38 intraserebral akibat penyakit primer seperti AVM,
aneurisma dan sebagainya b. Adanya riwayat penggunaan antikoagulan atau koagulopati
3. Kriteria drop-out a.
Pasien pulang atas permintaan sendiri selama waktu pemantauan dilakukan
b. Tidak dapat menyelesaikan prosedur penelitian karena
ketidaklengkapan data
E. Besar Sampel Penelitian
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus uji hipotesis satu populasi sebagai berikut:
P : 0,5
P α
: 0.75
Berdasarkan rumus di atas, didapat bahwa besar sampel satu kelompok minimal 29 orang.
n
P - P
2
2 √P 1-P
+ 2 √P 1-P
Universitas Sumatera Utara
39
F. Alur Penelitian
G. Cara Kerja
1. Dimulai dengan identifikasi karakteristik subjek penderita SICH dengan onset 48 jam berdasarkan anamnesis, baik secara autoanamnesis maupun
secara aloanamnesis. 2. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap airway, breathing dan circulation.
a. Airway: bila airway tidak paten, dilakukan pemasangan oropharyngeal
atau nasopharyngeal
airway. Pemasangan
dilakukan oleh Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi dan Perawatan Intensif yang memiliki telah terlatih
b. Breathing: respirasi dinilai dengan laju respirasi dan saturasi oksigen, apabila laju respirasi 20 kali menit dengan atau tanpa
disertai penurunan saturasi oksigen 98 maka akan diberikan suplementasi oksigen dengan nasal kanula atau face mask sesuai
dengan kebutuhan dengan target RR: 20 kali menit atau saturasi
Penderita masuk seleksi kriteria
Subjek penelitian: 1. Penanganan SICH secara komprehensif tindakan operatif sesuai
indikasi 2. Dokumentasi variabel bebas
Penilaian mortalitas tiga puluh hari Informed consent
Universitas Sumatera Utara
40 oksigen 98. Pemasangan alat bantu nafas mekanik ventilator
bila memenuhi kriteria gagal nafas. c. Circulation: Sirkulasi dinilai berdasarkan frekuensi nadi, tekanan
darah, dan tekanan vena sentral apabila diperlukan. Tekanan darah diukur dengan spigmomanometer secara manual pada Korotkoff I
dan IV. Frekuensi nadi dinilai secara manual berdasarkan palpasi arteri radialis. Tekanan vena sentral dinilai jika penderita berada di
ICU. Target tekanan darah adalah 140 90 mm Hg. Pada keadaan krisis hipertensi, tekanan darah diturunkan dengan memberikan
perdipine intravena. 3. Kemudian
dilakukan pemeriksaan
laboratorium, radiologi
dan elektrokardiografi EKG
4. Pemeriksaan laboratorium standar yang dilakukan antara lain adalah darah lengkap, analisis gas darah, kadar gula darah sewaktu, elektrolit darah,
fungsi hati, fungsi ginjal, dan skrining fungsi pembekuan darah. Pemeriksaan radiologi yang standar dilakukan adalah X-ray Thoraks AP
dan CT Scan Kepala. CT Scan yang digunakan adalah Hitachi seri W 450. Pemeriksaan penunjang, baik radiologi dan laboratorium dapat bertambah
jika memang diindikasikan. Penilaian Thoraks AP dilakukan oleh seorang ahli radiologi yang berpengalaman. EKG dinilai oleh Peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis Kardiologi yang berpengalaman. Penilaian CT Scan kepala dilakukan oleh seorang ahli radiologi dan dua orang ahli
Universitas Sumatera Utara
41 bedah saraf yang berpengalaman. Beberapa hal yang dinilai pada
gambaran CT Scan kepala adalah sebagai berikut: a. Volume dan lokasi SICH
b. Derajat IVH menurut skor IVH, skor Graeb dan skor Le Roux c. Ada tidaknya hidrosefalus menurut rasio Evan
5. Riwayat penggunaan antikoagulan dan koagulopati disingkirkan melalui anamnesis
6. Penatalaksanaan konservatif terhadap penderita SICH meliputi: a. Pemberian Mannitol 20 secara bolus dengan dosis 0,5-1 gram
dalam 10 menit. Sebelumnya dilakukan pemeriksaan osmolaritas serum dengan batas maksimal 320 mmoll untuk mencegah gagal
ginjal. Osmolaritas dihitung berdasarkan kadar ureum, elektrolit, dan kadar gula sewaktu.
b. Pemberian Gastric Mucosal Protector dan Acid Supressor Agent dengan H2 Blocker, PPI proton Pump Inhibitor dan gastric
mucosal protector. c. Nutrisi diberikan sesegera mungkin dengan target 120 dari BMR
dengan kebutuhan protein 1,5 gramkgBB. Diet diberikan dalam bentuk makanan cair melalui selang nasogastrik, empat sampai
lima kali sehari. d. Head up kepala 30
Universitas Sumatera Utara
42 7. Bila penderita memenuhi indikasi operasi, maka dilakukan tindakan
operasi. Indikasi operasi ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut Morgenstern, 2010:
a. Perdarahan serebelum dengan perburukan neurologis atau penekanan batang otak dengan atau tanpa hidrosefalus
akibat obstruksi ventrikel b. Perdarahan lobar dengan volume 30 cc dengan jarak 1 cm
dari permukaan 8. Penderita dinyatakan boleh pulang apabila memiliki Glasgow Outcome
Scale GOS setidaknya empat. 9. Jika penderita meninggal dalam tiga puluh hari pertama, penderita
dimasukkan ke dalam kelompok mortalitas dalam tiga puluh hari 10. Setelah penderita pulang, dilakukan pencatatan lama rawatan.
H. Batasan Operasional 1. GCS awal sesudah resusitasi