Hipertensi dan Hasil Akhir Penderita ICH

24 membeku clotting. Untuk menghindari hal tersebut, beberapa ahli menggunakan obat-obat fibrinolitik seperti urokinase. Disamping pemasangan EVD dan tindakan operasi, dikenal juga metode lain untuk melakukan pengangkatan IVH, yakni aspirasi dengan endoskopi Chen et al., 2011; Hamada et al., 2008; Longatti et al., 2005; Nishikawa et al., 2007; Nishikawa et al., 2008; Zhang et al., 2007. Dengan tehnik ini juga dikenal penggunaan rigid dan flexible instument dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada tehnik ini, keberhasilan atau hasil akhir sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya sisa IVH di akuaduktus syilvii dan ventrikel IV Saphiro et al., 1994.

G. Hipertensi dan Hasil Akhir Penderita ICH

Tekanan darah seringkali mengalami peningkatan pada penderita yang mengalami ICH. Mekanisme patofisiologi yang melandasi terjadinya peningkatan tekanan darah ini adalah akibat respons stress tubuh melalui sistem neuroendokrin sistem saraf simpatik, aksis renin-angiotensin, atau sistem glukokortikoid dan akibat respons peningkatan tekanan intrakranial. Secara teoritis, hipertensi juga berperan dalam meluasnya hematoma intraserebral, edema perihematoma, dan terjadinya perdarahan ulang yang pada akhirnya memberikan hasil akhir yang buruk bagi penderita SICH. Pengendalian tekanan darah yang intensif dan agresif belum terbukti meningkatkan hasil akhir penderita SICH. Rekomendasi pada tahun 2010 menyebutkan bahwa penderita SICH yang pada awalnya memiliki tekanan darah Universitas Sumatera Utara 25 sistolik antara 150 hingga 220 mm Hg cukup aman apabila dilakukan penurunan tekanan darah yang akut hingga 140 mm Hg Class IIa; Level of Evidence: B. Apabila tekanan darah sistolik 200 mm Hg atau MAP diatas 150 mm Hg, maka penurunan tekanan darah yang agresif menggunakan antihipertensi intravena yang diberikan melalui infus kontinyu dapat diberikan dengan melakukan pemantauan tekanan darah setiap 5 menit. Apabila tekanan darah sistolik 180 mm Hg atau MAP diatas 130 mm Hg kemungkinan besar terjadi peningkatan ICP yang perlu dimonitor dan dilakukan penurunan tekanan darah dengan antihipertensi intravena yang diberikan secara intermiten untuk mempertahankan CPP ≥ 60 mm Hg. Apabila tekanan darah sistolik 180 mm Hg atau MAP diatas 130 mm Hg kemungkinan besar terjadi peningkatan ICP yang perlu dimonitor dan dilakukan penurunan tekanan darah dapat diberikan lebih bertahap misalnya dengan target MAP 110 mm Hg atau tekanan darah 160 90 mm Hg menggunakan antihipertensi intravena kontinyu dengan melakukan pengukuran ulang setiap 15 menit Class C.

H. SICH dan Koagulopati