Model BTL Better Teaching and Learning

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model BTL Better Teaching and Learning

Program DBE-3 mengembangkan model BTL untuk mendapatkan model pembelajaran yang menitikberatkan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar, sehingga pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru DBE3, 2009. Pada pembelajaran dengan menggunakan model BTL, siswa diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam berbagai aktivitas dan guru hanya berperan sebagai fasilitator sehingga proses pembelajaran akan menyenangkan dan lebih bermakna. Model BTL merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan DBE3,2009. Pada penerapan model BTL, siswa aktif mengerjakan tugas yang melatih kecakapan berpikir dan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Galbreath 1999 mengemukakan bahwa, pada abad pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi higher order thinking, merupakan kebutuhan utama dalam dunia pekerjaan. Berpikir kreatif merupakan salah satu kecakapan berpikir yang dikembangkan dalam proses belajar yang menggunakan model BTL. Pada pembelajaran yang menggunakan model BTL, posisi tempat duduk ditata sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa untuk bekerja sama dan berkomunikasi dengan kelompoknya. Model BTL menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan urutan introduction, connection, application, reflection, dan extension ICARE. Penggunaan tahapan ICARE bertujuan untuk memastikan bahwa peserta didik memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan apa yang telah dipelajarinya DBE3,2009. Tahapan yang pertama dalam model BTL adalah introduction atau mengenal. Pada tahapan ini guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai oleh peserta didik dan mengenalkan kegiatan yang relevan dan sesuai dengan konteks. Tahap introduction ini disampaikan secara singkat dan sederhana. Tahapan yang kedua adalah connection atau menghubungkan. Sebagian besar pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan dengan satu kompetensi yang dikembangkan berdasarkan kompetensi sebelumnya. Oleh karena itu, semua pengalaman pembelajaran yang baik perlu dimulai dari apa yang sudah diketahui dan dipraktekkan oleh siswa, kemudian guru mengembangkannya. Pada tahapan ini guru menghubungkan informasi yang telah didapat siswa dengan informasi dan konsep baru. Guru dapat melakukan hal ini dengan mengadakan latihan brainstorming yang sederhana untuk memahami apa yang telah diketahui para siswa. Guru memotivasi siswa agar tertarik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tahapan yang ketiga adalah application atau menerapkan. Tahap ini adalah tahapan yang paling penting dari proses pembelajaran menggunakan model BTL. Setelah memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap connection, siswa perlu diberi kesempatan untuk mempraktikkan dan menerapkan pengetahuan serta kecakapan tersebut. Tahapan application berlangsung paling lama dari proses pembelajaran. Pada tahap ini siswa bekerja sendiri, tidak dengan instruktur, secara pasangan atau dalam kelompok untuk menyelesaikan kegiatan nyata atau memecahkan masalah nyata menggunakan informasi dan kecakapan baru yang telah mereka peroleh. Tahapan yang keempat adalah reflection atau merefleksikan. Pada tahap ini siswa memiliki kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Tugas guru adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran melalui kegiatan refleksi ini. Kegiatan refleksi dapat melibatkan diskusi kelompok. Guru meminta siswa untuk melakukan presentasi atau menjelaskan apa yang telah mereka pelajari. Siswa juga dapat melakukan kegiatan penulisan mandiri yaitu dengan menulis sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran. Refleksi ini juga bisa berbentuk kuis singkat. Guru memberi pertanyaan berdasarkan isi pelajaran. Poin penting untuk diingat dalam refleksi adalah bahwa guru perlu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari. Tahap yang kelima adalah extension atau pengembangan. Guru menyediakan kegiatan yang dapat dilakukan siswa setelah proses pembelajaran berakhir untuk memperkuat dan memperluas pembelajaran. Di sekolah, kegiatan extension biasanya disebut pekerjaan rumah. Kegiatan extension dapat meliputi penyediaan bahan bacaan tambahan, tugas penelitian atau latihan.

2.2 Kemampuan Berpikir Kreatif