Strategi Berinvestasi di Bursa Efek

bersangkutan. Secara matematis, nilai intrinsik saham perusahaan adalah sebagai berikut Tandelilin, 2001:245 :

2.1.5. Strategi Berinvestasi di Bursa Efek

Menurut Syahyunan 2005, kunci utama untuk sukses dalam investasi di bursa efek adalah pemilihan strategi yang tepat agar investasi yang dilakukan memberikan hasil yang optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh para pemodal dalam melakukan investasi di bursa efek antara lain adalah : 1. Beli di pasar perdana, jual begitu masuk pasar sekunder Para pemburu agio di Bursa Efek Jakarta berkeyakinan bahwa harga akan naik begitu suatu emisi saham dicatatkan di bursa. Keyakinan itu bukan saja dilandasi oleh data fundamental yang up to date dan akurat yang dimuat dalam prospektus pada saat emisi, tetapi juga karena underwriter biasanya tidak akan membiarkan harga jatuh pada minggu pertama pasar sekunder. Harga penawaran merupakan hasil negosiasi emiten dengan penjamin emisi. Jadi, harga di pasar perdana pada tahap awal pencatatan saham menyangkut secara langsung reputasi underwriter. 2. Beli dan Simpan Pemodal yang yakin bahwa suatu perusahaan akan berkembang dalam jangka panjang, baik karena perusahaan tersebut berada pada growing sector industry atau karena sifat usaha dan produknya yang strategis, dapat melakukan strategi beli dan simpan. EPS Estimasi x g k E D P 1 1 o   Universitas Sumatera Utara 3. Strategi Berpindah Pemodal yang lebih spekulatif cenderung berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain dengan memanfaatkan perbedaan siklus harga individual. Strategi ini mengharuskan pemodal mengikuti gerakan pasar dari dekat setiap saat. Dengan memanfaatkan informasi teknikal, khususnya pada saham-saham yang aktif, pemodal berpindah dari satu saham yang diperkirakan harganya akan turun ke saham yang diperkirakan harganya akan naik. 4. Pilih Saham yang Tidur Mass media cenderung diskriminatif terhadap saham perusahaan yang tidak aktif, terutama perusahaan kecil dan para analis. Kecenderungan ini bisa dimengerti karena saham perusahaan yang tidak aktif, tidak menyangkut minat dan kepentingan orang banyak. Saham yang tidak mendapat perhatian masyarakat pemodal, merupakan saham yang tidur dan cenderung undervalued. Pemodal yang sabar dapat memilih strategi ini walaupun mungkin diperlukan waktu yang cukup lama sampai masyarakat menyadari adanya potensi keuntungan pada saham tersebut. 5. Konsentrasi pada Industri Sebagian pemodal memusatkan perhatiannya pada perkembangan industri tertentu. Mungkin karena ia lebih mengetahui kondisi, mekanisme kerja dari perusahaan yang berada pada industri, trend industri dan sebagainya. Dengan demikian, strategi investasinya adalah memilih saham yang terbaik pada industri tersebut. 6. Belilah Pasar Strategi ini mungkin tidak tepat untuk disebut sebagai suatu strategi. Pemodal yang tidak mampu atau tidak sempat melakukan analisis cenderung mempercayakan Universitas Sumatera Utara investasinya pada trend pasar. Seorang pemodal dikatakan melakukan strategi buying the market apabila ia membagi dananya secara relatif proporsional ke dalam saham- saham yang ada di pasar. Pengertian pasar di sini tidak harus identik dengan seluruh saham yang tercatat, tetapi dapat berupa saham yang tergabung dalam down average atau 500 Standar Poor dan sebagainya. Strategi seperti ini hasilnya gampang dimonitor. Apabila trend pasar menunjukkan kenaikan, maka ia akan meperoleh laba pada tingkat rata-rata pasar. Sebaliknya, apabila trend pasar menunjukkan penurunan, maka ia akan menderita kerugian juga pada tingkat rata-rata pasar. 7. Mutual FundUnit Trust Strategi yang lebih aman bagi pemodal yang belum berpengalaman adalah mempercayakan dananya kepada lembaga professional yang disebut investment trust. Investment trust akan melakukan diversifikasi investasi untuk mencapai tujuan dari pembentukan dana. Intensitas tujuan dari suatu dana bisa berbeda, namun secara umum setiap usaha pembentukan well diversified portfolio secara eksplisit bertujuan memaksimumkan keuntungan pada tingkat risiko tertentu atau meminimumkan risiko dengan tingkat keuntungan yang relatif stabil.

2.2. Penelitian Terdahulu

Nazwirman 2008 melakukan penelitian dengan judul ” Penilaian Harga Saham Dengan Price Earning Ratio PER: Studi Kasus Pada Saham Industri Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dengan metode Price Earning Ratio diharapkan dapat memudahkan investor dalam menganalisis saham. Metode Price Earning Ratio dalam menganalisis saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penilaian Harga Wajar Saham dengan Relative Valuation Techniques PT. Bank Mandiri, Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

3 38 96

Valuasi Harga Wajar Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

2 26 77

PENGARUH KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk.

0 13 1

PENJUALAN SAHAM MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PT BANK PERMATA TBK DAN PT BANK LIPPO TBK

0 0 4

PENJUALAN SAHAM MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PT BANK PERMATA TBK, PT BANK CENTRAL ASIA TBK, PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA TBK, PT BANK NIAGA TBK, DAN PT BANK DANAMON INDONESIA TBK pp0332004

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Saham - Penilaian Harga Wajar Saham dengan Price Earning Ratio pada PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan PT Bank Negara Indonesia, Tbk

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Penilaian Harga Wajar Saham dengan Price Earning Ratio pada PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan PT Bank Negara Indonesia, Tbk

0 0 7

Penilaian Harga Wajar Saham dengan Price Earning Ratio pada PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan PT Bank Negara Indonesia, Tbk

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis - Penilaian Harga Wajar Saham dengan Relative Valuation Techniques PT. Bank Mandiri, Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Penilaian Harga Wajar Saham dengan Relative Valuation Techniques PT. Bank Mandiri, Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

0 0 9