2.1.6 Pembentukan disiplin
Pendapat Soegeng Prijodarminto 1994:15-17; 23-24 tentang pembentukan disiplin.
Disiplin terjadi karena alasan berikut ini. 1. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina, melalui latihan, pendidikan,
penanaman kebiasaan dan keteladanan. Pembinaan itu dimulai dari lingkungan keluarga sejak kanak-kanak.
2. Disiplin dapat ditanam mulai dari tiap-tiap individu dari unit paling kecil, organisasi atau kelompok.
3. Disiplin diproses melalui pembinaan sejak dini, sejak usia muda, dimulai dari keluarga dan pendidikan.
4. Disiplin lebih mudah ditegakkan bila muncul dari kesadaran diri. 5. Disiplin dapat dicontohkan oleh atasan kepada bawahan.
Jadi, pembentukan disiplin ternyata harus melalui proses panjang, dimulai sejak dini dalam keluarga dan dilanjutkan sekolah. Hal-hal
penting dalam pembentukan itu terdiri dari kesadaran diri, kepatuhan, tekanan, sanksi, teladan, lingkungan disiplin, dan latihan-latihan.
2.1.7 Pelanggaran disiplin
Menurut Tulus Tu’u 2004:53 menyatakan sebagai berikut. Pelanggaran disiplin dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini:
1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap. 2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan
kurang dimonitor oleh kepala sekolah. 3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.
4. Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.
5. Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implementasi disiplin sekolah.
6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.
7. Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan
mengabaikan tata tertib sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, pelanggaran disiplin terjadi karena sikap dan perbuatan guru kurang bijak dan kurang baik dalam persiapan
mengajar. Guru tidak mampu menguasai kelas dan menarik perhatian siswa pada pembelajarannya. Lalu, sikap dari perbuatan siswa yang
kurang terpuji karena problem dalam diri serta lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk kegiatan pembelajaran.
2.1.8 Penanggulangan disiplin