PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TINJAUAN PUSTAKA

Sifat biologis limbah cair diperlukan untuk mengukur kualitas air terutama bagi air yang dipergunakan sebagai air minum serta untuk keperluan kolam renang. Selain itu, diperlukan untuk menaksir tingkat kekotoran limbah cair untuk memisahkan apakah ada bakteri-bakteri patogen berada di limbah cair Tchobanoglous et al., 2006 Karakteristik limbah cair sangat bervariasi tergantung pada keadaan lokasi pengolahan, waktu tiap jam dalam sehari, tiap hari dalam seminggu, musim, dan tipe saluran pembuangan. Kekuatan limbah cair tergantung pada derajat pengenceran, proses produksi, jumlah tahapan produksi, dan jumlah penggunaan air alam setiap tahap produksi. Berdasarkan derajat pengenceran, maka kekuatan limbah cair di bagi menjadi tiga, yaitu konsentrasi kuat, sedang dan lemah.

B. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Pada dasamya tujuan utama pengolahan limbah cair adalah untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaram yang diakibatkannya melalui pengurangan beban bahan organik, partikel suspensi, serta membunuh organisme patogen. Selain itu, diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun, serta bahan yang tidak dapat didegradasi agar konsentrasi yang ada menjadi rendah Sugiharto, 1987. Tchobanoglous dan Burton 1991 mengatakan bahwa teknik-teknik pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan secara umum diklasifikasikan menurut tiga metode pengolahan yaitu pengolahan secara fisik, secara kimia, dan secara biologis. Metode mana yang paling tepat digunakan untuk penanganan limbah cair industri sangat tergantung pada karakteristik limbah cair, kualitas keluaran yang dibutuhkan, dan tujuan akhir pengolahan. Selain itu, pemilihan metode juga dipengaruhi oleh biaya, kendala dan perbaikan kualitas air pada waktu yang akan ditentukan Eckenfelder, 1989. Menurut Conway dan Ross 1980 penurunan kandungan bahan organik terdegradasi dalam limbah cair lebih ekonomis digunakan penanganan secara biologis daripada metode fisik atau kimia. Tahapan pengolahan limbah cair yang umum digunakan adalah pengolahan pendahuluan pre-treatment, pengolahan primer primary treatment, pengolahan sekunder secondary treatment dan pengolahan tersier tertiary treatment Sugiharto, 1987. Pengolahan pendahuluan bertujuan untuk membersihkan limbah cair dari benda-benda yang dapat menghambat proses pengolahan lanjut. Pengolahanprimer bertujuan untuk menghilangkan zat padatan tercampur melalui pengendapan atau pengapungan. Pengolahan sekunder mencakup proses biologis untuk mengurangi bahan-bahan organik melalui mikroorganisme yang ada di dalamnya. Pada tahap ini biasanya digunakan lumpur aktif activated sludge untuk mempercepat proses biologis yaitu penguraian atau degradasi bahan-bahan organik. Pengolahan tersier merupakan kelanjutan dan pengolahan-pengolahan terdahulu yang akan dipergunakan apabila banyak terkandung zat-zat berbahaya dan merupakan pengolahan secara khusus sesuai dengan kandungan zat-zat yang terbanyak dalam limbah cair Sugiharto, 1987. Mahida 1984 mengatakan, bahwa umumnya pada pabrik-pabrik berpola biasa, kadar limbah cair yang dapat ditangani secara memuaskan terbatas dan limbah pekat harus diencerkan secam khusus, dengan air atau dengan aliran akhir sebelum diterapkan pada filter. Pembuangan dengan cara pengenceran juga sering dilakukan oleh pabrik-pabrik tertentu. Pengenceran tersebut dilakukan pada limbah cair sampai pada konsentrasi yang cukup rendah kemudian dibuang ke perairan bebas. Pengolahan limbah cair secara biologis merupakan proses biokimia yang dapat berlangsung dalam dua lingkungan utama, yaitu lingkungan aerobik dan lingkungan anaerobik. Lingkungan aerobik adalah lingkungan dimana oksigen terlarut di dalam air terdapat dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga oksigen bukan merupakan suatu faktor pembatas. Menurut Djajadiningrat dan Wisjnusuprapto 1991, ada sembilan tipe penanganan limbah cair secara biologis yang umum dipergunakan, yaitu activated sludge lumpur aktif, aerated lagoon, aerobik digestion , trickling filter, cakram biologi, kontak anaerobik, nitrifikasi, dan denitrifikasi.

C. METABOLISME ANAEROBIK