Pendidikan Karakter TINJAUAN PUSTAKA

2. Flexibility keterampilan berpikir luwes Perilaku siswa yang dikembangkan dan digunakan sebagai indikator keterampilan berpikir luwes yaitu kemampuan siswa dalam memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah. 3. Originality kemampuan berpikir orisinal Perilaku siswa yang dikembangkan dan digunakan sebagai indicator keterampilan berpikir orisinal yaitu ketertarikan dan kemampuan siswa dalam menganalisis sesuatu. 4. Elaboration keterampilan memperinci Perilaku siswa yang dikembangkan dan digunakan sebagai indikator keterampilan memperinci yaitu kemampuan siswa untuk mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci. 5. Keterampilan mengevaluasi Perilaku siswa yang dikembangkan dan digunakan sebagai indikator keterampilan mengevaluasi yaitu kemampuan siswa untuk mengutarakan pendapat sendiri mengenai suatu hal.

2.3 Pendidikan Karakter

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” menandai, yaitu menandai tindakan atau tingkah laku seseorang dalam mengaplikasikan nilai kebaikan. Seseorang dapat disebut sebagai orang yang berkarakter a person of character apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Kemendiknas 2010: 3 menyatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai nilai-nilai kebaikan virtues yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Karakter menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan Kerangka Acuan Pendidikan Karakter 2010 seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter a person of character apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Kaidah moral dalam pendidikan karakter harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik moral knowing, tetapi juga merasakan dengan baik moral feeling dan perilaku yang baik moral action. Bidang pendidikan adalah wadah yang tepat untuk mengembangkan karakter siswa. Kemendiknas 2010: 3 menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Potensi yang dikembangkan tidak hanya kognitif tetapi juga karakter. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional sesuai Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional 2010 mengembangkan rancangan utama pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Rancangan utama pendidikan karakter menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan sebagai berikut: 1 olah hati spiritual and emotional development; 2 olah pikir intellectual development; 3 olah raga dan kinestetik physical and kinestetic development dan 4 olah rasa dan karsa affective and creativity development. Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada rancangan utama tersebut melalui pendidikan nilai. Pendidikan karakter yang diintregasikan ke dalam pembelajaran dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat kognitif siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tatman, dkk 2009. Hasil penelitian tersebut menyatakan jika sekolah melaksanakan pengintregasian pendidikan karakter dalam pembelajaran sehingga siswa mempunyai karakter yang baik dan menjadi suatu kebiasaan, maka sekolah akan memiliki prestasi akademik yang lebih baik. Hasil penelitian Budiastuti 2008 menyatakan bahwa bila pengembangan karakter dilaksanakan secara efektif maka akan meningkatkan prestasi akademik dan perilaku prososial siswa. Ada 18 nilai utama yang dikembangkan pada pendidikan budaya dan karakter bangsa. Nilai-nilai tersebut adalah: 1 religius; 2 jujur; 3 toleransi; 4 disiplin; 5 kerja keras; 6 kreatif; 7 mandiri; 8 demokratis; 9 rasa ingin tahu; 10 semangat kebangsaan; 11 cinta tanah air; 12 menghargai prestasi; 13 komunikatif; 14 cinta damai; 15 gemar mmbaca; 16 peduli lingkungan; 17 peduli sosial dan 18 tanggungjawab. Penelitian ini akan difokuskan pada 4 nilai yakni disiplin, tanggungjawab, komunikatif dan rasa ingin tahu. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter adalah mengusahakan agar siswa mengenal, menerima, melakukan nilai- nilai karakter dan menjadikannya menjadi suatu kebiasaan. Menurut Kemendiknas 2010: 12 dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa ada empat prinsip yang digunakan, yaitu: 1. berkelanjutan Prinsip ini mengandung makna bahwa pengembangan pendidikan karakter harus dilakukan dengan proses yang panjang dan terus menerus, dimulai dari awal sampai akhir peserta didik berada di satuan pendidikan. Pengembangan pendidikan karakter harus dimulai dari PAUD dilanjutkan ke tingkat SD MI, SMPMTs, SMAMA dan selanjutnya Perguruan Tinggi. 2. melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah Pengembangan nilai karakter dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam standar isi. Selain itu karakter siswa juga dikembangkan melalui kegiatan ekstrakulikuler atau pengembangan diri. 3. nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan Prinsip ini mengandung arti bahwa karakter tidak diajarkan seperti mata pelajaran pokok, tetapi dikembangkan melalui praktek langsung. Karakter siswa juga bisa dikembangkan dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran. 4. proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan Prinsip ini menyatakan bahwa proses pengembangan karakter dilakukan oleh peserta didik, bukan oleh guru. Pengembangan pendidikan karakter diharapkan dapat dilakukan dengan senang hati oleh siswa. Penanaman pendidikan karakter dilakukan dengan cara yang menyenangkan sehingga membuat siswa nyanan dan senang melaksanakannya.

2.4 Tinjauan Materi Pokok Bahasan Kalor