In0 In0
S1 40
In0 In0
S2 40
In0 In0
3. Untuk daerah mendatar
Pada percobaan daerah mendatar, pukulan dilakukan sebanyak 4 kali pada setiap sudut yang berbeda. Pengujian dilakukan untuk mengukur kemampuan bola
dalam menggelinding pada permukaan datar. Hasil pengujian akan menjadi referensi dalam memberikan penilaian terhadap performa bola golf pabrikan dan
bola golf modifikasi. Hal ini dilakukan untuk membandingkan jarak lintasan pada tiap bola. Bola diberi gaya melalui perantara ayunan bandul pada tiap sudut yang
berbeda. Data percobaan pukulan pada daerah mendatar dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Data hasil jarak gelindingan bola terhadap sudut impak Bola golf
Lo Xo
θ h1
h2 Δh=h2–
h1 ΔEp
joule Jarak
mm Waktu
detik Bola golf
pabrikan 75
19,5 10
22 55
32 0,25
68 1,09
75 21,1
20 22
57 35
0,27 152
1,53 75
23,5 30
22 67
45 0,35
225 2,03
75 27,6
40 22
72 50
0,39 358
2,11 Bola golf
80 silikon
75 19,5
10 22
55 32
0,25 45
0,93 75
21,1 20
22 57
35 0,27
96 1,23
75 23,5
30 22
67 45
0,35 165
1,54 75
27,6 40
22 72
50 0,39
297 2,01
Bola golf 70
silikon 75
19,5 10
22 55
32 0,25
26 0,71
75 21,1
20 22
57 35
0,27 65
0,97 75
23,5 30
22 67
45 0,35
153 1,66
75 27,6
40 22
72 50
0,39 256
1,94
Dari data yang tersedia untuk permukaan daerah menurun dapat dilihat bahwa dengan energi yang sama, hasil yang terjadi pada tiap bola berbeda. Bola
golf pabrikan memiliki jarak tempuh paling jauh, sedangkan bola golf PF 80 dan bola golf PF 70 belum dapat menyamai jarak bola golf pabrikan. Perbedaan
jarak tempuh yang terjadi sebesar 60 cm dengan energi potensial 0,39 joule antara bola golf pabrikan dengan bola golf PF komposisi 1.
Data pada tabel 4.6 dapat kita gambarkan menjadi dalam bentuk grafik seperti terlihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.8. Grafik jarak vs energi untuk daerah mendatar.
358 297
256 200
400
0,2 0,4
0,6
jar ak
c m
Ep joule
Grafik jarak vs energi pada daerah mendatar
pabrikan pf 80
pf 70
Pada grafik dalam gambar 4.8 terlihat bahwa bola golf pabrikan memiliki jarak tempuh terjauh untuk daerah mendatar. Bola golf PF yang diberikan energi
yang sama dengan bola golf pabrikan tidak mampu mencapai jarak yang sama dengan bola golf pabrikan.
Untuk mengetahui lintasan bola yang terjadi pada masing-masing jenis bola, digunakan suatu metode yang menyerupai keadaan yang sebenarnya.
Ayunan bandul berperan sebagai pemukul bola golf, menggatikan peran manusia yang memukul bola golf. Data percobaan pemukulan bola menuju lubang untuk
daerah mendatar dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Data hasil untuk memasukkan bola ke hole dengan variasi sudut
didaerah datar Jarak
Spesiment Ө
L R
1 meter Bola pabrikan
10 56
45 S1
10 38
63 S2
10 36
65 Bola pabrikan
20 In0
In0 S1
20 86
16 S2
20 80
20 2 meter
Bola pabrikan 20
114 90
S1 20
100 100
S2 20
91 101
Bola pabrikan 30
In0 In0
S1 30
In0 In0
S2 30
169 32
3 meter Bola pabrikan
30 257
56 S1
30 182
127 S2
30 154
156 Bola pabrikan
40 In0
In0 S1
40 In0
In0 S2
40 267
45
Dari data pengujian menggunakan alat bantu ayunan bandul terlihat bahwa, bola golf PF sudah mendekati bola pabrikan. Arah dan lintasan bola golf
PF menyerupai bola golf pabrikan. Namun , jarak tempuh bola golf PF belum mampu untuk mengikuti jarak tempuh bola golf pabrikan.
4.3.2 Pengujian Oleh Pegolf Pro