Analisis Mutu Effluent Start-Up dan Perancangan Bioreaktor Anaerobik Untuk Pengolahan Limbah Cair dengan Konsentrasi Garam Tinggi

diumpankan, limbah akan diresirkulasikan secara terus-menerus sehingga dengan keadaan yang terfluidisasi mikroba dapat kontak dengan limbah secara merata. Outlet yang merupakan hasil proses pengolahan akan keluar melalui lubang pengeluaran dan akan masuk menuju sistem overflow. Sedangkan biogas yang terbentuk akan keluar menuju alat pengukur.

II. Analisis Mutu Effluent

Parameter yang digunakan sebagai baku mutu effluent dapat dianalisis antara lain, menggunakan perhitungan nilai COD, nilai MLSS dan MLVSS, serta perhitungan volume gas yang terbentuk. Uji COD Chemical Oxygen Demand adalah suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan diakibatkan oleh berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Uji nilai COD yang memperhatikan prinsip pengamatan dan tetap membawa bahan- bahan organik dalam prosesnya, membuat uji nilai COD merupakan variabel model yang dapat digunakan dan dapat mewakili semua komponen organik didalamnya. Berbeda halnya dengan uji nilai BOD yang tergantung terhadap beberapa faktor yang tidak diketahui karena uji BOD memerlukan waktu analisa hingga 5-7 hari. Metode pengukuran COD yang digunakan adalah metode pengukuran COD tanpa refluk Lampiran 5. Pengambilan sampel untuk perhitungan nilai COD, dilakukan melalui kran sampling dan dikerjakan secara duplo. Hasil dari tiap perhitungan kemudian dirata-ratakan sehingga didapatkan nilai yang lebih akurat. Sebelum sampel dianalisa sebaiknya sampel disaring terlebih dahulu menggunakan kertas saring, hal ini dimaksudkan untuk menyeragamkan hasil perhitungan pada tiap perhitungannya. Keberadaan padatan yang berupa lumpur dalam sampel sangat berpengaruh dalam analisa COD, sehingga dapat mengganggu nilai COD yang didapat. Pada tahapan awal aklimatisasi pengukuran jumlah produksi gas dilakukan dengan menggunakan gelas ukur terbalik yang diisi penuh dengan air. Jadi semakin banyak gas yang terbentuk, maka tekanan gas tersebut akan mendorong air keluar dari gelas ukur. Setelah melalui tahapan aklimatisasi, pengukuran produksi gas tidak lagi menggunakan gelas ukur. Agar nilai yang didapat lebih akurat, maka pengukuran gas yang terbentuk kemudian dilakukan dengan menggunakan gas meter tipe basah yang memiliki ketelitian 0,002 liter. Prinsip kerja alat ini hampir sama dengan penggunaan gelas ukur yang dibalik. Selain nilai COD dan jumlah produksi gas, parameter lain yang sering digunakan dalam pengolahan air limbah adalah nilai MLSS dan MLVSS. Uji MLSS Mixed Liqour Suspended Solid merupakan uji untuk mengetahui konsentrasi padatan berupa padatan organik dan mikroorganisme yang terkandung di dalam reaktor, dan nilai MLVSS Mixed Liqour Volatile Suspended Solid adalah pendekatan untuk jumlah populasi bakteri. MLVSS itu sendiri didapat dari pemanasan MLSS pada suhu 600 C sehingga bahan volatil teruapkan Lampiran 6.

III. Penentuan Parameter Kinetika