KEBUTUHAN NUTRIEN TINJAUAN PUSTAKA

F. KEBUTUHAN NUTRIEN

Beberapa unsur-unsur mineral penting bagi mikroorganisme untuk kebutuhan metabolisme organiknya. Semua unsur kecuali nitrogen dan fosfor pada umumnya hadir di kwantitas cukup di dalam badan air penerima. Suatu perkecualian adalah proses pengolahan limbah cair yang diturunkan dari deionisasi air. Unsur besi dan microminerals lainnya mungkin juga tidak mencukupi dalam hal ini. Limbah cair memang secara umum menyediakan suatu microbial diet yang seimbang, tetapi banyak limbah cair industri yang tidak mengandung nitrogen yang cukup dan fosfor sehingga memerlukan zat penambah sebagai tambahan makanan Eckenfelder, 1989. Microminerals adalah mineral harian yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit umumnya kurang dari 100 mghari hal ini berkebalikan dengan macrominerals yang dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak. Terdapat kurang lebih delapan nutrien esensial dalam jumlah yang sangat sedikit yang dibutuhkan mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang biak mereka adalah magnesium, boron, copper, iron, chlorine, cobalt, molybdenum, dan zinc. Beberapa pakar mengemukakan bahwa sulfur termasuk micronutrient, tapi banyak pakar lebih cenderung memasukkannya kedalam macronutrient. Meskipun dalam jumlah yang sedikit, tapi kehadiran microminerals ini sangatlah dibutuhkan www.wikipedia.com . Diketahui berdasarkan rumus empiris bakteri C 5 H 7 O 2 N. Kandungan N adalah 0,122 grgr berat biomassa. Sedangkan kandungan P berdasarkan rumus empiris C 60 H 87 O 23 N 12 P adalah 0,023 grgr berat biomassa Grady dan Lim, 1980 namun menurut Tchnobanoglous 1994, kandungan fosfor dalam lumpur aktif bervariasi menurut umur lumpur SRT dan kondisi operasional yang diterapkan. Mikroorganisme yang terlibat dalam proses penghilangan kontaminan karbon dari limbah cari memerlukan nitrogen dan fosfor untuk tumbuh dan bereproduksi. Mikroorganisme memerlukan nitrogen untuk membentuk protein, komponen dinding sel, dan asam nukleat. Saat proses penanganan limbah cair, biasanya perbandingan tetap yang digunakan dalam rasio COD: N: P adalah 100: 5: 1 untuk aerobik dan 250: 5: 1 untuk anaerobik Metcalf and Eddy dalam Ammary, 2004. Perbandingan tersebut digunakan berdasarkan pada teori bahwa bahan organik karbon yang lebih disederhanakan sebagai glukosa mempunyai rumus empiris C 6 H 12 O 6 dan biomassa yang terbentuk adalah C 5 H 7 NO 2 . Saat bahan organik terdegradasi dan biomassa terbentuk, jumlah dari biomassa yang terbentuk dibagi dengan jumlah bahan organik yang ada dan kemudian dimasukkan ke dalam koefisien yield. Dalam rumus biomassa, jumlah nitrogen adalah 12,3 dari biomassa. Sedangkan proses degradasi memiliki persamaan: C 6 H 12 O 6 + NH 3 + O 2 C 5 H 7 NO 2 + CO 2 + H 2 O Dari persamaan diatas, maka rasio kebutuhan C: N didalam limbah cair menjadi 100: 5 saat koefisien yield adalah 0.41. Untuk fosfor yang sering diasumsikan berjumlah 20 dari jumlah nitrogen, maka rumus biomassa akan menjadi C 5 H 7 NO 2 P 0.074 dan kebutuhan rasio menjadi 100: 5: 1. Sedangkan asumsi mengenai tingkat lumpur yang dihasilkan proses anaerobik berkisar 40-20 dari proses aerobik maka rasio menjadi 250: 5: 1 Droste, 1997 Benefield dan Randall 1980 mengatakan bahwa, unsur N dan P terdapat pada limbah domestik sedangkan dalam limbah industri umumnya tidak terdapat sehingga perlu ditambahkan dan luar. Secara khusus kebutuhan N dan P ditentukan oleh umur lumpur sludge, dimana semakin panjang umur lumpur sludge retention time perbandingan kebutuhan N dan P terhadap COD semakin rendah. Selanjutnya Bleeker 1991, mengemukakan bahwa dalam proses anaerobik suatu sistem memerlukan tambahan nutrien yang optimum baik berupa makro-nutrien dan mikro nutrien. Suatu sistem anaerobik dengan kondisi suhu berkisar 35 C, HRT selama 24 jam dan beban COD sebesar 140.000 mgl memerlukan pasokan makro-nutrien seperti yang tertera dalam Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Makro-nutrien No. Macro-nutrient Composition 1 KH 2 PO 4 28.3 gl 2 NH 4 2 SO 4 28.3 gl 3 CaCl 2 . 2H 2 O 24.5 gl 4 MgCI . 6H 2 O 25 gl 5 KCL 45 gl 6 Yeast extract 3.3 gl Selain makro-nutrien seperti diatas, mikroorganisme juga memerlukan mikro- nutrien tambahan untuk menunjang reproduksi dan pertumbuhannya. Komposisi mikro-nutrien yang dimaksud terdapat dalam Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Makro-nutrien No. Micro-nutrient Composition 1 FeCl 2 . 4H 2 O 2000 mgl 2 H 3 BO 3 50 mgl 3 ZnCl 2 50 mgl 4 CuCl 2 . 2H 2 O 30 mgl 5 MnCl 2 . 4H 2 O 500 mgl 6 NH 4 6 Mo 7 O 24 . 4H 2 O 50 mgl 7 AlCl 3 . 6H 2 O 90 mgl 8 CoCl 2 . 6H 2 O 2000 mgl 9 NlCL 2 . 6H 2 O 92 mgl 10 Na 2 SeO . 5H 2 O 164mgl 11 EDTA 1000mgl 12 Resazurine 200 mgl 13 HCL 36 1 mll Jumlah nutrien yang tidak cukup seperti nitrogen dan phospor cenderung menurunkan pertumbuhan mikroorgnisme. Secara praktis bila sistem kekurangan nutrien, maka nutrien harus ditambahkan pada sistem sebanding dengan nutrien dalam padatan mikroorganisme yang hilang dalam effluent atau yang dibuang dari sistem. Liu 2000 juga menyatakan bahwa bagi mikroorganisme baik itu yang aerob atau anaerob, nutrien menyediakan sumber energi bagi pertumbuhan sel dan reaksi biosintetik, nutrien juga memberikan bahan yang dibutuhkan untuk proses sintesis cytoplasmic. Selain itu nutrien inorganik seperti sulfur, potasium, kalsium, dan magnesium bisa bertindak sebagai akseptor bagi elektron yang terlepas dari reaksi energy-yielding.

G. MOLASES