54
B. PT. United Tractors Pandu Engineering
Limbah padat cone tembaga dihasilkan dari kegiatan fabrikasi, limbah padat jenis gram, kain majun dan sarung tangan dihasilkan dari proses machining,
sedangkan limbah padat jenis kerak cat, bekas kaleng cat, bekas kaleng thiner dan debu blasting dihasilkan dari proses pengecatan. Sifat dari limbah cone tembaga
dan gram tidaklah berbahaya dan limbah padat pabrik lainnya limbah kerak cat, bekas kaleng cat, bekas kaleng thiner, kain majun dan sarung tangan, debu
blasting merupakan limbah yang bersifat limbah B3. Kapasitas limbah yang dihasilkan persatuan waktu adalah sisa-sisa potongan baja: 20 tonbulan, cone
tembaga: 200 pcsbulan, gram: 2 m²bulan, kerak cat: 1 kgbulan, bekas kaleng cat: 30 kalengbulan, bekas kaleng thiner 15 jerigenbulan, kain majun dan sarung
tangan: 2 kghari, debu blasting: 3 drumbulan. Pengelolaan limbah jenis sisa-sisa potongan baja, cone tembaga, gram telah
dilakukan sejak Januari 1996 dengan cara dikumpulkan untuk kemudian dijual ke Bapak Haji Abdul Gofur. Sementara itu untuk kerak cat dikumpulkan lalu
kemudian dikirim ke PPLI. Limbah yang lainnya seperti bekas kaleng cat, bekas kaleng thiner, kain majun dan sarung tangan, debu blasting pengelolaannya baru
dimulai sejak oktober 2005 dengan cara dikembalikan ke suplier dan kerja sama dengan PPLI. Apabila tidak dilakukan pengelolaan yang baik maka bisa
menimbulkan beberapa dampak yang merugikan seperti mengurangi estetika, menurunkan kualitas air tanah, mengganggu saluran pernafasan
Jenis limbah padat yang lainnya adalah limbah padat domestik. Limbah padat domestik pabrik ini berupa sisa kertas HVS dengan kapasitas 20 kg hari
yang berasal dari kegiatan kantor. Limbah ini termasuk jenis limbah yang tidak berbahaya namun tetap memerlukan pengelolaan karena akan mengganggu
estetika. Pengelolalaanya telah dilakukan sejak januari 1996 dengan cara dikumpulkan lalu dibuang ke TPA.
Selanjutnya jenis limbah yang kedua adalah limbah cair. Limbah cair yang pertama berupa limbah cair pabrik yang berasal dari proses pendinginan dan
proses painting dengan kapasitas 5 m³ bulan – 10 m³ bulan. Limbah cair yang kedua adalah limbah cair domestik yang berasal dari proses kegiatan kantor dan
kantin dengan kapasitas 13,5 m³ hari. Kedua jenis limbah ini tidak berbahaya
55
namun telah dilakukan pengelolaan sejak januari 1996 dengan cara dibuang ke jalur WWT kawasan Jababeka sehingga sebagai dampaknya otomatis akan
menambah beban WWT kawasan Jababeka. Limbah cair yang ketiga adalah olie yang dihasilkan dari kegiatan maint dan assembling dengan kapasitas 3 liter setiap
bulannnya. Pengelolaan limbah telah dilakukan sejak Januarai 1996 dengan cara dikumpulkan dan selanjutnya dijual ke PT Tipar Nirmala. Sesama, karena jika
tidak dilakukan pengelolaan dengan baik maka dampak yang ditimbulkan adalah bisa menurunkan kualitas air tanah. Limbah cair yang terakhir adalah collant yang
berasal dari kegiatan machining dengan kapasitas 2 liter setiap bulannya. Pengelolaannya telah dilakukan sejak bulan Desember 2005 melalui kerja sama
dengan PPLI. Limbah olie dan collant termasuk golongan B3. Limbah sampingan lainnya yang dihasilkan adalah debu dan gas. Debu yang
dihasilkan berada di dalam maupun di luar ruangan produksi berupa partikel debu. Di dalam ruang produksi debu dihasilkan dari proses cutting dan fabrikasi dengan
kapasitas terus menerus selama 16 jam hari, 6 hari minggu. Penanggulangan partikel debu dalam ruang produksi ini telah dilakukan sejak bulan januari tahun
1996 dengan cara mewajibkan setiap karyawan pabrik untuk memakai masker dan memperbaiki proses produksi, karena jika tidak dilakukan penanganan yang baik
maka tentunya debu yang berbahaya ini bisa mengganggu kesehatan karyawan. Sementara itu partikel debu yang dihasilkan di luar ruang proses produksi berasal
dari kegiatan kawasan industri, proses cutting dan fabrikasi. Sifatnya yang berbahaya membuat partikel debu ini bisa memberikan dampak selain
mengganggu kesehatan tenggorokan dan saluran pernafasan juga akan menurunkan kualitas udara. Untuk mengatasi hal ini, maka sejak januari 1995
telah dilakukan penambahan pohon penghijauan di lingkungan pabrik. Limbah yang terakhir adalah gas baik yang di dalam ruang produksi
maupun di luar ruang produksi. Partikel gas dari dalam ruang produksi berasal dari proses fabrikasi dengan kapasitas terus menerus selama 16 jam hari, 6 hari
minggu. Sifatnya yang berbau mengharuskan karyawan untuk memakai masker dan melakukan perbaikan proses produksi karena jika tidak tentu akan
mengganggu kesehatan karyawan. Sementara itu partikel gas di luar ruang produksi dihasilkan dari kawasan industri dan atau lalu lintas serta dari proses
56
fabrikasi. Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan maka sejak januari tahun 1996 telah dilakukan penambahan pohon hijau.
Berbagai kegiatan di pabrik selain menghasilkan limbah juga menimbulkan efek kebisingan baik di dalam maupun di luar ruang proses produksi. Kebisingan
ditimbulkan dari mesin produksi, proses produksi dan kegiatan lainnya di kawasan industri. Kebisingan yang ditimbulkan melalui gelombang atau getaran ini
berlangsung terus menerus selama 16 jam hari, 6 hari minggu. Untuk itu diperlukan penanganan agar tidak berdampak pada kesehatan pendengaran
karyawan. Penanganan terhadap kebisisngan telah dilakukan sejak januari 1996 melalui perbaikan terhadap proses produksi dan pemakaian ear plug pada
karyawan. Adapun komposisi limbah yang dihasilkan dari operasional industri komponen alat berat pada PT. United Tractors Pandu Engineering seperti
disajikan pada Tabel 3.
57
Tabel 3. Komposisi Fisik-Kimia Limbah yang dihasilkan PT. United Tractors Pandu Engineering
No Jenis Limbah
Kapasitas per satuan waktu
Baku mutu yang digunakan
Sistem pengelolaan yang dilakukan
Kualitas Parameter yang BML
1. PADAT
a. Limbah pabrik • Sisa-sisa potongan baja
• Cone tembaga • Gram
• Kerak cat • Bekas Kaleng cat
• Bekas kaleng thinner • Kain majun dan sarung tangan
• Debu blasting b. Limbah domestik
• Sisa kertas HVS 20 ton bulan
200 pcs bulan 2 m² bulan
1 kg bulan 30 kaleng bulan
15 jerigen bulan 2 kg hari
3 drum bulan 20 kg hari
Estetika Estetika
Estetika PP No. 18 1999
Jo PP 85 1999 PP No. 18 1999
Jo PP 85 1999 PP No 85 Tahun 1999
Estetika Dikumpulkan dan dijual
Dikumpulkan dan dijual Dikumpulkan dan dijual
Dikumpulkan dan dikirim ke PPLI
Dikembalikan ke suplier Dikembalikan ke suplier
Kerja sama dengan PPLI Kerja sama dengan PPLI
Dikumpulkan dan dibuang ke TPA
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
2. CAIR
a. Limbah pabrik
b. Limbah domestik c. Olie
d. Collant 5-10 m³ bulan
13,5 m³ hari 3 lt bulan
2 lt bulan Estate regulation
Suhu : 40 ºC pH : 6-9
BOD : 500 mg ltr Estate regulation
PP No. 85 Th. 1999 PP No. 85 Th. 1999
Dibuang ke jalur WWT Kawasan Jababeka
Dibuang ke jalur WWT Kawasan Jababeka
Dikumpulkan dijual ke PT.Tipar Nirmala Sesama
Kerjasama dengan PPLI Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
58
No Jenis Limbah
Kapasitas per satuan waktu
Baku mutu yang digunakan
Sistem pengelolaan yang dilakukan
Kualitas Parameter yang BML
3. a. Kebisingan
• Di dalam ruang produksi
• Di luar ruang produksi b. Debu
• Di dalam ruang produksi
• Di luar ruang produksi c. Gas
• Di dalam ruang produksi
• Di luar produksi Terus menerus selama 16
jam hari, 6 hari minggu Terus menerus selama 16
jam hari, 6 hari minggu Terus menerus selama 16
jam hari, 6 hari minggu Terus menerus selama 16
jam hari, 6 hari minggu Terus menerus selama 16
jam hari, 6 hari minggu Terus menerus selama 16
jam hari, 6 hari minggu SK Menaker No Kep-
Th 1999 SK Gub Dati I Jabar No
660.31SK694- BKPMD82
SE Menaker No. SE- 01Men1997
PP No 41 Th 1999
• SE Menaker No SE- 01Men 1997
• PP No 41 Tahun 1999
• PP No 41 Tahun 1999
• SK Gub Dati I Jabar No 660.31 SK694-
BKPMD82 • Memperbaiki proses
produksi • Karyawan dianjurkan
menggunakan ear plug Sda
• Karyawan dianjurkan memakai masker
• Memperbaiki proses produksi
Penambahan pohon penghijauan • Karyawan dianjurkan
memakai masker • Memperbaiki proses
produksi Penambahan pohon penghijauan
Ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
59
C. PT. Hanken Indonesia