Mekanisme Kerusakan Otak Akibat IVH Penatalaksanaan IVH: Alasan Rasional dan Evidence Based

21 utama dalam terjadinya hidrosefalus, tetapi ada faktor-faktor lain seperti komposisi biokimiawi jaringan periventrikel terhadap proses terjadinya dilatasi sistim ventrikel.

E. Mekanisme Kerusakan Otak Akibat IVH

Baik faktor mekanis maupun biokimiawi berperan terhadap kerusakan jaringan otak. Pada penelitian hewan coba canine dan porcine didapatkan informasi bahwa semakin banyak hematoma yang dimasukkan ke dalam ventrikel, maka semakin banyak hewan coba yang mati Pang et al., 1986; Mayfrank et al., 1997; Qureshi et al., 2002. Penelitian lain juga membuktikan bahwa terpaparnya ventrikel oleh darah akan menyebabkan penurunan kesadaran dan pada tingkat jaringan, akan terjadi inflamasi, fibrosis dan hidrosefalus Pang et al., 1986. Evakuasi hematoma dapat meningkatkan tingkat kesadaran dan mencegah inflamasi jaringan pada simulasi hewan coba, meskipun tindakan tersebut dilakukan pada beberapa saat penundaan. Pengamatan secara histologi menunjukan bahwa hidrosefalus dan inflamasi dicegah melalui evakuasi hematoma dengan trombolitik Mayfrank et al., 2000; Wagner et al., 1999. Beberapa model lain juga menunjukan adanya proses pemulihan pencegahan terhadap terjadinya dilatasi ventrikel, herniasi dan koma, infiltrasi sel darah putih, edema periventrikular, dan edema yang luas. Universitas Sumatera Utara 22

F. Penatalaksanaan IVH: Alasan Rasional dan Evidence Based

Usaha mengobati IVH pada awalnya difokuskan untuk mengurangi ICP yang meningkat. Alasan pengobatan IVH ini cukup beralasan, karena ICP yang tinggi akan mengakibatkan herniasi dan iskemia, yang merupakan dua dampak yang sering terjadi pada IVH. Meskipun demikian, beberapa laporan menunjukan bahwa pengelolaan ICP yang dilakukan tidak memberikan perbaikan kesadaran dan fungsional ataupun mortalitas Adams Diringer, 1998; Misra et al., 2005. Sementara itu, penelitian lain melaporkan bahwa pengendalian ICP mampu memperbaiki gejala-gejala herniasi dan memperbaiki hasil akhir Qureshi et al., 2000. Penelitian yang dilakukan dalam skala besar seperti STICH dan FVIIa, NovoSeven tidak memberikan pernyataan spesifik mengenai tindakan evakuasi IVH maupun target pengendalian ICP. Pada CLEAR IVH trial dilaporkan bahwa pengobatan IVH dengan memberikan r-TPA melalui kateter mampu mengurangi mortalitas. Evakuasi hematoma diharapkan mampu mengurangi cedera sekunder akibat efek negatif dari hematoma tersebut. Secara biologis diperkirakan tindakan tersebut mampu memblokir aktivasi inflamasi dan kematian sel yang diperantarai oleh aktivasi trombin, pembersihan dari sisa-sisa besi bebas, dan meningkatkan fagositosis dari eritrosit yang mengalami pembekuan Xi et al., 1998; Xi et al., 2006; Zhao et al., 2007. Tindakan operasi pada penderita IVH di ventrikel lateralis dibagi menjadi metode langsung dan tidak langsung Coplin et al., 1998; Goh et al., 1981; Haines Lapointe, 1998; Koos, 1993; Miyake et al., 2000; Nieuwkamp et al., 2000. Metode tidak langsung yang dimaksud adalah pemasangan drain eksternal untuk Universitas Sumatera Utara 23 menyuntikan obat-obat trombolitik. Metode langsung adalah dengan melakukan kraniotomi untuk menciptakan akses ke ventrikel lateralis untuk mengangkat hematoma dibawah visualisasi langsung. Metode tidak langsung merupakan metode yang kurang invasif, tetapi cukup sulit untuk mengidentifikasi sumber perdarahan. Akses transkortikal untuk mencapai ventrikel lateralis terdiri dari beberapa approach: frontal, temporal, parietal dan occipital Piepmeier et al., 1993; Timurkaynak et al., 1986. Pengangkatan hematoma menggunakan frontal approach menuju kornu inferior sangat sulit. Jarak antara kornu posterior melalui parietal approach cukup jauh dan cukup sulit untuk melakukan pengangkatan hematoma melalui kornu anterior dan inferior. Temporal approach sangat bermanfaat untuk pengangkatan hematoma di kornu inferior, tetapi tidak dapat mengkonfirmasi lesi yang berada di kornu anterior. Occipital approach cukup baik untuk mencapai kornu posterior karena pada ventrikel yang dilatasi, jarak tersebut cukup pendek dan memungkinkan untuk menilai seluruh bagian dari ventrikel lateralis. Dikenal juga high occipital approach yang dinilai lebih baik karena jarak dengan kornu posterior lebih dekat dibandingkan dengan occipital approach Onoda et al., 2001. Pemasangan EVD baik tunggal maupun bilateral memungkinkan drainase darah dan CSF secara bersamaan dari sistim ventrikel untuk mengurangi ICP. Beberapa laporan menunjukan bahwa tindakan pemasangan EVD saja tidak cukup efektif untuk meningkatkan prognosis penderita IVH yang buruk. Tidak jarang patensi EVD sulit untuk dicapai karena seringkali darah didalam drain tersebul Universitas Sumatera Utara 24 membeku clotting. Untuk menghindari hal tersebut, beberapa ahli menggunakan obat-obat fibrinolitik seperti urokinase. Disamping pemasangan EVD dan tindakan operasi, dikenal juga metode lain untuk melakukan pengangkatan IVH, yakni aspirasi dengan endoskopi Chen et al., 2011; Hamada et al., 2008; Longatti et al., 2005; Nishikawa et al., 2007; Nishikawa et al., 2008; Zhang et al., 2007. Dengan tehnik ini juga dikenal penggunaan rigid dan flexible instument dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada tehnik ini, keberhasilan atau hasil akhir sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya sisa IVH di akuaduktus syilvii dan ventrikel IV Saphiro et al., 1994.

G. Hipertensi dan Hasil Akhir Penderita ICH