tiap halaman komik. Subyek kanan dan kiri dapat dikatakan memiliki bobot visual yang sama sehingga menciptakan keseimbangan asimetris yang dinamis.
Penerapan prinsip proporsi tidak harus berkaitan dengan ukuran yang sesuai dengan keadaan sebenarnya skala. Dalam prinsip proporsi dapat
dilakukan penyimpangan-penyimpangan, namun masih dalam hubungan ukuran yang serasi. Chibi character yang digunakan penulis adalah distorsi dari ukuran
sebenarnya, walaupun terdapat penyimpangan proporsi namun dari ukuran dan bentuk karakter chibi menujukan hubungan yang serasi karena merujuk proporsi
anak kecil, kurcaci atau manusia kerdil yang bersifat imut dan lucu.
4.4.4. Analisis Konten
Dalam Maharsi 2010: 137 – 138, terdapat 5 jenis karakter tokoh cerita
yaitu 1 tokoh protagonis yaitu tokoh yang mewakili kebaikan, 2 tokoh antagonis yaitu tokoh yang mewakili kejahatan, 3 tokoh sidekick yaitu tokoh
yang membantu tokoh protagonis, 4 tokoh kontagonis yaitu tokoh yang membantu tokoh antagonis dan 5 tokoh skeptis yaitu tokoh yang tidak peduli
dengan tokoh protagonis atau bahkan pimpinan tokoh protagonis. Dalam cerita “Kikis Tunggarana” pada chapter 3 juga terdapat berbagai jenis karakter diatas.
Berikut adalah rincian jenis karakter yang terdapat pada komik Banjaran Gatotkaca chapter 3, dimulai dengan tokoh protagonis, antagonis, sidekick,
kontagonis dan skeptis: Karakter protagonis dalam chapter 3 adalah tokoh Gatotkaca yang
mewakili sifat kebenarankebaikan yang patut ditiru oleh pembaca, sedangkan tokoh antagonis dalam chapter ini adalah Prabu Bomanarakasura dan seluruh bala
tentara raksasa Negara Trajutrisna yang mewakili kejahatankeburukan yang tidak patut ditiru oleh pembaca.
Karakter sidekick dalam chapter ini adalah tokoh Prabu Kresna karena membatu tokoh Raden Gatotkaca dalam mengalahkan Prabu Bomanarakasura,
sedangkan tokoh kontagonis dalam chapter ini adalah tokoh Garuda Wilmana karena membantu tokoh Prabu Bomanarakasura dalam penyerangan ke kikis
Tunggarana dan sebagai karakter skeptis dalam chapter ini adalah tokoh Raden Samba dan Dewi Agnyawati yang tidak terlibat langsung dalam peristiwa
penyerangan Kikis Tunggarana. Dalam cerita chapter 3 menceritakan perselisihan antara Raden Gatotkaca
dengan Prabu Bomanarakasura dalam memperebutkan wilayah Tunggarana di perbatasan antara kerajaan Pringgadani dan kerajaan Trajutrisna. Dalam chapter
ini terdapat pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Pesan moral tersebut adalah mengenai keserakahan dan keangkaramurkaankejahatan
yang diwakili karakter Prabu Bomanarakasura, akan selalu kalah dengan kebenarankebaikan yang oleh karakter Raden Gatotkaca.
Raden Bomanarakasura mempunyai sifat serakah, angkara murka dan durhaka pada orang tua. Prabu Bomanarakasura berani melawan pada orang
tuanya yaitu Prabu Kresna, bahkan membunuh adik tirinya sendiri Raden Samba. Sifat-sifat buruk tersebut inilah yang membawa Prabu Bomanarakasura
menemuai ajalnya ditangan ayahnya sendiri Prabu Kresna dan Raden Gatotkaca. Sifat-sifat buruk karakter Prabu Bomanarakasura tersebut tidak patut ditiru oleh
pembaca.
4.5 Karya