59
C. PT. Hanken Indonesia
Jenis limbah padat pabrik yang tidak berbahaya adalah scrap logam, bekas kemasan bahan baku dan penolong. Scrap logam berbentuk kerak besi dan scrap
yang berasal dari proses produksi. Meskipun sifatnya tidak berbahaya tetapi keberadaan limbah ini mengurangi estetika, sehingga sejak tetap diperlukan
penanganan khusus. Penanganan limbah scarp logam ini telah dilakukan sejak november 1995 dengan cara dikumpulkan di TPS lalu selanjutnya dijual ke pihak
ketiga. Sementara itu bekas kemasan bahan baku dan penolong pengelolaanya telah dilakukan sejak april 1996 dengan cara dikumpulkan di TPS lalu dijual pada
pihak ketiga sedangkan untuk pelet kayunya dipakai lagi untuk packing dan sisa potongan plat dipakai lagi untuk produki dengan size yang lebih kecil. Sementara
itu limbah padat pabrik yang berbahaya meliputi kain majun dan sarung tangan, kerak cat, kaleng cat dan kaleng thinner. Kain majun dan sarung tangan serta
kaleng thinner dihasilkan dari proses produksi. Apabila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik maka semua jenis limbah berbahaya ini dapat
menurunkan kualitas air tanah. Pengelolaan jenis limbah ini telah dilakukan sejak april tahun 1996 dengan cara dikumpulkan di TPS selanjutnya dibuang ke PT.
PPLI untuk limbah kain majun dan sarung tangan serta kerak cat; dibersihkan dengan kain majun lalu dijual ke pihak ketiga untuk kaleng thinner; sementara
kaleng cat setelah dikumpulkan akan dijual ke pihak ketiga. Limbah padat yang terakhir adalah limbah padat domestik yang berbentuk
campuran. Limbah ini dihasilkan dari kegiatan domestik karyawan. meskipun tidak berbahaya tetapi keberadaan limbah ini tetap perlu mendapatkan penanganan
khus karena limbah ini bisa mengurangi estetika. Oleh karena itu sejak bulan november tahun 1995 telah dilakukan penanganan dengan cara megumpulkan
limbah ini ke TPS lalu diambil oleh pihak ketiga. Limbah kedua yang dihasilkan oleh pabrik ini adalah limbah cair. Limbah
berbentuk cair ini terbagai atas bebebarapa jenis yaitu: limbah cair; limbah domestik; olie dan minyak pelumas. Limbah cair dihasilkan dari proses painting
booth dengan sifat yang tidak berbahaya. Penanganannya telah dilakukan sejak november 1995 dengan cara diolah di WWTP kawasan industri Jababeka
sehingga secara otomatis akan menambah beban IPAL kawasan.
60
Limbah cair kedua adalah limbah domestik. Limbah ini berasal dari kegiatan mandi, cuci dan kakus karyawan. Meskipun limbah ini tidak berbahaya
namun pengelolaannya telah dilakukan sejak april 1996 dengan dialirkan ke WWTP kawasan melalui pipa air limbah akibatnya akan menimbulkan dampak
menambah beban IPAL kawasan. Limbah cair yang terakhir adalah olie dan minyak pelumas. Olie dan minyak
pelumas yang dihasilkan berasal dari pelumas mesin dan pembuatan mould atau dies. Keberadaan limbah jenis olie dan minyak pelumas ini dapat menurunkan
kualitas air dan tanah sehingga sejak bulan januari tahun 1996 untuk mengatasinya telah dilakukan penanganan dengan cara ditampung dalam dalam
drum dan dikumpulkan di TPS. Berbagai kegiatan di pabrik juga menimbulkan efek kebisingan bagi
lingkungan sekitarnya, sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Kebisingan akan dibahas dalam dua bagian yaitu di dalam dan di luar ruangan. Kebisingan di
dalam maupun di luar ruangan produksi berlangsung selama 12 jamhari, selama lima hari. Sejak bulan november tahun 2005 telah dilakukan penanganan untuk
mengatasi masalah kebisingan ini, yaitu dengan cara pemasangan ear plug atau ear muff, karena jika tidak ditanggulangi dengan serius maka kebisisngan yang
ditimnbulakan ini bisa membahayakan kesehatan karyawan. Demikian pula halnya kebisingan yang terjadi di luar ruangan produksi. Penanggulangan
terhadap dampak kebisingan di luar ruangan juga telah dilakukan sejak bulan november tahun 2005 dengan melakukan penanaman pohon di sekitar areal
perusahaan untuk menghambat bising keluar pabrik. Adapun komposisi limbah yang dihasilkan dari operasional industri komponen alat berat pada PT. United
Tractors Pandu Engineering seperti disajikan pada Tabel .4.
61
Tabel 4. Komposisi Fisik-Kimia Limbah yang dihasilkan PT. Hanken Indonesia
No Jenis Limbah
Kapasitas per satuan waktu
Baku mutu yang digunakan Sistem pengelolaan yang
dilakukan Kualitas Parameter yang
BML 1.
PADAT a. Limbah Pabrik
• Scrap logam • Bekas kemasan bahan baku
penolong • Sisa potongan plat
• Kain majun sarung tangan • Kerak cat
• Kaleng cat • Kaleng thinner
b. Limbah Domestik 10 ton bulan
32 kg hari 5 ton bulan
5 kg bulan 0,06 ton bulan
120 bh bulan 10 bh bulan
10 kg hari Estetika
Estetika Estetika
PP No. 18 Th 1999 Jo. PP No. 85 Th 1999
PP No. 18 Th 1999 Jo. PP No. 85 Th 1999
PP No. 18 Th 1999 Jo. PP No. 85 Th 1999
PP No. 18 Th 1999 Jo. PP No. 85 Th 1999
Estetika Dikumpulkan dan dijual
Dikumpulkan dan dijual Dikumpulkan dan didaur ulang
Dikumpulkan dan diambil pihak ketiga
Dikumpulkan dan dikirim ke LPPI
Dikumpulkan dan dijual Dibersihkan dan diambil pihak
ketiga Dikumpulkan dan dibuang
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
2. CAIR
e. Limbah Cair produksi
f. Limbah Domestik g. Olie Minyak pelumas
508,87 m³ bulan 508,58 m³ bulan
100 lt tahun Estate Regulation
- PP No. 18 Th 1999 Jo.
PP No. 85 Th 1999 Disalurkan ke WWTP kawasan
Disalurkan ke WWTP kawasan melalui pipa khusus
Dikumpulkan dan dijual F dan Cl
2
Tidak ada Tidak ada
3. UDARA
a. Kebisingan di dalam ruang produksi
Selama 12 jamhr, 5 hr minggu
SK Menaker No.51MEN1999.
Kebisingan: 85 dBA Pemasangan Ear plug ear muff
Tidak ada
62
No Jenis Limbah
Kapasitas per satuan waktu
Baku mutu yang digunakan Sistem pengelolaan yang
dilakukan Kualitas Parameter yang
BML • Area plasma cutting belakang
• Area plasma cutting weld IV
• Area robot weld tank
• Area Turret punt b. Kebisingan di luar ruang produksi
c. Gas dalam ruang produksi • Area plasma cutting weld III
• Area plasma cutting weld IV Selama 12 jamhr, 5
hr minggu Selama 12 jamhr, 5
hr minggu Selama 12 jamhr, 5
hr minggu Selama 12 jamhr, 5
hr minggu Selama 12 jamhr, 5
hr minggu Selama 12 jamhr, 5
hr minggu Selama 12 jamhr, 5
hr minggu SK Menaker
No.51MEN1999. Kebisingan: 85 dBA
SK Menaker No.51MEN1999.
Kebisingan: 85 dBA SK Menaker
No.51MEN1999. Kebisingan: 85 dBA
SK Menaker No.51MEN1999.
Kebisingan: 85 dBA SK Gub Jabar No.
660.31694-BKPMD82 SE Menaker No.SE-01
MEN 1997: NO
2
: 5600 µg m³ SO
2
: 5200 µg m³ NH
3
: 17000 µg m³ SE Menaker No.SE-01
MEN 1997: NO
2
: 5600 µg m³ SO
2
: 5200 µg m³ NH
3
: 17000 µg m³ Pemasangan Ear plug ear muff
Pemasangan Ear plug ear muff Pemasangan Ear plug ear muff
Pemasangan Ear plug ear muff Penanaman pohon di area
sekitar pabrik untuk mengahambat bising ke luar
pabrik
• Pemakaian masker para pekerja di ruang produksi
• Exhaust Fan • Pemakaian masker para
pekerja di ruang produksi • Exhaust Fan
• Pemakaian masker para pekerja di ruang produksi
• Dust Colector • Pemakaian masker para
pekerja di ruang produksi Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Kebisingan di
pekarangan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
63
No Jenis Limbah
Kapasitas per satuan waktu
Baku mutu yang digunakan Sistem pengelolaan yang
dilakukan Kualitas Parameter yang
BML d. Debu
• Area plasma cutting weld III
• Area plasma cutting weld IV e. Kebauan Volatile organic Area
proses painting f. Emisi Cerobong Oven Painting
Selama 24 jamhr, 5 hr minggu
Selama 24 jamhr, 5 hr minggu
Selama 24 jamhr, 5 hr minggu
Selama 12 jamhr, 5 hr minggu
CO : 29000 µg m³ H
2
S : 14000 µg m³ SE Menaker No.SE-01
MEN 1997: Debu : 10.000 µg m³
SE Menaker No.SE-01 MEN 1997:
Debu : 10.000 µg m³ SE Menaker No.SE-01
MEN 1997: Toluene: 188 mg m³
Xylene : 434 mg m³ Benzene : 32 mg m³
SK MENLH No.13MENLH395 :
• Dust Colector Pemakaian masker para pekerja
di area painting Cerobong yang dilengkapi
dengan filter
Tidak ada
Tidak ada
64
4.2.2. Sumberdaya Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan