Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa AKBID Sehat Medan Tahun 2014

(1)

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI AKBID SEHAT MEDAN

TAHUN 2014

SUCI ANJELITA

135102145

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

HUBUNGAN KEDERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI AKBID SEHAT MEDAN

TAHUN 2014

ABSTRAK Suci Anjelita

Latar belakang : Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban tekanan tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa. Dalam proses belajar, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi saling melengkapi satu sama lain. Tanpa kecerdasan emosi, orang tidak akan dapat menggunakan kemampuan kognitif secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa D III Kebidanan Sehat Medan.

Metodologi : Peneilitian ini bersifat korelasional dengan pendekatan cross secsional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 56 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan acidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Sehat Medan. Analisis data ini menggunakan chi square.

Hasil penelitian : Berdasarkan tingkat kecerdasan emosional mahasiswa di AKBID Sehat bahwa dari 56 responden yang telah diteliti, mayoritas intrapersonal yang baik yaitu sebanyak 35 responden (62,5%). Dan berdasarkan interpersonal yang baik yaitu sebanyak 34 responden (60,7%). Dan penyesuaian diri yang baik yaitu sebanyak 29 responden (51,8%).

Kesimpulan : Penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Dengan demikan diharapkan kepada pendidikan untuk meningkatkan proses mengajar dan belajar mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosionalnya agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa AKBID Sehat Medan Tahun 2014.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang , S.Kep, Ns, MKep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasihat selama menjalani penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Teristimewa dan tercinta kedua orang tua, yang tidak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, mendidik, membesarkan penulis dengan cinta dan kasih sayang serta perhatian.


(6)

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum begitu sempurna masih membutuhkan masukan dan saran. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan tanggapan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diterima dan dilanjutkan serta memberi manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membaca.

Medan, Juli 2014


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL………... iii

DAFTAR SKEMA ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

KATA PENGANTAR………. vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kecerdasan Emosional ... 6

1. Definisi ... 6

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ... 6

3. Aspek Kecerdasan Emosional ... 7

4. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar……….. ... 10

5. Manfaat Memiliki Kecerdasan Emosi………... 12

6. Mengukur Kecerdasan Emosional Seseorang………... 13

B. Prestasi Belajar ……... 14

1. Definisi... ... 14

2. Faktor Yang Mempengaruhi Presatasi Belajar... 14

3. Cara Mengukur Prestasi Belajar ... 15


(8)

BAB III KERANGKA KONSEP………... 18

A. Kerangka Konsep………... 18

B. Hipotesis ... 18

C. Defenisi Operasional………. ... 19

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

A. Desain penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Tempat Penelitian ... 22

D. Waktu Penelitian ... 22

E. Etika Penelitian ... 22

F. Alat Pengumpilan Data ... 23

1. Aspek Pengukuran ………... 23

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 24

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 25

I. Analisis Data ... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 27

A. Hasil Penelitian ………... 27

1. Analisis univariat ……….……... 27

2. Anlisis bivariat ………... 35

B. Pembahasan ………... 39

C. Keterbatasan dan implikasi penelitian……….. ... 42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………. 45

A. Kesimpulan ………... 45

B. Saran ………... 46


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1.1 Distribusi fekuensi dan persentase karakteristik Responden ... 28

Tabel 5.1.2 Distribusi jawaban responden kecerdasan emosional

berdasarkan intrapersonal ... 28

Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase kecerdasan emosional

berdasarkan intrapersonal ... 28

Tabel 5.1.3 Distribusi jawaban responden kecerdasan emosional

berdasarkan interpersonal ... 30

Tabel 5.1.3 Distribusi frekuensi dan persentase kecerdasan emosional

berdasarkan interpersonal ... 31 Tabel 5.1.4 Distribusi jawaban responden kecerdasan emosional

berdasarkan penyesuaian diri ... 31

Tabel 5.1.4 Distribusi frekuensi dan persentase kecerdasan emosional

berdasarkan penyesuaian diri ... 32 Tabel 5.1.5 Distribusi indeks prestasi mahasiswa di akademi kebidanan

Sehat Medan ... 33

Tabel 5.1.5 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belajar mahasiswa

di kebidanan Sehat Medan ... 34 Tabel 5.2.6 Tabulasi silang hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi

belajar berdasarkan intrapersonal ... 35

Tabel 5.2.6 uji chi square intrapersonal ... 36

Tabel 5.2.7 Tabulasi silang hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar berdasarkan interpersonal ……… 37

Tabel 5.2.7 uji chi square interpersonal ………. 37

Tabel 5.2.8 Tabulasi silang hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar berdasarkan penyesuaian diri ……… 38


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Orang Tua/Wali Calon Responden

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Psp) (Informed Concent)

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Surat izin penelitian


(12)

HUBUNGAN KEDERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI AKBID SEHAT MEDAN

TAHUN 2014

ABSTRAK Suci Anjelita

Latar belakang : Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban tekanan tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa. Dalam proses belajar, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi saling melengkapi satu sama lain. Tanpa kecerdasan emosi, orang tidak akan dapat menggunakan kemampuan kognitif secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa D III Kebidanan Sehat Medan.

Metodologi : Peneilitian ini bersifat korelasional dengan pendekatan cross secsional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 56 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan acidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Sehat Medan. Analisis data ini menggunakan chi square.

Hasil penelitian : Berdasarkan tingkat kecerdasan emosional mahasiswa di AKBID Sehat bahwa dari 56 responden yang telah diteliti, mayoritas intrapersonal yang baik yaitu sebanyak 35 responden (62,5%). Dan berdasarkan interpersonal yang baik yaitu sebanyak 34 responden (60,7%). Dan penyesuaian diri yang baik yaitu sebanyak 29 responden (51,8%).

Kesimpulan : Penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Dengan demikan diharapkan kepada pendidikan untuk meningkatkan proses mengajar dan belajar mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosionalnya agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia saat ini berada dalam pengaruh era globalisasi yang dituntut untuk bersaing ketat disemua segi kehidupan. Untuk mengatasi persaingan tersebut maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia berkualitas, pendidikan merupakan sektor yang sangat penting.

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Hasil belajar mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran disebut dengan prestasi belajar. Prestasi belajar digunakan sebagai indikator penguasaan kompetensi mahasiswa terhadap bahan ajar. Prestasi tinggi dapat dicapai dengan ketekunan belajar yang terbentuk dari adanya motivasi belajar yang akan mengarahkan perilaku mahasiswa pada pencapaian prestasi belajar yang maksimal.

Berdasarkan dari data mahasiswa D-IV pendidik di USU IPK rata-rata dari seluruh mahasiswa tahun 2010 IPK rata-rata adalah 3,09 dari 93 mahasiswa, tahun 2011 IPK rata-rata adalah 2,97 dari 138 siswa, dan tahun 2012 IPK rata-rata adalah 3,15 dari 154 mahasiswa.


(14)

Persoalan pendidikan diatas perlu dibenahi dan diatasi karena hal itu tidak hanya merupakan masalah pendidikan pada jenjang menengah saja tetapi juga jenjang perguruan tinggi. Kewajiban pendidikan adalah mempersiapkan individu melanjutkan kejenjang pendidikan sampai akhirnya ke perguruan tinggi hingga menjadi sarjana yang siap berkompetensi dibidangnya masing-masing (Hadi, 2003).

Dalam peningkatan pendidikan dibidang kesehatan misalnya, salah satunya dapat melalui peningkatan kualitas mahasiswa yang sedang disiapkan dibidang kesehatan tersebut. Bidan sebagai tenaga dibidang kesehatan memiliki suatu kualifikasi pendidikan program D III akademi kebidanan Sehat Medan adalah salah satu program studi yang disiapkan untuk menghasilkan mahasiswa sebagai bidan pelaksana, dan pengelola.

Keberhasilan pendidikan dapat dievaluasi dan dilihat dari prestasi belajar yang telah dicapai. Peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang tinggi akan dapat menyelesaikan pendidikan secara tepat waktu dan dengan hasil yang memuaskan. Sebaliknya, prestasi belajar yang rendah dapat mengakibatkan peserta didik tidak lulus sehingga waktu untuk menyelesaikan pendidikan semakin bertambah lama. Dengan demikian prestasi belajar menjadi hal penting yang memerlukan perhatian lebih (Widyaningrum & Rahmawati, 2007).

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar. Prestasi belajar yang dimiliki peserta didik dapat diperoleh melalui proses belajar yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Karakteristik masing masing individu juga berhubungan dengan cara dan hasil belajar individu tersebut. Tiap peserta didik memiliki karakteristik masing-masing antara satu dengan yang lain.


(15)

Untuk itu prestasi belajar peserta didik yang satu dengan yang lain tentu berbeda. Perbedaan prestasi belajar tersebut disebabkan karena banyak faktor, salah satunya adalah kecerdasan emosi (Mulyati, 2004).

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban tekanan tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa (Goleman, 2009).

Dalam proses belajar, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi saling melengkapi satu sama lain. Tanpa kecerdasan emosi, orang tidak akan dapat menggunakan kemampuan kognitif secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dalam proses belajar, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi saling melengkapi satu sama lain. Tanpa kecerdasan emosi, orang tidak akan dapat menggunakan kemampuan kognitif secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Goleman, 2009).

Mahasiswa D III kebidanan Sehat Medan tidak terlepas dari masalah ataupun persoalan yang mengganggu dalam mencapai prestasi belajar yang baik, salah satu hambatan dapat bersumber dalam dirinya sendiri.

Penelitian sebelumnya oleh Frenty (2010) membuktikan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada mahasiswa D-IV Kebidanan FK UNS jalur reguler. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa D IV Kebidanan FK UNS. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 123 responden.


(16)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar.

Beberapa uraian diatas sangat menarik perhatian, sehingga penulis ingin meneliti hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa D-III Kebidanan Sehat Medan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah ini adalah apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa D III Kebidanan Sehat Medan tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa D III Kebidanan Sehat Medan.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui karakteristik responden.

2. Untuk mengetahui kecerdasan emosional mahasiswa.

3. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa.

4. Untuk menguji hubungan kecerdasan emosioanl dan prestasi belajar


(17)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden

Memberi tambahan informasi kepada mahasiswa AKBID Sehat agar dapat meningkatkan potensi dan kecerdasan emosi yang ada pada dirinya untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh oleh peneliti selama perkuliahan dan menambah wawasan peneliti pada pembelajaran metode penelitian tentang hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai data dan informasi untuk pelaksanaan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecerdasan Emosional

1. Definisi kecerdasan emosional

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa (Goleman, 2009).

2. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi

Menurut Goleman (2009) faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi adalah : Lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dalam mempelajari emosi dan orang tualah yang sangat berperan. Anak akan mengidentifikasi perilaku dari orang tua kemudian diterapkan dan akhirnya menjadi bagian dalam kepribadian anak. Kehidupan emosi yang dibangun dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak bagaimana nantinya anak dapat cerdas secara emosi. Lingkungan non keluarga adalah lingkungan masyarakat dan lingkungan pendidikan yang dianggap bertanggung jawab terhadap perkembangan emosi. Pergaulan dengan teman sebaya, pendidik dan masyarakat luas juga memberi pengaruh besar dalam kecerdasan emosi seseorang.

Penelitian LeDoux dalam Goleman (2009) dijelaskan secara rinci jalannya otak emosi. Pertama sinyal visual dikirim dari retina ke thalamus yang bertugas menerjemahkan sinyal itu kedalam bahasa otak. Sebagian besar pesan itu kemudian dikirim ke korteks visual yang menganalisis dan menentukan makna dan respon yang cocok jika respon bersifat emosi, suatu sinyal dikirim ke amigdala untuk


(19)

mengaktifkan pusat emosi. Tetapi, sebagian kecil sinyal asli langsung menuju amigdala dari thalamus dengan transmisi yang lebih cepat sehingga memungkinkan adanya respon yang lebih cepat (meski kurang akurat). Jadi amigdala dapat memicu suatu respon emosi sebelum pusat-pusat korteks memahami betul apa yang terjadi.

Tingkat kecerdasan emosi cenderung meningkat seiring usia. Sebagian besar orang mengalami peningkatan dalam keterampilan kesadaran diri di sepanjang hidup meraka dan memiliki kemudahan tersendiri dalam mengelola emosi dan perilaku di saat mereka beranjak tua. Orang pada usia lima puluhan, secara rata-rata memiliki nilai tes yang lebih tinggi 25 persen dibandingkan mereka yang masih berada pada usia dua puluhan (Bradbarry & Greaves, 2007).

Jenis kelamin juga mempengaruhi kecerdasan emosi. Dijelaskan bahwa meskipun kaum pria dan kaum wanita itu mempunyai pengalaman emosi batiniah yang serupa, kaum pria cenderung menyembunyikan emosi mereka dari dunia luar. Wanita lebih leluasa dalam mengungkapkan perasaan mereka dalam kata-kata, ungkapan wajah dan bahasa tubuh, sedangkan pria lebih cenderung menahan diri, menutup-nutupi dan meremehkan perasaan mereka (Gottman & De Claire, 2003).

Berdasarkan uraian di atas faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi sesorang adalah lingkungan keluarga, non-keluarga, strukur otak, usia dan jenis kelamin.

3. Aspek Kecerdasan Emosi

Menurut Goleman (2009), aspek kecerdasan emosi dibagi menjadi lima, yaitu: Mengenali emosi diri, mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan itu terjadi dan merupakan dasar dari kecerdasan emosi.Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan


(20)

pemahaman diri. Mengelola emosi, menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat atau sesuai dan merupakan bentuk kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan sebagai akibat yang ditimbulkan karena gagalnya keterampilan emosi dasar. Memotivasi diri sendiri,menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri.

Kendali diri emosi dalam menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam kemampuan ini. Mengenali emosi orang lain, empati merupakan kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosi. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Membina hubungan sebagian besar seni membina hubungan merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Membina hubungan dengan orang lain berarti meninjau keterampilan dan ketidak terampilan sosial dari seseorang. Hal ini merupakan keterampilan yang menunjang kerjasama, komunikasi, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.

Menurut Iskandar (2009) lima dimensi kecerdasan emosi adalah sebagai berikut: Intrapersonal merupakan harga diri, yaitu: merupakan kemampuan untuk dapat menghargai dan menerima sifat dasar pribadi yang pada dasarnya baik. Dan kesadaran diri, merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri. Ketegasan , merupakan kemampuan untuk mengekspresikan perasaan, keyakinan dan pemikiran serta mempertahankan hak pribadi secara konstruktif. Kebebasan, merupakan kemampuan untuk dapat mengarahkan dan mengendalikan diri dalam


(21)

berfikir dan bertindak serta menjadi lebih bebas secara emosi. Aktualisasi diri, merupakan kemampuan menyadari kapasitas diri.

Interpersonal mencakup empati, yaitu: merupakan kemampuan memahami, mengerti, serta menghargai perasaan orang lain. Tanggung jawab sosial, merupakan kemampuan untuk menampilkan diri secara kooperatif, kontributif dan konstruktif sebagai anggota kelompok masyarakat. Hubungan antarpribadi merupakan kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan yang tercermin dari kedekatan afektif serta keinginan untuk saling memberi dan menerima.

Penyesuaian mencakup pengujian realitas, yaitu: merupakan kemampuan untuk menghubungkan antara pengalaman dan kondisi secara objektif. Keluwesan, merupakan kemampuan untuk menyesuaikan emosi, pemikiran dan sikap terhadap perubahan suatu situasi dan kondisi. Pemecahan masalah, merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah sehingga mendapatkan dan menerapkan solusi secara efektif.

Pengelolaan stres, toleransi stres, merupakan kemampuan untuk menghadapi kejadian dan situasi yang penuh tekanan dan menanganinya secara aktif dan positif tanpa harus terjatuh. Kata hati, merupakan kemampuan menunda keinginan, dan dorongan untuk bertindak. Suasana umum optimis, yaitu merupakan kemampuan untuk melihat sisi terang kehidupan dan memelihara sikap positif, meski disaat yang tidak menyenangkan. Kebahagiaan, merupakan kemampuan untuk merasa puas akan kehidupan, menikmati kehidupan pribadi dan orang lain, bersenang-senang dan mengekspresikan emosi yang positif.


(22)

Berdasarkan uraian diatas aspek-aspek kecerdasan emosi adalah kemampuan intrapersonal (mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi dan memotivasi diri sendiri), kemampuan interpersonal (mengenali emosi orang lain dan membina hubungan), penyesuaian diri (realistis, fleksibel, pengendalian diri dan pemecahan masalah).

4. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar

Kegiatan belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh faktor psikologi. Salah satunya yaitu emosi. Setiap kegiatan selalu disertai dengan emosi yang positif maupun yang negatif, perasaan senang maupun tidak senang. Adanya berbagai macam emosi menyebabkan mahasiswa sering merasa khawatir akan mengalami kegagalan atau keberhasilan dalam meraih prestasi belajar dalam persaingan dunia pendidikan yang saat ini semakin ketat. Banyak usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan salah satunya dengan lebih giat belajar. Hal tersebut dapat mendukung keberhasilan prestasi belajar yang diharapkan melalui peningkatan kecerdasan intelektual (Ahmadi & supriyono2004).

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun dari luar diri individu. Faktor yang tergolong dari dalam adalah faktor jasmaniah, psikologis, kematangan fisik maupun psikis. Faktor dari luar meliputi faktor sosial, budaya, lingkungan fisik, lingkungan spiritual atau keamanan. Faktor psikologis yang berasal dari dalam meliputi intelektif dan non intelektif. Faktor intelektif yang merupakan faktor potensial yaitu kecerdasan yang meliputi kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual (Ahmadi & Supriyono, 2004).

Pendidikan di Indonesia masih menekankan pada nilai akademik yang mengacu pada kecerdasan otak atau kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual dianggap


(23)

lebih menjawab persoalan pendidikan dibanding kemampuan lainnya. Paradigma pembelajaran seperti ini diharapkan dapat diubah, karena kecerdasan otak saja tidak cukup bagi mahasiswa tetapi juga harus mempertimbangkan kecerdasan emosinya (Widodo, 2008).

Dalam kenyataan hidup, untuk mencapai prestasi belajar yang baik tidak semudah yang dibayangkan tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan apapun. Dalam hal ini, seseorang akan membutuhkan ketangguhan diri, optimisme, kreativitas, sikap percaya diri, kemandirian dan lain-lain. Selain itu dalam pencapain prestasi juga akan ada suatu persaingan dalam kelompok yang dapat terjadi secara konsisten dan persisten (Widodo, 2008).

Konsekuensinya seseorang harus bertahan terhadap persaingan tersebut, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan kemampuan membina hubungan yang baik dan mengenali emosi orang lain. Dengan kemampuan tersebut, seseorang akan mampu membaca situasi dan kondisi apabila bekerjasama ataupun berkomunikasi dengan orang lain sehingga apabila terjadi persaingan akan dapat berjalan dengan cara yang sehat. Ternyata kecerdasan emosi perlu lebih dihargai dan perlu dikembangkan pada peserta didik dari tingkat pendidikan usia dini sampai ke perguruan tinggi. Karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang saat menjalani proses belajar mengajar untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan ataupun di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensinya berkembang secara optimal (Widodo, 2008).

Dari uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya kecerdasan emosi harus dikembangkan pada diri peserta didik. Peserta didik yang begitu cerdas diperguruan


(24)

tinggi, namun apabila tidak dapat mengelola emosinya, seperti mudah marah, mudah putus asa atau angkuh dan sombong, maka potensi yang dimilikinya tidak akan dapat dikembangkan secara optimal.

5. Manfaat Memiliki Kecerdasan Emosi

Manfaat emosi adalah untuk bertahan hidup dan mempersatukan semua manusia (Uno, 2008). Bahwa orang-orang yang secara emosi cerdas dan cakap dengan efektif memilki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, mampu mendorong produktivitasnya sendiri (Hartini, 2004).

Kecerdasan emosi memberi informasi penting yang menguntungkan. Kemampuan ini dapat memuncul kankreativitas, bersifat jujur mengenai diri sendiri, menjalin hubungan yang saling mempercayai, memberikan panduan nurani bagi hidup dan karir, membantu menghadapi kemungkinan yang tidak terduga, dan dapat mengatur diri sendiri yang lebih baik. Kecerdasan emosi juga menuntut manusia untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri, orang lain, dan dapat memberi tanggapan yang tepat menerapkan dengan efektif informasi dan energi dalam kehidupan sehari-hari (Yen dkk, 2003).

Berdasarkan uraian diatas, maka kecerdasan emosi bermanfaat untuk menjadi alat pengendalian diri, membesarkan ide atau konsep modal mengembangkan bakat, untuk bertahan hidup dan mempersatukan semua manusia.Selain itu dapat memunculkan kreativitas, bersifat jujur mengenai diri sendiri, menjalin hubungan yang saling mempercayai memberikan panduan nurani bagi kehidupan dan karir, membantu menghadapi kemungkinan yang tidak terduga menghargai perasaan diri dan orang lain serta dapat memberi tanggapan yang tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi dalam kehidupan sehari-hari serta mendorong produktivitasnya sendiri.


(25)

6. Mengukur Kecerdasan Emosional Seseorang

Setelah hampir seratus tahun sejak Alfred Binet mengawalinya pada tahun 1906 alat ukur kecerdasan dikembangkan, masih ditemukan berbagai kendala dalam menetapkan konstruk baru kecerdasan emosional individu masih membutuhkan waktu yang cukup lama (Goleman, 2009).

Meski demikian, telah disusun alat pengukuran kecerdasan emosional yang berbentuk kuesioner kita dapat mengukur kecerdasan emosi secara subjektif yaitu mengukur kecerdasan emosi diri sendiri menggunakan angket atau memperkirakan kecerdasan emosi seseorang dari kehidupan sehari-harinya. Salah satu cara terbaik untuk mengukur kecerdasan emosi seseorang adalah menggunakan parameter kerangka kerja kecerdasan emosional yang dirancang (Goleman, 2009).

Kerangka kerja skala kecerdasan emosi yang digunakan disusun berdasarkan modifikasi aspek kecerdasan emosi yaitu: kemampuan intrapersonal (mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi dan memotivasi diri sendiri), kemampuan interpersonal, (mengenali emosi orang lain dan membina hubungan), penyesuaian diri (realistis, fleksibel dan pemecahan masalah), pengendalian stres (toleransi tekanan dan pengendalian diri) dan suasana hati umum (optimisme dan pengungkapan kepuasan positif) (Goleman, 2009).

Seberapa tinggi kecerdasan emosi akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh responden melalui model alat ukur skala likert. Pilihan jawaban disediakan dalam bentuk pernyataan ada empat yaitu sangat setuju (SS) dengan nilai 4, setuju (S) dengan nilai 3, tidak setuju (TS) dengan nilai 2 dan sangat tidak setuju (STS) dengan nilai 1.


(26)

B. Pretasi Belajar

1. Definisi prestasi belajar

Prestasi Belajar adalah merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajarnya (Tu’u dalam frenty, hlm.16).

Prestasi belajar adalah suatu penilaian berupa kemampuan nyata tentang kemajuan peserta didik dalam segala hal yang merupakan hasil dari yang telah dicapai individu melalui hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri(faktor internal), maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Salam, 2003).

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (factor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Ahmadi &Supriyono, 2004).

2. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Syah (2008) secara global faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam : (1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, yang meliputi: Fisiologis faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat jasmaniah. Psikologis faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat rohaniah, yaitu: Tingkat kecerdasan atau inteligensi yang dapat diartikan sebagai kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

(2) Faktor eksternal termasuk lingkungan social seperti guru, para staf administrasi teman sekelas, orang tua dan lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi semangat belajar seseorang. Lingkungan nonsosial yaitu, gedung sekolah dan letaknya, keadaan tempat tinggal peserta didik, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. (3) Faktor pendekatan belajar adalah


(27)

segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

Sedangkan menurut Crow dalam Hartanti, dkk (2004) proses meraih prestasi dipengaruhi oleh tiga faktor adalah : (1) Faktor aktivitas yaitu faktor yang memberikan dorongan kepada individu untuk belajar dan faktor ini merupakan faktor psikologis. (2) Faktor organisme yaitu faktor yang berhubungan dengan fungsi alat-alat indra individu yang kepekaannya ikut menentukan respon individu dalam belajar. (3) Faktor lingkungan yaitu faktor yang secara psikologis mempengaruhi proses secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian diatas faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi kamatangan, kecerdasan, sikap, bakat, minat, motivasi, kebiasaan, kebutuhan, emosi, sifat pribadi, kestabilan emosi, perhatian, ketekunan, harapan, dan kompetensi. Adapun faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar, meliputi lingkungan sosial (keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok), lingkungan budaya dan lingkungan fisik (fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim).

3. Cara mengukur prestasi belajar

Prestasi belajar seorang peserta didik diperguruan tinggi dapat digambarkan dengan Indeks Prestasi (IP) yaitu angka yang menunjukkan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam satu kurun waktu tertentu sebelum menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang merupakan rata-rata. Untuk mengetahui perkembangan belajar mahasiswa selama mengikuti pendidikan dapat diketahui dengan melihat


(28)

indeks prestasi kumulatif (IPK). IPK adalah tingkat keberhasilan mahasiswa pada akhir keseluruhan program pembelajaran yang merupakan rata-rata terimbang dari seluruh mata kuliah yang ditempuh (Suharno, 2009).

Indeks prestasi (IP) maupun indeks prestasi kumulatif (IPK) merupakan hasil dari pengolahan hasil test. Dalam pengolahan hasil tes terdapat dua pendekatan yang berlaku dalam penilaian hasil pembelajaran, yaitu Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP). PAN merupakan sistem penilaian yang didasarkan pada nilai sekelompok mahasiswa dalam satu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya, pemberian nilai mengacu pada perolehan skor dari kelompok itu. Sedangkan penilaian PAP merupakan suatu cara menentukan kelulusan seseorang dengan menggunakan sejumlah patokan. Seseorang dinyatakan berhasil bilamana seseorang tersebut telah memenuhi patokan yang telah ditentukan (Suharno, 2009).

C. Dasar Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan oleh Frenty (2010), tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mahasiswa D IV Kebidanan FK UNS. desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel 123 mahasiswa, variable tergantung adalah prestasi belajar, dan anailisis menggunakan metode korelasi analisis regresi linear sederhana.


(29)

Dan pada penelitian yang dilakukan oleh rohmah (2010), tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah ASKEB 3, desain penelitian korelasional, jumlah sampel 35 mahsiswa, variable motivasi belajar, dan analisis data menggunakan uji statistic pearson product moment.

Perbedaan penelitian yang saya lakukan adalah jumlah sampel 56 dan sampel yang saya teliti adalah D III Kebidanan, dan anailisis menggunakan uji pearson Chi-Square, serta berbeda pada waktu dan tempatnya.


(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmojo, 2010).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional, intrapersonal, interpersonal dan penyesuaian diri dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Secara skematis, kerangka konsep penelitian digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Skema yang menggambarkan hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif yaitu ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.

Kecerdasan Emosi 1. Intrarpersonal 2. Interpersonal

3. Penyesuaian diri


(31)

C. Defenisi Operasional No Variabel Defenisi

operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur skala

1. Kecerdasan

emosi: a.Intrapersonal Kemampuan mahasiswa di AKBID Sehat untuk dapat menghargai dan mengenali perasaan sendiri

Kuesioner Wawancara 1.Baik bila

menjawab pernyataan benar (8-10) 2.cukup, bila menjawab pernyataan benar (5-7) 3.kurang bila menjawab pernyataan benar (1- 4)

Ordinal

b.Interpersonal Merupakan kemampuan mahasiswa di AKBID Sehat memahami, mengerti, menghargai dan membangun hubungan dengan orang lain

Kuesioner Wawancara 1.Baik,bila

menjawab pernyataan (8-10) 2.cukup, bila menjawab pernyataan benar (5- 7)

3.kurang, bila menjawab pernyataan benar (1- 4) Ordinal c. Penyesuaian diri Merupakan kemampuan mahasiswa di AKBID Sehat untuk menyesuaikan emosi, pemikiran dan sikap terhadap

Kuesioner Wawancara 1.Baik, bila

menjawab pernyataan benar (6-8) 2.cukup, bila menjawab peryataan Ordinal


(32)

suatu situasi dan kondisi 3.kurang,bila menjawab pernyataan benar (1-3

2 Prestasi belajar Hasil belajar

mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran di AKBID Sehat, Prestasi belajar digunakan sebagai indikator penguasaan kompetensi mahasiswa terhadap bahan ajar. Lembar observasi

Observasi 1.Dengan

pujian >3,50 2. Sangat memuaskan > 3,00 3. Memuaskan > 2,75 Ordinal


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan, dengan pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu waktu.

B. Popolasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa D-III AKBID Sehat Medan semester IV dengan total 220 mahasiswa.

2. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan Sehat Medan berjumlah 220 mahasiswa. Namun pada saat penelitian pihak dari direktris/staf dosen AKBID sehat hanya mengijinkan 1 kelas saja yang dapat dijadikan sampel karena mahasiswa kelas lainnya sedang melaksanakan dinas di klinik dan di rumah sakit. Sehingga pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara simple random sampling, pemilihan sampel dilakukan dengan mengundi kelas yang akan dijadikan sampel. Setelah diadakan undian didapat kelas C sebagai sampel dengan jumlah 56 mahasiswa.


(34)

C. Tempat Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian karena lokasi penelitian mudah dijangkau, jumlah responden yang mencukupi untuk target penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni tahun 2014.

E. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan kepada ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan permintaan ijin kepada Direktur Akbid Sehat Medan. Kemudian peneliti menemui responden dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Jika responden setuju, peneliti memberikan lembar kuesioner kepada responden. Dan apabila responden tidak setuju tidak ada unsur pemaksaan, respon bebas menggundurkan diri.

Untuk menjaga kerahasiaan responden tersebut, maka peneliti tidak mencantum namanya pada lembar pengumpulan data, melainkan cukup dengan memberikan nomor kode responden pada masing-masing lembar pengumpulan data tersebut. Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti.

Data-data yang diperoleh dari responden semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan. Setelah mahasiwa calon responden memahami serta menerima maksud dan tujuan peneliti maka mahasiswa calon responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).


(35)

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam kuesioner yaitu: (1) Kuesioner tentang intrapersonal berisi 10 soal yaitu terdapat pada nomor

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 dengan memberikan tanda cheklist (√) sesuai dengan diri

mahasiswa terhadap pernyataan. Aspek pengukuran dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pernyataan yang diberikan terdiri dari empat kategori yaitu Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

(2) Kuesioner tentang interpersonal berisi 10 soal yaitu terdapat pada nomor

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 dengan memberikan tanda cheklist (√) sesuai dengan diri

mahasiswa terhadap pernyataan. Aspek pengukuran dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pernyataan yang diberikan terdiri dari empat kategori yaitu Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

(3) Kuesioner tentang penyesuaian diri berisi 8 soal yang terdapat pada nomor

1,2,3,4,5,6,7,8, dengan memberikan tanda cheklist (√) sesuai dengan diri mahasiswa

terhadap pernyataan. Aspek pengukuran dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pernyataan yang diberikan terdiri dari empat kategori yaitu Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Kuesioner ini terdiri atas sangat setuju (SS) bernilai 4, setuju (S) 3, tidak setuju (TS) 2, sangat tidak setuju (STS) 1.

1. aspek pengukuran

Aspek pengukuran dilakukan terhadap kecerdasan emosional berdasarkan pada jawaban responden dari semua pernyataan kecerdasan emosional yang diberikan dengan jenis pernyataan tertutup. Jumlah soal pernyataan kecerdasan emosional sebanyak 28 pernyataan. Skor minimum adalah 1 dalam arti pernyataan sangat tidak


(36)

Presentase untuk menghitung total skor dari setiap kecerdasan responden dalam presentase digunakan rumus:

S = �

� � 100%

Keterangan: S = jumlah skor

x = jumlah jawaban yang benar r = jumlah soal

Sehingga dapat dikategorikan pengetahuan responden sebagai berikut:

1. Baik, apabila responden mendapat skor 76% - 100% dengan jawaban yang

benar 31 – 40 pernyataan.

2. Cukup, apabila responden mendapat skor 51% - 75% dengan jawaban yang

benar 21 – 30 pernyataan.

3. Kurang, apabila responden mendapat skor < 50% dengan jawaban yang benar

10 – 20 pernyataan.

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrument ini diambil dari buku psikologi pembelajaran.

1. Uji Validitas dan Reliabelitas

Uji validitas dan relialibitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputerisasi, setelah dilakukan uji valid ternyata pada tahap pertama ada satu kuesioner yang tidak valid yaitu pada kuesioner intrapersonal, lalu tahap kedua instrument yang tidak valid dikeluarkan, kemudian instrument yang valid di ujikan kembali, dan tahap ketiga kuesioner dikatakan valid dimana nilai reliabel Alpha Cronbach adalah 0,8


(37)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapat izin, kemudian peneliti menentukan data responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah mendapatkan calon responden, peneliti didampingi oleh salah satu staf dosen untuk menemui responden didalam kelas dan menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dan dampak, dan prosedur penelitian serta cara pengisian lembar kuesioner.

Setelah calon responden berdedia untuk menjadi responden maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent). Lalu peneliti kemudian membagikan kuesioner kepada responden, kemudian responden dipersilahkan untuk menjawab semua pernyataan yang telah diajukan oleh penelti dalam bentuk kuesioner dan diberi waktu selama 15 menit untuk mengisi kuesioner dengan menjawab seluruh pernyataan dengan jujur dan sesuai dengan priadi responden. Peneliti mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

Setelah semua prosedur telah selesai dilaksanakan, peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya. Jika ada yang belum diisi peneliti meminta responden untuk melengkapinya pada saat itu juga. Setelah data terkumpul semua dengan lengkap maka dilakukan analisis data.

I. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk


(38)

mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Langkah analisis yang dilakukan adalah secara univariat masing-masing variabel, penelitian ini untuk menilai distribusi frekuensi dan presentasenya, hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel.

Hipotesa akan menggunakan uji Chi-Square, dengan taraf signifikan 95%. Taraf

signifikan (α =0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai probabilitas


(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar di AKBID Sehat Medan 2014. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan Sehat Medan berjumlah 56 mahasiswa.

Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar di akademi kebidanan Sehat Tahun 2014 menggunakan kuesioner yang berisikan 10 pernyataan intrapersonal dan 10 pernyataan interpersonal, 8 pernyataan penyesuaian diri. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, intrapersonal, interpersonal, penyesuain diri dan indeks prestasi mahasiswa akademi kebidanan Sehat Medan Tahun 2014.

1. Analisis Univariat

1.1 Distribusi Karakteristik Responden

Pada penelitian ini didapatkan karakteristik responden yaitu berdasarkan umur responden, mayoritas umur responden adalah 19 tahun sebanyak 34 orang (60,7%).

Tabel 5.1.1

Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Umur Responden di AKBIS Sehat Medan Tahun 2014 n= 56

Karakteristik Frekuensi (F) Persentase (%)

Umur 18 1 1,8

19 34 60,7

20 16 28,6


(40)

1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Intrapersonal

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat pilihan jawaban kecerdasan

emosional mahasiswa didapat bahwa mahasiswa mayoritas menjawab pernyataan intrapersonal tidak setuju yaitu pada sebanyak 35 responden (62,5%), dan minoritas menjawab sangat tidak setuju 1 responden (1,8%).

Tabel 51.2

Distribusi Jawaban Responden Kecerdasan Emosional Berdasarkan Intrapersonal di AKBID Sehat Medan Tahun 2014 n= 56

No Pernyataan Pilhan jawaban Sangat

setuju

Setuju Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

F % F % F % F %

1 Berfikir jernih dalam keadaan tertekan. 1 1,8 17 30,3 35 62,5 3 5,4 2 Untuk meningkatkan kualitas belajar. 20 35,7 34 60,7 1 1,8 1 1,8

3 Belajar dipengaruhi perasaan akan

sukses daripada takut gagal.

21 37,4 31 55,4 3 5,4 1 1,8

4 Percaya diri dalam menggeluarkan

pendapat pada saat diskusi.

9 16,0 44 78,6 2 3,6 1 1,8

5 Usaha memperoleh nilai yang baik

dalam setiap pelajaran.

27 48,2 28 50 0 0 1 1,8

6 Gagal bukanlah akhir dari segalanya. 31 55,4 25 44,6 0 0 0 0

7 Terpengaruh oleh suasana hati dan

perasaan diri.

15 26,7 33 59 6 10,7 2 3,6

8 Saya menyadari kekurangan dan

kelebihan yang ada pada diri saya.

19 33,9 37 66,1 0 0 0 0

9 Pengambilan keputusan, dalam kondisi

dasar.

11 19,6 40 71,4 5 9 0 0

10 Saya terus belajar dan

menggembangkan diri untuk sukses

33 58,9 23 41,1 0 0 0 0

Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, intrapersonal responden dalam kecerdasan emosional menunjukkan bahwa, mayoritas intrapersonal mahasiswa baik yaitu sebanyak 35 responden (62,5 %). Hal ini dapat dilihat dari tabel 5.1.2 berikut:


(41)

Tabel 5.1.2

Tabel Distribusi Frekuensi dan Persentase Kecerdasan Berdasarkan Intrapersonal di AKBID Sehat Tahun 2014 n= 56

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Baik 35 62,5

Cukup 20 35,7

Kurang 1 1,8

1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Interpersonal

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat pilihan jawaban kecerdasan

emosional mahasiswa menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menjawab pernyataan interpersonal setuju, yaitu sebanyak 41 responden (73,2%), dan minoritas mahasiswa yang menjawab pernyataan interpersonal tidak setuju 1 responden (1,8%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.3 berikut:


(42)

Tabel 5.1.3

Distribusi Jawaban Responden Kecerdasan Emosional Berdasarkan Interpersonal di AKBID Sehat Medan Tahun 2014 n= 56

No Pernyataan interpersonal Pilhan jawaban Sangat

setuju

Setuju Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

F % F % F % F %

1 Menjadi pendengar yang baik dan

memperhatikannya.

23 41,0 33 59,0 0 0 0 0

2 Menghargai kemajuan dan keberhasilan

yang diraih orang lain.

16 28,6 37 66,0 3 5,4 0 0

3 Memenuhi janji yang telah saya buat

dengan siapa pun.

16 28,6 38 67,8 2 3,6 0 0

4 Menjalankan amanah dengan penuh

rasa tanggung jawab.

26 46,4 28 50,0 2 3,6 0 0

5 Saya membantu dan menolong orang

lain berdasarkan kerelaan.

27 48,2 29 51,8 0 0 0 0

6 Saya menawarkan bantuan yang sesuai

kepada orang lain dengan senang hati.

14 25,0 41 73,2 1 1,8 0 0

7 Saya senang bergaul dengan

orang-orang dari berbagai macam kalangan.

22 39,2 33 59,0 1 1,8 0 0

8 Saya tidak pernah merasa cemas saat

berbiacara dengan orang yang baru.

17 30,2 30 53,6 9 16,1 0 0

9 Menghargai pendapat meskipun bertent

angan dengan pendapat say.

19 33,9 33 59,0 4 7,1 0 0

10 Saya merasa mampu untuk menjadi

seorang pemimpin.

22 39,2 30 53,6 3 5,3 1 1,8

Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, interpersonal responden dalam kecerdasan emosional menunjukkan bahwa, mayoritas interpersonal mahasiswa adalah baik yaitu sebanyak 34 responden (60,7 %). Hal ini dapat dilihat dari tabel 5.1.3 berikut:


(43)

Tabel 5.1.3

Distribusi Frekuensi dan Persentase Kecerdasan Emosional Berdasarkan Interpersonal di AKBID Sehat

Tahun 2014 n= 56

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Baik 34 60,7

Cukup 21 37,5

Kurang 1 1,8

1.4 Distribusi Responden Berdasarkan penyesuaian diri

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat pilihan jawaban kecerdasan

emosional berdasarkan penyesuaian diri mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab pernyataan penyesuaian diri, mayoritas sangat setuju sebanyak 36 responden (64,5%), dan minoritas sangat tidak setuju 1 responden (1,8%).

Tabel 5.1.4

Distribusi Jawaban Responden Kecerdasan Emosional Berdasarkan Penyesuaian Diri di AKBID Sehat Medan Tahun 2014 n= 56

No Pernyataan interpersonal Pilhan jawaban Sangat

setuju

Setuju Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

F % F % F % F %

1 Menjadi pendengar yang baik. 20 35,7 31 53,3 4 7,2 1 1,8

2 Menghargai kemajuan dan keberhasilan

yang diraih orang lain.

20 35,7 31 53,3 4 7,2 1 1,8 3 Memenuhi janji yang telah dibuat. 28 50 27 48,2 1 1,8 0 0

4 Amanah dipertanggung jawabkan. 17 30,3 36 64,5 3 5,4 0 0

5 Membantu dan menolong orang lain. 10 17,9 34 60,8 12 21,3 0 0

6 Saya menawarkan bantuan yang sesuai

kepada orang lain dengan senang hati.

30 53,6 23 41,0 3 5,4 0 0

7 Saya senang bergaul dengan

orang-orang dari berbagai macam kalangan.

22 39,2 34 60,8 0 0 0 0

8 Cemas saat berbiacara dengan orang

yang baru.


(44)

Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, penyesuaian diri responden dalam kecerdasan emosional menunjukkan bahwa, mayoritas penyesuaian diri adalah baik yaitu sebanyak 29 responden (51,8 %). Hal ini dapat dilihat dari tabel 5.1.4 berikut:

Tabel 5.1.4

Distribusi Frekuensi dan Persentase Kecerdasan Emosional Berdasarkan Penyesuaian Diri di AKBID Sehat

Tahun 2014 n= 56

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Baik 29 51,8

Cukup 27 48,2

1.5 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu penilaian berupa kemampuan nyata tentang kemajuan peserta didik dalam segala hal yang merupakan hasil dari yang telah dicapai individu melalui hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri(faktor internal), maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Salam, 2003).


(45)

Tabel 5.1.5

Tabel Distribusi Indeks Prestasi Mahasiswa di Akademik Kebidanan Sehat Medan Tahun 2014 n= 56

No Responden Indeks Prestasi Kategori

Responden 1 2,98 Memuaskan

Responden 2 3,04 Sangat Memuaskan

Responden 3 2,95 Memuaskan

Responden 4 2,92 Memuaskan

Responden 5 3,48 Sangat Memuaskan

Responden 6 3,58 Dengan Pujian

Responden 7 3,18 Sangat Memuaskan

Responden 8 3,04 Sangat Memuaskan

Responden 9 2,97 Memuaskan

Responden 10 2,96 Memuaskan

Responden 11 3,20 Sangat Memuaskan

Responden 12 3,02 Sangat Memuaskan

Responden 13 3,14 Sangat Memuaskan

Responden 14 3,01 Sangat Memuaskan

Responden 15 2,93 Memuaskan

Responden 16 3,03 Sangat Memuaskan

Responden 17 3,15 Sangat Memuaskan

Responden 18 3,06 Sangat Memuaskan

Responden 19 2,98 Memuaskan

Responden 20 3,18 Sangat Memuaskan

Responden 21 3,18 Sangat Memuaskan

Responden 22 2,98 Memuaskan

Responden 23 3,28 Sangat Memuaskan

Responden 24 3,19 Sangat Memuaskan

Responden 25 3,11 Sangat Memuaskan

Responden 26 2,99 Memuaskan

Responden 27 3,10 Sangat Memuaskan

Responden 28 3,28 Sangat Memuaskan

Responden 29 3,15 Sangat Memuaskan

Responden 30 2,95 Memuaskan

Responden 31 3,11 Sangat Memuaskan

Responden 32 2,97 Memuaskan

Responden 33 3,05 Sangat Memuaskan

Responden 34 3,02 Sangat Memuaskan

Responden 35 3,10 Sangat Memuaskan

Responden 36 2,98 Memuaskan

Responden 37 2,94 Memuaskan


(46)

Berdasarkan hasil indeks prestasi mahasiswa menunjukkan bahwa dari 56 responden yang telah diteliti, mayoritas prestasi belajar mahasiswa sangat memuaskan yaitu sebanyak 32 responden (57,1 %). Hal ini dapat dilihat dari table 5.1.5 berikut:

Tabel 5.1.5

Tabel Distribusi Frekuensi dan Persentase Prestasi Belajar di AKBID Sehat Tahun 2014 n= 56

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Dengan pujian 1 1,8

Sangat memuaskan 32 57,1

Memuaskan 23 41,1

Responden 39 3,07 Sangat Memuaskan

Responden 40 2,92 Memuaskan

Responden 41 2,97 Memuaskan

Responden 42 3,13 Sangat Memuaskan

Responden 43 3,00 Sangat Memuaskan

Responden 44 3,16 Sangat Memuaskan

Responden 45 2,98 Memuaskan

Responden 46 3,18 Sangat Memuaskan

Responden 47 2,90 Memuaskan

Responden 48 2,90 Memuaskan

Responden 49 2,78 Memuaskan

Responden 50 2,92 Memuaskan

Responden 51 3,04 Sangat Memuaskan

Responden 52 2,92 Memuaskan

Responden 53 3,01 Sangat Memuaskan

Responden 54 2,99 Memuaskan

Responden 55 3,19 Sangat Memuaskan


(47)

2. Analisi Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

2.6 Distribusi Tabulasi Silang Berdasarkan Intrapersonal Dengan Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil tabulasi silang, menunjukkan bahwa dari 35 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional intrapersonal baik mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 22 orang (62,9%). Dari 20 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional intrapersonal cukup mayoritas prestasi belajar memuaskan yaitu sebesar 11 orang (55,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2.6 berikut:

Table 5.2.6

Tabel Silang Hubungan Berdasarkan Intrapersonal Dengan Prestasi Belajar di AKBID Sehat

Tahun 2014 n= 56 Hubungan

Intrapersonal Dengan pujian

Prestasi Beajar

Sangat memuaskan Memuaskan

jumlah

f % F % F % F %

Baik 1 2,9 22 62,9 12 34,3 35 100

Cukup 0 0 9 45,0 11 55,0 20 100

Kurang 0 0 1 100 0 0 1 100

Total 1 1,8 32 57,1 23 41,1 56 100

Berdasarkan hasil pengujian hubungan antar kedua variable ini melalui uji chi square, diperoleh nilai X2hitung (3,385) > X2tabel (0,273), serta nilai signifikan (0,496) > α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional intrapersonal dengan prestasi belajar di akademi kebidanan Sehat Medan. Dapat dilihat pada tabel 5.2.6 chi-square tests berikut:


(48)

Tabel. 5.2.6 Tabel chi-square tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3.385a 4 0,496

Likelihood Ratio 4.043 4 0,400

Linear-by-Linear

Association 1.296 1 0,255

N of Valid Cases 56

2.7 Distribusi Tabulasi Silang Berdasarkan Interpersonal Dengan Prestasi Belajar

Berdasarkan penelitian, menunjukkan bahwa dari 34 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional interpersonal baik mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 22 orang (64,7%). Dari 21 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional interpersonal cukup mayoritas prestasi belajar memuaskan yaitu sebesar 12 orang (57,1%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2.7 berikut:

Table 5.2.7

Tabel Silang Hubungan Kecerdasan Emosional Berdasarkan Interpersonal Dengan Prestasi Belajar di AKBID Sehat

Tahun 2014 Hubungan

Kecerdasan Emosional Dengan pujian

Prestasi Beajar

Sangat memuaskan Memuaskan

jumlah

F % F % f % F %

Baik 1 2,9 22 64,7 11 32,4 34 100

Cukup 0 0 9 42,9 12 57,1 21 100

Kurang 0 0 1 100 0 0 1 100

Total 1 1,8 32 57,1 23 41,1 56 100

Berdasarkan hasil pengujian hubungan antar kedua variable ini melalui uji chi square, diperoleh nilai X2hitung (4,419) > X2tabel (0,273), serta nilai signifikan (0,352) > α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kecerdasan


(49)

emosional interpersonal dengan prestasi belajar di akademi kebidanan Sehat Medan. Dapat dilihat pada tabel chi-square tests berikut:

Tabel. 5.2.7 Tabel chi-square tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.419a 4 0,352

Likelihood Ratio 5.084 4 0,279

Linear-by-Linear

Association 2.023 1 0,155

N of Valid Cases 56

2.8 Distribusi Tabulasi Silang Berdasarkan Penyesuaian diri Dengan Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil tabulasi silang, menunjukkan bahwa dari 29 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional penyesuaian diri baik mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 18 orang (62,1%). Dari 27 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional penyesuaian diri cukup mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 14 orang (51,9%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2.8 berikut:

Table 5.2.8

Tabel Silang Hubungan Kecerdasan Emosional Berdasarkan Penyesuaian Diri Dengan Prestasi Belajar di AKBID Sehat

Tahun 2014

Hubungan

Kecerdasan Emosional Dengan pujian

Prestasi Beajar

Sangat memuaskan Memuaskan

jumlah

f % F % f % F %

Baik 1 3,4 18 62,1 10 34,5 29 100

Cukup 0 0 14 51,9 13 48,1 27 100


(50)

Berdasarkan hasil pengujian hubungan antar kedua variable ini melalui uji chi square, diperoleh nilai X2hitung (1,822) > X2tabel (0,273), serta nilai signifikan (0,402) > α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional penyesuaian diri dengan prestasi belajar di akademi kebidanan Sehat Medan. Dapat dilihat pada tabel chi-square tests 5.2.8 berikut:

Tabel. 5.2.8 Tabel chi-square tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1.822a 2 0,402

Likelihood Ratio 2.209 2 0,331

Linear-by-Linear

Association 1.467 1 0,226

N of Valid Cases 56

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian diatas telah diperoleh data yang merupakan keadaan nyata di AKBID Sehat Medan, yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner pada mahasiswa sebanyak 56 oarng. Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan sebagai berikut:

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a) Karakteristik Responden Tentang Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi

Belajar Mahasiswa di AKBID Sehat Medan Tahun 2014

Berdasarkan karakteristik umur, didapatkan bahwa rata-rata umur responden adalah 19 tahun sebanyak 34 orang (60,7%). Menurut Bradbarry & Greaves (2007), tingkat kecerdasan emosi cenderung meningkat seiring usia. Sebagian besar


(51)

hidup mahasiswa dan memiliki kemudahan tersendiri dalam mengelola emosi dan perilaku di saat mereka beranjak tua. Orang pada usia 50 tahun , secara rata-rata memiliki nilai tes yang lebih tinggi 25 persen dibandingkan yang masih berada pada usia 20 tahun.

b). Intrapersonal Mahasiswa di Akademi Kebidanan Sehat Medan

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas intrapersonal baik yaitu sebanyak 35 orang (62,5%).

Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Frenty (2010), menunjukkan bahwa intrapersonal mahasiswa baik. Dalam penelitiannya mengatakan bahwa mahasiswa memiliki intrapersonal yang baik dalam memahami dan mengendalikan dalam aktualisasi diri.

c). Interpersonal Mahasiswa di Akademi Kebidanan sehat Medan

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas interpersonal baik yaitu sebanyak 34 orang (60,7%).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rohmah (2010) menunjukkan bahwa interpersonal mahasiswa baik. Dalam penelitiannya mengatakan bahwa mahasiswa dalam mengenali emosi orang lain, empati merupakan kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosi, dan membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan yang menunjang kerjasama, komunikasi, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.

d). Penyesuaian Diri Mahasiswa di Akademi Kebidanan Sehat Medan

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas interpersonal baik yaitu sebanyak 29 orang (51,8%).


(52)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Frenty (2010), menujukkan bahwa penyesuain diri mahasiwa baik. Dalam penelitiannya mengatakan bahwa mahasiswa mampu untuk menghubungkan antara pengalaman dan kondisi secara objektif. Keluwesan, merupakan kemampuan untuk menyesuaikan emosi, pemikiran dan sikap terhadap perubahan suatu situasi dan kondisi.

e). Prestasi belajar

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui sebesar 57,1% responden diperoleh prestasi belajar yang sangat memuaskan (table 5.1.5 ). Prestasi belajar adalah suatu penilaian berupa kemampuan nyata tentang kemajuan peserta didik dalam segala hal yang merupakan hasil dari yang telah dicapai individu melalui hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri(faktor internal), maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Salam, 2003).

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (factor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Ahmadi &Supriyono, 2004).

Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa mayoritas prestasi belajar mahasiswa AKBID Sehat sangat memuaskan.

b.1) Hubungan Intrapesnal Dengan Prestasi Belajar Di AKBID Sehat

Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui bahwa berdasarkan intrapersonal mayoritas intrapersonal yang baik yaitu sebanyak 35 responden (62,5 %). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 35 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional intrapersonal baik mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 22 orang (62,9%). Dari 20 responden yang menyatakan


(53)

hubungan kecerdasan emosional intrapersonal cukup mayoritas prestasi belajar memuaskan yaitu sebesar 11 orang (55,0%).

Hasil analisis statistik uji pearson chi square P= (3,385), menunjukkan terdapat adanya hubungan yang signifikan antara intrapersonal dengan prestasi belajar mahasiswa (p= > 0,05).

b.2) Interpersonal Dengan Prestasi Belajar Di AKBID Sehat

Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 34 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional interpersonal baik mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 22 orang (64,7%). Dari 21 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional interpersonal cukup mayoritas prestasi belajar memuaskan yaitu sebesar 12 orang (57,1%).

Hasil analisis statistik uji pearson chi square P= (4,419), menunjukkan terdapat adanya hubungan yang signifikan antara interpersonal dengan prestasi belajar mahasiswa (p= > 0,05).

Interpersonal mencakup empati, yaitu: merupakan kemampuan memahami, mengerti, serta menghargai perasaan orang lain. Tanggung jawab sosial, merupakan kemampuan untuk menampilkan diri secara kooperatif, kontributif dan konstruktif sebagai anggota kelompok masyarakat. Hubungan antarpribadi, merupakan kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan yang tercermin dari kedekatan afektif serta keinginan untuk saling memberi dan menerima.


(54)

b.3) Penyesuaian Diri Dengan Prestasi Belajar Di AKBID Sehat

Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 29 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional penyesuaian diri baik mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 18 orang (62,1%). Dari 27 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional penyesuaian diri cukup mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 14 orang (51,9%).

Hasil analisis statistik uji pearson chi square P= (1,822) menunjukkan terdapat adanya hubungan yang signifikan antara interpersonal dengan prestasi belajar mahasiswa (p= > 0,05).

Penyesuaian mencakup pengujian raelitas, yaitu: merupakan kemampuan untuk menghubungkan antara pengalaman dan kondisi secara objektif. Keluwesan, merupakan kemampuan untuk menyesuaikan emosi, pemikiran dan sikap terhadap perubahan suatu situasi dan kondisi. Pemecahan masalah, merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah sehingga mendapatkan dan menerapkan solusi secara efektif.

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini penulis merasa masih banyak keterbatasan yang dihadapi saat pelaksanaan penelitian hingga penyajian hasil. Beberapa kesulitan saat pengumpulan data yaitu keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti serta sulitnya menentukan kelas yang bersedia untuk diteliti.

3. Implikasi Penelitian

Dari hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa intrapersonal, interpersonal, dan penyesuaian diri responden sudah baik, terlihat dari banyaknya responden yang menjawab pernyataan kuesioner dengan jawaban setuju.


(55)

BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang berjudul hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar di AKBID Sehat Medan tahun 2014 yang telah disajikan dalam bab IV dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan karakteristik responden AKBID Sehat rata-rata responden berumur

19 tahun.

2. Berdasarkan tingkat kecerdasan emosional mahasiswa di AKBID Sehat bahwa

dari 56 responden yang telah diteliti, berdasarkan intrapersonal mayoritas intrapersonal yang baik yaitu sebanyak 35 responden (62,5 %). Dan berdasarkan interpersonal mayoritas interpersonal yang baik yaitu sebanyak 34 responden (60,7 %). Dan berdasarkan penyesuaian diri mayoritas penyesuaian diri yang baik yaitu sebanyak 29 responden (51,8 %).

3. Berdasarkan prestasi belajar mahasiswa di AKBID Sehat bahwa dari 56

responden yang telah diteliti, berdasarkan prestasi belajar mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebanyak 32 responden (57,1 %).

Berdasarkan uji analsisis pearson chi square menunjukkan bahwa Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 35 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional intrapersonal baik mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 22 orang (62,9%). Dari 20 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional intrapersonal cukup mayoritas prestasi belajar memuaskan yaitu sebesar 11 orang (55,0%). Dan 34 responden yang menyatakan


(56)

4. prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 22 orang (64,7%). Dari 21 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional interpersonal cukup mayoritas prestasi belajar memuaskan yaitu sebesar 12 orang (57,1%). Dan 29 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional penyesuaian diri baik mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 18 orang (62,1%). Dari 27 responden yang menyatakan hubungan kecerdasan emosional penyesuaian diri cukup mayoritas prestasi belajar sangat memuaskan yaitu sebesar 14 orang (51,9%).

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun beberapa saran yang digunakan untuk meningkatkan intrapersonal, interpersonal, dan penyesuaian diri mahasiswa. Saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk Responden

Agar mahasiswa di AKBID Sehat Medan agar meningkatkan serta mengaplikasikan intrapersonal, interpersonal, serta penyesuaian diri masing-masinng mahasiswa agar mampu mempertahankan dan meningkatkan emosional diri mahsiswa jauh lebih baik lagi pada hal yang psitif.

2. Untuk Pendidikan

Diharapkan untuk dapat melakukan kegiatan belajar mengajar ekstrakulikuler, agar dapat melatih intrapersonal, interpersonal, dan penyesuaian


(57)

diri mahasiswa sehingga dapat membentuk sikap dan prilaku serta emosional mahasiswa jauh lebih baik lagi dilingkungannya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan melakukan penelitian lanjutan tentang hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar dengan metode serta uji analisis yang berbeda sehingga dapat melengkapi hasil penelitian yang telah dilakukan.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. & Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Bradrberry, T dan Greaves, J. (2007). Menerapkan EQ (Kecerdasan Emosional) di

tempat kerja dan ruang keluarga. Jogjakarta: Penerbit think. B.Uno, Hamzah. (2009). Model pembelajaran, Jakarta: Arga.

Goleman, D. (2009). Emotional Intelligence, Mengapa EI lebih penting daripada IQ (Terjemahan : T. Hermaya . Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Gottman, J dan De Claire, J. (2003). Kiat-kiat Membesarkan Anak Yang Memiliki

Kecerdasan Emocional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hartini, N. (2004). Pola Permainan Sosial: Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak. Anima Indonesian Psikological.

Rohmah, Hajar Nur Fathur. (2010). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Askeb 3 Mahasiswa Prodi Div Kebidanan Fk Uns Tahun Ajaran 2009/2010. KTI. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada Perss.

Mulyati. (2004). Kontribusi Minat Baca dan Bimbingan Orangtua terhadap Prestasi siswa Sekolah Dasar.Psikologika.

Nuryanti, Frenty Rohmawati Sukma. (2010). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program studi D IV Kebidanan Jalur Reguler FK UNS Tahun Aaran 2009/2010. KTI. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.

Notoadmojo, soekijo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Qurniyawati, E. (2009). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarpada mahasiswa program studi D IV Kebidanan Jalur Reguler FK UNS tahun ajaran 2008/2009. KTI. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.

Salam, A dan Ada, W. (2003). Pengaruh Intelegensi dan Motivasi Berprestasi

terhadap Prestasi belajar, Taruna Politeknik Ilmu Pelayaran(PIP) Makassar.

Syah, M. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(59)

Suharno. (2009). Evaluasi Pendidikan.LPP UNS dan UNS Press.

Sugiyono. (2008). Metodologi penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Widodo, B. S. (2008). Pentingnya Kecerdasan Emosional dalam Pendidikan.

Widyaningrum, J.& Rahmawati, M. A. (2007). Adversity Intellegence dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal psikologi proyeksi.


(60)

(61)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA MAHASISWA/ CALON RESPONDEN

AssalamualaikumWr. Wb/ Salam sejahtera DenganHormat,

Nama Saya SUCI ANJELITA, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa di AKBID SEHAT MEDAN.

Tujuan peneilitian ini untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa di AKBID Sehat Medan.

Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Bila responden membutuhkan penjelasan , maka dapat menghubungi saya:

Nama : SUCI ANJELITA Alamat : Jl. Karya

No. Hp : 0813 7094 2979

Terima kasih saya ucapakan kapada mahasiswa AKBID sehat yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan responden bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami siapkan.

Medan, mei, 2014

Peneliti


(62)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa. Maka dengan ini saya secara suka rela dan tanpa paksaan mengisi kuesioner yang di berikan peneliti.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014


(63)

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar

No. Responden : ……….(Diisi oleh peneliti) A. Petunjuk Pengisian :

1. Waktu pengisian kuesioner 15 menit

2. Jawablah pernyataan dibawah dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada

kolom yang tersedia yang sesuai dengan diri anda

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak setuju

No Pernyataan Intrapersonal SS S TS STS

1. Saya dapat berfikir jernih dalam keadaan tertekan

2. Untuk meningkatkan kualitas belajar, saya mencari

gagasan baru dari berbagai sumber

3. Saat belajar saya lebih banyak dipengaruhi perasaan

akan sukses daripada takut gagal

4. Saya merasa percaya diri dalam menggeluarkan

pendapat pada saat diskusi

5. Saya selalu berusaha agar memperoleh nilai yang

baik dalam setiap pelajaran

6. Menurut saya kegagalan bukanlah akhir dari

segalanya

7. Sewaktu belajar, saya terpengaruh oleh suasana hati

dan perasaan diri saat itu

8. Saya menyadari kekurangan dan kelebihan yang ada

pada diri saya

9. Setiap mengambil keputusan dan melaksanakannya

saya berada dalam kondisi dasar

10. Saya terus belajar dan menggembangkan diri untuk sukses


(64)

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar

No. Responden : ……….(Diisi oleh peneliti) A. Petunjuk Pengisian :

1. Waktu pengisian kuesioner 15 menit

2. Jawablah pernyataan dibawah dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada

kolom yang tersedia yang sesuai dengan diri anda

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak setuju

No Pernyataan Interpersonal SS S TS STS

1. Saat orang lain sedang berbicara, saya menjadi

pendengar yang baik dan memperhatikannya

2. Saya menghargai kemajuan dan keberhasilan yang

diraih orang lain

3. Saya memenuhi janji yang telah saya buat dengan

siapa pun

4. Saya menjalankan amanah dengan penuh rasa

tanggung jawab

5. Saya membantu dan menolong orang lain

berdasarkan kerelaan

6. Saya menawarkan bantuan yang sesuai kepada

orang lain dengan senang hati

7. Saya senang bergaul dengan orang-orang dari

berbagai macam kalangan

8. Saya tidak pernah merasa cemas saat saya

berbiacara dengan orang yang baru

9. Saya yakin dapat menghargai pendapat teman saya

meskipun bertentangan dengan pendapat saya

10 Saya merasa mampu untuk menjadi seorang


(65)

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar

No. Responden : ……….(Diisi oleh peneliti) A. Petunjuk Pengisian :

1. waktu pengisian kuesioner 15 menit

2. Jawablah pernyataan dibawah dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada

kolom yang tersedia yang sesuai dengan diri anda

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak setuju

No Pernyataan Penyesuaian Diri SS S TS STS

1. Saya dapat menyesuaikan diri dalam setiap situasi

dan kondisi

2. Saya selalu berusaha membaca untuk mengatasi

kekurangan belajar saya bersama teman-teman

3. Saya berusaha menghibur teman saya saat dalam

keadaan sedih

4. Saya mampu beradaptasi dengan baik dalam

lingkungan baru saya

5. Saya menjadi pelopor dalam setiap mengadakan

perubahan pada suatu organisasi pemerintah mahasiswa

6. Saya berhati-hati terhadap orang yang baru saya

kenal

7. Saya selalu berdiskusi bersama teman-teman untuk

mencari solusi dalam memecahkan suatu masalah

8. Saya mencari berbagai cara agar orang lain respek


(66)

(67)

(68)

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Suci Anjelita

Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 16 Oktober 1991

Agama / Suku : Islam / Jawa

Nama Ayah : Wardi

Nama ibu : Fatimah

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Karya II no. 59 Comp. Karang Patumbak Medan

Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri 2 Redelong Aceh Tengah Pendidikan Formal

Tahun 2003 – 2006 : SMP Negeri 1 Bandar Aceh Tengah

Tahun 2006 – 2009 : SMA Negeri 1 Bandar Aceh Tengah

Tahun 2009 – 2012 : D III Akademi Kebidanan IMELDA Medan

Tahun 2013 – 2014

: D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(1)

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Suci Anjelita

Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 16 Oktober 1991 Agama / Suku : Islam / Jawa

Nama Ayah : Wardi

Nama ibu : Fatimah

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Karya II no. 59 Comp. Karang Patumbak Medan

Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri 2 Redelong Aceh Tengah Pendidikan Formal

Tahun 2003 – 2006 : SMP Negeri 1 Bandar Aceh Tengah Tahun 2006 – 2009 : SMA Negeri 1 Bandar Aceh Tengah

Tahun 2009 – 2012 : D III Akademi Kebidanan IMELDA Medan

Tahun 2013 – 2014

: D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(2)

Out put SPSS


(3)

(4)

(5)

(6)