memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks dan arah bagi penelitian selanjutnya. Penelitian lain memberikan eksplanasi kejelasan tentang
hubungan antara peristiwa dengan makna terutama menurut persepsi partisipan Sukmadinata, 2009: 60. Dari penjelasan inilah mengapa data-data
yang dikumpulkan adalah data-data kualitatif yang berbentuk kata kata. Data-data itu diperoleh dari:
1. Informan
Sumber data yang pertama adalah informan. Sumber data diperoleh melalui kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai.
Pencatatan sumber data melalui wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan
bertanya Moleong, 2006: 157. Informan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu Ibu Diah Kirana, S.Pd selaku guru mata pelajaran
sejarah kelas X, Bapak Drs. Azis Iqbal, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 3 Tegal, serta empat orang siswa sebagai objek ajar dalam
pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Tegal, yaitu Sekar Arum Purnamasari, Aditya Kurniawan, Nur Janah, dan Ilham Syahilan.
Informan dari guru, kepala sekolah dan siswa dipilih untuk mengetahui pemanfaatan sejarah lisan sebagai bahan ajar dalam
pembelajaran sejarah kelas X semester 1. Data yang didapatkan dari guru, kepala sekolah dan siswa kemudian dibandingkan untuk mengetahui
derajat kepercayaan kredibilitas data yang diperoleh. 2.
Dokumen
Sumber data yang selanjutnya adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari informan di lapangan, seperti dokumen dan
sebagainya. Dokumen merupakan sumber data pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif agar data
yang diperoleh lebih kredibel dapat dipercaya Sugiyono, 2010: 329. Dokumen ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran
sejarah lisan di dalam kelas. Dokumen yang digunakan peneliti meliputi perangkat pembelajaran guru seperti silabus dan RPP Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
D. Teknik Pemilihan Informan
Pemilihan informan dalam penelitian ini berdasarkan kualitas informan dan pertimbangan peneliti, bukan semata-mata berdasarkan kuantitas.
Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung emergent sampling
design. Caranya yaitu peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau
informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data
lebih lengkap Sugiyono, 2010: 209. Sesuai dengan fokus dari penelitian ini, subjek yang dijadikan informan
utama antara lain guru sejarah kelas X SMA N 3 Tegal, Ibu Diah Kirana, S.Pd. Pengumpulan data dimulai dari guru sejarah yang memenuhi kriteria
untuk dijadikan informan, mereka kemudian menjadi sumber informasi
mengenai orang lain yang juga dapat dijadikan informan. Orang-orang yang ditunjuk ini kemudian dapat dijadikan informan untuk diwawancari, demikian
seterusnya sampai jumlah anggota yang diinginkan terpenuhi. Dalam penelitian ini informan yang ditunjuk oleh guru sejarah sebagai informan yang
juga dapat diwawancarai adalah siswa kelas X. Untuk informan siswa dipilih empat siswa untuk dijadikan informan yaitu Sekar Arum Purnamasari, Aditya
Kurniawan, Nur Janah, dan Ilham Syahilan. Untuk meningkatkan keabsahan data peniliti juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri 3
Tegal Bapak Drs. Azis Iqbal, M.Si guna mengetahui proses kegiatan belajar mengajar sejarah didalam kelas.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif,
data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka metode yang
digunakkan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1.
Observasi Partisipasi Pasif Menurut Marshall 1995 dalam Sugiyono 2010: 310 bahwa observasi
adalah “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior.” Melalui, observasi, peneliti
belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dalam