Kendala Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Lisan
materi yang diajarkan pada mata pelajaran sejarah membuat siswa kesulitan dalam mengikuti materi yang diajarkan guru, siswa cenderung menjadi cepat
lupa. Hal ini juga diperkuat dengan terbatasnya jumlah jam pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMA Negeri 3 Tegal yaitu 2 x 45 menit dalam
seminggu. Permasalahan waktu belajar sejarah yang dirasakan siswa juga dirasakan oleh guru. Terbatasnya jam pembelajaran dan menumpuknya
materi sejarah membuat guru sejarah merasa kesulitan dalam penyampaian materi sehingga materi yang disampaikan tidak sampai diulas lebih lanjut
lagi. Secara tidak langsung hal ini berdampak pada menurunnya minat belajar sejarah siswa. Siswa merasa terbebani dengan banyaknya materi yang
disampaikan guru sehingga menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada mata pelajaran sejarah.
“…selain itu terbatasnya jam mata pelajaran sejarah membuat materi yang disampaikan menumpuk banyak dan menyulitkan
siswa.” Wawancara dengan Ibu Diah Kirana pada tanggal 13 Juni 2013.
Pernyataan lain juga diungkapkan oleh siswa kelas X yang mengeluhkan terbatasnya jam pelajaran sejarah.
“Kalau bisa jam mata pelajaran ditambah mas, soalnya kami kadang kesulitan karena materi yang disampaikan terlalu
banyak.” Wawancara dengan Aditya Kurniawan pada tanggal 18 Juni 2013.
“Saking banyaknya materi kadang selesai pelajaran saya lupa lagi mas apa yang
disampaikan dikelas.” Wawancara dengan Sekar Arum Purnamasari pada tanggal 18 Juni 2013.
Setiap materi sejarah memilik karakteristik permasalahannya masing- masing. Seperti pada materi sejarah lisan, walau isi dari materi sejarah lisan
ini secara umum sudah dikenal setiap siswa namun dalam pelaksanaanya masih saja memiliki kendala. Kendala ini muncul baik dari sisi siswa maupun
dari sisi guru. Kendala siswa dalam proses pembelajaran sejarah lisan lebih pada permasalahan bahasa. Bahasa yang digunakan dalam produk sejarah
lisan seperti pada dongeng, folklore, dan sebagainya lebih sulit dipahami siswa karena pemakaian dialek bahasa daerah yang bahkan belum pernah
didengar siswa sebelumnya. Seperti diketahui Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain
sehingga hal ini menimbulkan keberagaman bahasa yang melahirkan berbagai
versi cerita dari tiap daerahnya.
Kendala lain juga dialami oleh guru sejarah di SMA N 3 Tegal. Kendala ini berasal dari faktor internal guru sejarah itu sendiri. Latar belakang guru
sejarah yang merupakan sarjana pendidikan ekonomi membuat materi yang disampaikan hanya sebatas apa yang ada pada buku pegangan siswa dan
pengetahuan guru saja sedangkan untuk pengembangan materi sejarah masih sangat terbatas walaupun terjadi variasi dalam proses pembelajaran.
“Kesulitan yang saya alami lebih dikarenakan karena basic saya yang bukan dari lulusan sejarah, saya juga masih kurang up to
date tentang permasalahan pembelajaran sejarah, selain itu saya masih sering menjumpai pembelajaran yang monoton dikelas
yang saya ajarkan.” Wawancara dengan Ibu Diah Kirana pada tanggal 13 Juni 2013.