Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

...................... 2.6 Tipler, 2004: 562 dengan l f = kalor laten peleburan joulekg Zat cair akan membeku jika didinginkan hingga mencapai suhu tertentu. Pada saat membeku zat tersebut melepas kalor. Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa zat cair menjadi zat padat disebut kalor beku. Pada tekanan udara normal es berubah wujud dari padat menjadi cair pada suhu 0 o C. Apabila tekanan udara luar berubah-ubah, maka titik lebur zat juga akan mengalami perubahan. Demikian halnya dengan peristiwa membeku, energi pada saat melepaskan kalor digunakan untuk mengubah wujud zat dari cair menjadi padat. Suhu pada saat zat cair mulai membeku dinamakan titik beku. Titik beku air pada tekanan normal terjadi pada suhu 0 o C. Dengan demikian air mulai membeku dan melebur pada suhu yang sama yaitu 0 o C, sehingga: Kalor lebur = kalor beku dan, titik lebur = titik beku

2.5 Kerangka Berpikir

Salah satu tujuan dari pendidikan nasional adalah mengembangkan karakter siswa. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3. Pada UU No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada pelaksanaan fungsi dan tujuan pendidikan karakter, telah diterbitkan Permendiknas No. 232006 tentang Standar Kompetensi Lulusan yang secara formal sudah digariskan untuk masing-masing jenis atau satuan pendidikan. Jika dicermati secara mendalam, sesungguhnya hampir pada setiap rumusan SKL tersebut baik secara implisit atau eksplisit termuat substansi nilai-nilai karakter Kemendiknas, 2010:38 Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP pentingnya pembelajaran fisika di sekolah selain bertujuan untuk memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, juga untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Menurut Johnson sebagaimana dikutip oleh Liliasari 2001, kemampuan berpikir dapat dibedakan menjadi berpikir kritis dan berpikir kreatif. Salah satu kemampuan berpikir yang digunakan dalam pembelajaran fisika adalah kemampuan berpikir kreatif. Berdasarkan permasalah di atas diperlukan model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa sesuai dengan tujuan dari pembelajaran fisika, serta untuk mengembangkan karakter siswa sesuai UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 dan pencanangan pendidikan karakter pada peringatan hari pendidikan nasional 2 Mei 2010 oleh presiden. Model BTL atau pembelajaran bermakna ini dikembangkan untuk melatih kecakapan hidup. Pembelajaran bermakna yang dimaksud adalah pembelajaran yang tidak hanya sekedar menghafal konsep atau fakta tetapi merupakan kegiatan pembelajaran dengan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Guru hanya sebagai fasilitator dan siswa dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa harus memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif dan dalam proses pembelajarannya dapat diintregasikan nilai-nilai karakter. Materi yang dipilih adalah materi kalor, karena pada materi kalor siswa hanya cenderung menerima rumus dan hitungan. Siswa tidak memahami konsep serta bagaimana proses untuk menemukan konsep tersebut, sehingga kemampuan berpikir kreatif belum bisa berkembang. Berdasarkan uraian diatas, pengembangan BTL diharapkan sesuai apabila diterapkan pada materi ini. Bagan kerangka berpikir dapat dilihat seperti pada Gambar 2.2 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Pentingnya integrasi karakter dalam pembelajaran fisika Pentingnya kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran fisika Mengembangkan model BTL untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan karakter siswa Mengetahui pengembangan karakter dan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diterapkan model BTL Observasi 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Semarang. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII tahun pelajaran 20122013 yang berjumlah 31 orang, yaitu 18 putri dan 13 putra. Subyek uji coba skala terbatas adalah 10 siswa dari kelas VII F dan uji coba skala luas adalah 31 siswa dari kelas VII H.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan research and development. Uji coba produk yang digunakan adalah quasi experimental design dengan jenis pre-test and post-test one group. Uji coba produk dilakukan pada skala terbatas yaitu 10 siswa, kemudian dilakukan evaluasi. Setelah dilakukan evaluasi, produk diuji cobakan pada skala besar yaitu 31 siswa. Adapun desain pre-test and post-test one group yaitu : Sugiyono, 2010: 110 Keterangan : O 1 = nilai pre-test sebelum diberi pembelajaran dengan model BTL X = model BTL O 2 = nilai post-test setelah diberi pembelajaran dengan model BTL