4 Analisis, kemampuan kognitif tingkat analisis adalah kemampuan menguraikan fakta, konsep, pendapat, dan asumsi atas elemen-
elemennya. 5 Sintesis, kemmapuan kongnitif tingkat sintesis adalah kemampuan
menguraikan fakta, konsep, pendapat, dan asumsi atas elemen- elemennya.
6 Penilaian, kemampuan kongitif tingkat penilaian adalah kemampuan menilai suatu pendapat, gagasan, metode sesuai kriteria tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yaitu semua informasi yang berasal dari pengamatan atau belajar
untuk memperoleh makna dari sebuah materi.
2.2.2 Pengertian Pengetahuan Pendidikan Seks
Menurut Bloom, Gay, Berliner dalam Rahmawati 2011 pengetahuan adalah memperoleh makna dari sebuah materi pembelajaran. Sedangkan menurut
Dalyono 2005:4 pendidikan berasal dari kata “didik mendapat awalan “me”, sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Pengertian seks sangat beragam, pertama seks bisa diartikan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Seks juga bisa diartikan pelajaran tentang organ-organ
reproduksi. Seks tidak harus selalu berarti hubungan seksual. Hubungan seks sendiri adalah hubungan intim yang dilakukan pria dan wanita yang terikat dalam
sebuah pernikahan Andika 2010:20. Dalam kamus pscychologi, sex adalah kualitas yang menentukan seseorang pria atau wanita Gulo 1982:265.
Sedangkan definisi seksualitas menurut Andika 2010:12 seksualitas yaitu perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Seksualitas menyangkut
beberapa hal yaitu, pertama dimensi biologis. Seksualitas berkaitan dengan segala sesuatu mengenai organ reproduksi. Termasuk cara merawat kebersihan dan
menjaga kesehatan oragan vital. Kedua dimensi psikologis, identitas peran jenis dan perasaan terhadap lawan jenis, dan cara manusia menjalankan fungsinya
sebagai makhluk hidup. Menurut Tretsakis 2003:4 pendidikan seks menjelaskan tentang perilaku
yang bersifat antonomis, behavior, emosi, kepribadian, pandangan hidup, lingkungan sosial, nilai-nilai moral yang berlaku dalam suatu masayarakat.
Sedangkan Andika 2010:14 menyatakan bahwa pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi penting diberikan melalui keluarga maupun
kurikulum sekolah. Berdasarkan kesepakatan internasional di Kairo 1994 The Cairo Consensus tentang kesehatan yang ditandatangani oleh 184 negara
termasuk Indonesia, diputuskan tentang perlunya pendidikan seks pada remaja. Andika 2010:13 mengungkapkan bahwa pendidikan seks berbeda dengan
pengetahuan reproduksi. Pendidikan seks bertujuan untuk mengenalkan anak tentang jenis kelamin dan cara menjaganya, baik dari sisi kesehatan dan
kebersihan, keamanan, serta keselamatan. Sementara pengetahuan reproduksi sangat berkaitan dengan proses perkembangbiakan makhluk hidup. Andika 2010:
15 menyatakan beberapa definisi mengenai pendidikan seks yang berasal dari beberapa sumber yaitu:
1 Pendidikan seks di negara-negara sekuler menitik beratkan pada perilaku seks yang aman dan sehat serta tidak mengajari anak-anak tentang
menghindari seks bebas. Sehingga ini tidak bisa mengurangi timbulnya penyakit menular PMS dan kehamilan pra nikah. Masalah Nikah, Vol 3,
No. 5, Thn. 2004, hal.73-75. 2 Pendidikan seks adalah perlakuan sadar dan sistematisi sekolah, keluarga dan masyarakat untuk menyampaikan
proses perkelaminan menurut agama dan yang sudah ditetapkan oleh masyarakt. Intinya pendidikan seks tidak boleh bertentangan dengan ajaran
agama. 3 Ilmu biologi menyebutkan bahwa pendidikan seks merupakan pross pemaduan dan penggabungan sifat-sifat genetik untuk mewariskan
ciri-ciri suatu spesies supaya tetep langgeng atau disebut juga dengan reproduksi. Proses ini seringkali menghasilkan dimorfisme di didalam suatu
spesies, sehingga dikenal dengan tipe jantan dan tipe betina disebut juga dengan seks atau kelamin. Dalam perkembangan terbentuknya sel-sel yang
terspesialisasi berdasarkan tipe seksual, dan dikenl sel kelamin gameosit, gametocyte, yang untuk jantan biasanya disebut sel sperma spermatozoid
dan untuk betina disebut sebagai sel telur atau ovum. 4 Reproduksi yang memerlukan proses seks dikatakan sebagai reproduksiseksual, sedangkan
yang tidak memerlukan proses ini disebut reproduksi aseksual, repoduksi somatik, atau reproduksi vegetatif. Wikipedia.
Abdulah Nashin Ulwan dalam Miqdad 1997 menyatakan bahwa pendidikan seks adalah masalah mengajarkan, memberi pengertian, dan
menjelaskan masalah-masalah yang menyangkut seks, naluri dan perkawinan kepada anak sejak akalnya mulai tumbuh dan siap memahami hal-hal di atas.
Sedangkan menurut Yusuf 2004:14 pendidikan seks pada anak sangat penting yaitu memberikan pemahaman terhadap anak yang menganjak usia baliq. Alex
1991:84 menyatakan pendidikan seks pada anak sangat penting yaitu meningkatkan penerangan dan pengetahuan masalah seksual pada anak-anak.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pendidikan seks yaitu serangkaian informasi yang disusun secara
sistematis untuk mengajarkan mengenai perbedaan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan dan cara menjaganya, baik dari sisi kesehatan, kebersihan,
keamanan, serta keselamatan dengan memperhatikan komponen-komponen sosial, biologis, psikologis, dan moral.
2.2.3 Pentingnya Pengetahuan Pendidikan Seks