Membuat Sket Penintaan Proses Berkarya

karakter chibi. Berikut adalah perubahan perupaan tokoh Gatotkaca dalam wayang kulit kedalam karakter chibi: Gambar 15. Wayang kulit Gatotkaca kiri dan karakter chibi Gatotkaca kanan. Dokumentasi penulis, tahun 2012

3.2.6. Membuat Sket

Setelah rancangan karakter tokoh cerita dalam komik Banjaran Gatotkaca sudah dibuat, penulis memasuki proses pembuatan sket gambar komik Banjaran Gatotkaca. Membuat sket yang dimaksud penulis dalam membuat komik Banjaran Gatotkaca ini adalah proses membuat gambar rancangan komik dengan menggunakan media pensil. Penulis menggunakan pensil HB dan 2B merek LYRA dalam pembuatan sket. Sedangkan kertas yang digunakan dalam pembuatan sket adalah kertas gambar merek KIKY 50 sheet ukuran A4. Sket yang dibuat dengan menggunakan media pensil nantinya dilanjutkan ke tahap berikutnya untuk dibuat menjadi gambar komik dengan media tinta. Penulis membuat sket secara bertahap, dimulai dengan membuat sket pada tiap chapter-nya kemudian dilanjutkan secara bertahap pada proses penintaan yang juga dilakukan bertahap tanpa harus menunggu seluruh sket gambar komik jadi. Hal tersebut penulis lakukan untuk mengusir kejenuhan dalam membuat sket, karena harus membuat sket sebanyak 70-an halaman. . Gambar 16. Sket pensil komik Banjaran Gatotkaca halaman 12 dan 13. Dokumentasi penulis,tahun 2012

3.2.7. Penintaan

Proses penintaan inking yang dilakukan penulis dilakukan bertahap pada tiap chapter-nya, apabila sket gambar dalam satu chapter sudah selesai dikerjakan maka penulis langsung melanjutkannya ke proses penintaan tanpa harus menunggu semua sket gambar komik selesai dibuat. Hal ini dilakukan karena pada proses penintaan, penulis juga menggunakan waktu tersebut untuk merancang perupaan chapter berikutnya agar berbeda dengan chapter sebelumnya sehingga tidak terkesan monoton. Proses penintaan inking yang penulis lakukan menggunakan media drawing pen dan spidol. Sengaja penulis tidak menggunakan tinta bak dan kuas karena akan lebih sulit dan memakan waktu pada proses pengerjaaannya. Selain itu, kasus yang sering terjadi apabila gambar disimpan terlalu lama dengan cara ditumpuk, tinta bak pada kertas gambar akan mengotori bagaian kertas gambar yang lain sehingga hasil gambar akan terlihat kotor. Oleh karena itu, penulis lebih memilih menggunakan drawing pen dan spidol dengan tinta permanent marker yang sifatnya waterproof tidak luntur. Proses penintaan dilakukan untuk menutup sket pensil agar gambar yang dihasikan menjadi lebih jelas. Proses penintaan dilakukan berulang- ulang. Diawali dengan drawing pen yang berukuran sedang 0,3 untuk memberikan kontur secara global subyek gambar kemudian dipertebal dengan menggunakan drawing pen yang lebih besar 0,5 pada beberapa bagian dalam subyek gambar dengan porsi lebih kecil. Sedangkan untuk mengisi bidang-bidang yang kosong pada panel dan bagian subyek gambar diberi blok warna hitam atau arsiran garis searah dangan drawing pen kecil 0,1 sebagai variasi agar menimbulkan kesan lebih dinamis. Penggunaan garis yang tebal-tipis digunakan untuk memberikan irama pada garis agar tidak terkesan monoton. Hal ini juga dilakukan agar garis yang dihasilkan oleh media drawing pen tampak seperti garis yang dihasilkan dengan media kuas yang berkesan lentur dan lebih dinamis. Pemberian blok warna hitam pada beberapa bagaian panel dilakukan penulis tidak sekadar sebagai variasi saja melainkan demi mencapai efek kedalaman gambar dan menimbulkan efek gambar keluar dari panel sehingga gambar seakan bergerak. Penggunaan blok warna hitam sebagai latar belakang juga akan memberikan efek dominasi pada subyek utama gambar dalam panel sehingga mata pembaca akan langsung tertuju pada subyek utama tanpa harus memperhatikan subyek tambahan lainnya pada beckground. Gambar 17. Sket komik yang sudah ditebali drawing pen dan blok warana hitam. Dokumentasi penulis,tahun 2012

3.2.8. Proses Scanning